#07- 하트 비트 ( Heartbeat)

62 35 0
                                    


❤️❤️❤️

"Setiap orang punya luka yang tak terlihat, dan kadang, yang mereka butuhkan bukan hanya waktu, tapi seseorang yang bersedia tinggal meski keadaan terasa sulit."

❤️❤️❤️

Matahari pagi mulai menyelinap melalui celah-celah tirai di kamar Baekhyun, memberikan sentuhan keemasan pada ruangan yang semalaman penuh kecemasan. Aroma embun segar pagi tercium samar, bercampur dengan keheningan yang melingkupi rumah keluarga itu. Seo Ae berdiri gelisah di depan pintu kamar, tatapannya tertuju pada Dokter Park, pria paruh baya berseragam putih yang baru saja keluar dari dalam.

"Bagaimana keadaannya, Dok?" tanyanya, suaranya dipenuhi kegelisahan yang mencoba ia sembunyikan. Namun, getarannya terlalu nyata untuk diabaikan.

Dokter Park mendekat, raut wajahnya tenang, tetapi matanya menyiratkan kehati-hatian. Ia menyerahkan selembar kertas resep ke tangan Seo Ae, lalu berkata dengan nada lembut, "Jangan khawatir, dia hanya kelelahan. Pastikan dia cukup istirahat dan minum obat ini sesuai dosis yang saya tulis."

Ia berhenti sejenak, menatap Seo Ae dengan lebih serius. "Namun, ada satu hal lagi. Saya rasa, Anda perlu lebih memperhatikan kondisi emosional Baekhyun. Trauma yang ia alami tampaknya belum sepenuhnya hilang. Saya sarankan untuk segera berkonsultasi dengan spesialis kejiwaan. Itu akan sangat membantu."

Ucapan itu menghantam hati Seo Ae seperti angin dingin di pagi hari. Tangannya gemetar saat menerima resep itu. Napasnya tercekat, namun ia mencoba menjawab dengan suara pelan, "Terima kasih, Dokter Park."

Seo Ae mengantar sang dokter hingga ke depan pintu, langkahnya terasa berat. Ia berpaling dan melihat suaminya, Tae Jun, yang berdiri di ambang ruang tamu dengan raut wajah tegang. Saat mereka saling berpandangan, seolah tak ada kata-kata yang mampu meredakan kecemasan yang mencekam.

"Bagaimana dengan Baekhyun?" tanya Tae Jun, suaranya lebih pelan dari biasanya, mencoba menjaga ketenangan meski dadanya terasa sesak.

Seo Ae menggeleng pelan. "Dia baik-baik saja... tapi," ucapnya terputus-putus, air mata mulai menggenang di sudut matanya. "Sepertinya traumanya kembali. Apa yang harus kita lakukan, Tae Jun? Padahal dia sudah berusaha melupakan semuanya."

Isakannya pecah, membuat Tae Jun mendekat dan menariknya ke dalam pelukan. Ia mengusap punggung istrinya dengan lembut, mencoba menyalurkan ketenangan yang sebenarnya juga tak sepenuhnya ia rasakan.

"Sayang, tenanglah," katanya, berusaha agar suaranya terdengar stabil. "Baekhyun adalah anak yang kuat. Aku yakin dia bisa melewati ini. Kita akan membawanya menemui Dokter Han begitu dia merasa lebih baik. Jangan khawatir, kita akan melakukan segalanya untuk membantunya."

Seo Ae hanya mengangguk dalam pelukan suaminya, air matanya masih jatuh, membasahi pundak Tae Jun. Setelah beberapa saat, ia menarik napas panjang dan menyeka air matanya.

"Baiklah," ucapnya pelan, lalu Tae Jun meraih tangannya. "Sekarang, mari kita lihat Baekhyun," ajaknya.

Di dalam kamar, Baekhyun sudah membuka matanya, meski tatapannya masih terlihat lelah. Tubuhnya bersandar pada kepala tempat tidur, mencoba mencari kenyamanan. Wajahnya yang pucat tampak lebih damai saat melihat kedua orang tuanya masuk.

"Baek, kau sudah sadar?" tanya Seo Ae, duduk di tepi tempat tidur dengan raut wajah yang tak mampu menyembunyikan kecemasan.

Baekhyun menatap ibunya, mengerjap pelan sebelum tersenyum kecil. "Eomma?" sapanya dengan suara serak. "Aku tidak apa-apa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang