Eps 1

37 2 0
                                    

Di dunia ini hanya ada dua pilihan lanjutkan atau berhenti, bagi Xena ia akan memilih untuk membuat jalannya sendiri, yaitu dengan tidak adanya ia di dunia karena ia merasa tidak berguna, dengan kata lain pameran pengganti jika dimainkan dalam sebuah drama. Ia hanya menjalankan dan melihat apa yang terjadi seperti air yang mengalir tanpa tau apa yang akan dikatakan.

Terkadang ia bingung dengan kehidupannya mengapa ia seperti program yang telah dirancang untuk melakukan hal yang sudah terjadwal.

"Mah Xena pergi dulu ya" pamit Xena kepada ayunda sambil menyalaminya

"iya nanti mama pulangnya agak malem, soalnya ada kerjaan yang belom selesai kemaren" ujar ayunda kepada xena

"Tapi nanti sofia mama jemput ya, mama titip sama tante sarah" sambung ayunda. Tante sarah adalah adik kandung ayunda yang sudah memiliki satu orang putri yang bernama zizi.

"berarti sofia bisa main sama zizi dong mah" semangat sofia yang dibalas anggukan oleh ayunda.

"assalamualaikum" putus Xena yang sudah menjadi pendengar yang baik di depan pintu menunggu ibu dan adiknya selesai berdialog.

"waalaikum salam" jawab sofia dan ayunda.

DELWERN HIGH SCHOOL

Yaps, Xena bersekolah di sekolah swasta yang tidak terlalu mahal, sebenarnya ia bisa masuk di sekolah mewah, tapi katanya kalau sekolah dengan orang yang sederhana itu seru. Terlebih peraturannya yang tidak terlalu ketat.

"op" teriak putra yang kini menjelma sebagai sahabatnya Xena

"ngapain pakai op segala, dikata gue lagi parkir" cerocos xena

Kini mereka sedang berada di koridor sekolah, biasanya banyak ciwi ciwi yang lagi gosip di kursi depan kelas, dan melihat langsung partai partai cogan yang lewat di koridor.

"mana si Gevan, tu anak biasanya nongol kek orang tolol" tanya Xena karena ia bingung, biasanya sahabat yang satu ini tidak pernah absen untuk datang terlambat

"gak tau gue, kayaknya motornya mogok, deh" alasan nya kalau bukan motornya mogok pasti emaknya minta antar ke pasar dulu, kata emaknya sih sekalian jalan dari pada naik angkot, lagian si Gevan juga gak merasa dirugikan

"Xen Xen" panggil seseorang dari belakang mereka yang ditangannya sudah ada cappucino cincau

"nah, ini yang kita bicarain dateng" perlahan mereka membalikkan badan dan benar saja kalau itu si Gevan, karena hanya dia yang manggil Xena itu Xen Xen.

"dari mana lo?" tatapan Xena kalau sudah menginterogasi orang itu kayak ibu ibu yang cuciannya di ambil orang.

"dari kantin gue mah, gue dateng dari jam enam" jujur Gevan sambil menyeruput cappucino cincaunya.

"bentar lagi bel, gue masuk dulu ya Xen, Van" pamit putra seperti tidak akan kembali berjumpa.

" gue juga, duluan ya Van" pamit Xena sambil melambaikan tangannya.

Mereka bertiga beda kelas, Xena beruntung memiliki mereka berdua sebagai sahabat, banyak yang julid sama Xena tapi tidak begitu dipedulikan
Yang paling buruk sifatnya itu Xena, yang paling sering bohong itu Gevan, dan yang paling sering nunjukin sikap bego nya itu Putra.

🍅🍅🍅

"sofia, kamu mama antar tempat tante sarah ya, nanti mama suruh kak Xena yang jemput kamu" perintah ayunda yang saat ini sedang menjemput sofia pulang sekolah

"mama yakin kak Xena mau jemput aku?" tanya sofia karena kakak nya ini jarang sekali mau bicara dengannya

"iya kamu tenang aja dia pasti mau kok, lagian kalau nggak di jemput kan bisa bobo di rumah tante sarah"

Arrive My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang