#01 - 만나다 ( Meet)

268 95 80
                                    

 ❤ ❤ ❤

"Pertemuan adalah awal baru dari sebuh takdir,yang mana nantinya akan membawamu pada seseorang yang menjadi tujuan akhirmu. "

 ❤ ❤ ❤

 ❤ ❤ ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 ❤ 

❤ 


Pagi itu, langit Seoul terlihat cerah dengan matahari yang bersinar lembut, tetapi suasana hati Kim Chae Eun mendadak berubah drastis setelah sebuah panggilan telepon mengusik paginya yang damai.

"Apa!" Pekik Chae Eun, suaranya hampir menggema di seluruh ruangan.

Di seberang sana, terdengar dengusan kecil dari Seo Hye Bin, sahabatnya yang sudah terbiasa dengan respons berlebihan Chae Eun. "Ya! Tidak usah berteriak seperti itu! Bisa-bisa telingaku benar-benar rusak karena kau. Cepat bersiaplah, kelas dadakan dari Mr. Han akan dimulai pukul 11.00 tepat."

"Iya, iya, maafkan aku. Aku terlalu terkejut saja. Lagipula, masih pukul 10.45 KST. Tenang saja, aku tidak akan terlambat," sahut Chae Eun santai.

Namun, dalam hitungan detik, kesadarannya menyeruak. Matanya melebar saat menyadari kesalahannya.

"Gawat! Aku bisa terlambat!

"Hye Bin-ah, aku tutup dulu ya. Terima kasih atas informasinya. Sampai jumpa di kampus!" Chae Eun menutup panggilan secara sepihak tanpa memberi kesempatan sahabatnya menjawab.

Di sisi lain, Hye Bin mendengus kesal sambil bergumam,"Dasar ceroboh."
Chae Eun bergegas menuju kamarnya di lantai atas, langkahnya terburu-buru seperti dikejar waktu. Ibunya, yang tengah menyiapkan teh di dapur, hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah putri semata wayangnya.

"Pelan-pelan, sayang. Nanti kau bisa terjatuh," seru ibunya lembut.

"Ne, Eomma," jawab Chae Eun dengan suara tergesa, nyaris tak terdengar.

Sesampainya di kamar, ia langsung membuka lemari dan menarik pakaian pertama yang terlihat. Sebuah celana jeans biru, kemeja putih tulang, dan tas cokelat yang sudah lusuh oleh waktu. Namun, ketergesaan selalu membawa malapetaka kecil.

Prang! Bruak!

Denting kaca pecah dan suara barang jatuh menggema dari lantai atas. Ibunya segera berlari ke bawah tangga dengan wajah penuh kekhawatiran. "Kau baik-baik saja, sayang?"

Chae Eun, yang kini sudah berdiri di kaki tangga dengan wajah memerah, tersenyum menenangkan. "Aku baik-baik saja, Eomma."

Sang ibu menghela napas lega. "Syukurlah. Tapi sekarang duduklah sebentar dan makan—"

AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang