Tok.. Tok... Tok...
'cklek'.
bunyi pintu rumah terbuka dan menampakkan wanita paruh baya sambil membersihkan mulutnya yang tersisa makanan.
" eh ada Xena rupanya, ayo masuk kebetulan kami lagi makan malam" sapa nya dengan ramah. Dia tante sarah, ibu kandung zizi.
"enggak usah tante, tadi sebelum kesini Xena juga udah makan. Sofia nya mana tante?" tolak Xena dengan halus
"udah masuk aja dulu, sekalian kita berbincang bincang" ajak tante sarah
"tapi aku mau pergi tante, kerumah temen aku"
"oh gitu, yaudah deh kapan kapan aja kita ngobrol lagi, tunggu sebentar ya tante panggil sofia nya" tantenya itu langsung masuk kedalam rumah yang lumayan mewah, tonggak rumahnya saja terbuat dari batu alam sepertinya.
Xena menunggu di depan pintu sambil matanya yang terus mengelilingi rumah tante nya itu, dulu ia sering kesini sekedar bantu tente sarah yang lagi ngurus zizi pas kecil, padahal waktu itu sofia juga masih kecil.
Setelah menunggu, akhirnya orang yang ditunggu tunggu keluar juga.
"sofia yuk kita pulang" ajak Xena karena hari sudah pukul delapan.
"yuk kak, tante aku pulang dulu ya, makasih untuk hari ini. Zizi aku titip mainan ku di rumah kamu ya" pamit sofia sambil menyalami tangan tante sarah.
" iya, tapi jangan lupa besok di ambil" kata zizi. Papa nya zizi orang kantoran, jadi paling cepat ia pulang sekitaran jam sepuluh, makanya zizi sering meminta sofia menemaninya.
'duh ni anak lama banget acara perpisahan, gue udah capek diri dari tadi kayak ngambil sembako gratis ' gerutu Xena dalam hati.
"assalamualaikum" langsung saja Xena menyalami tante sarah dan menuju motor sport berwarna putih itu dan menaikinya, diikuti dengan sofia.
Dilihatnya sofia dari kaca spion melambaikan tangannya ke arah tante sarah dan zizi. Selama di perjalanan tidak ada percakapan diantara mereka, hanya deruman motor dan mobil yang berlalu lalang sambil sesekali membunyikan klakson. Sofia pun lebih memilih diam daripada berbicara dan mengalihkan pandangannya untuk melihat jalanan yang padat.
"dek, lo turun sini aja gue mau pergi " ujar Xena ketika sudah sampai di depan gerbang rumahnya.
"iya kak" adiknya sudah tau sifat kakaknya itu hanya mengikuti perintah.
"satu lagi, terserah kalau lo mau ngadu" dengan nada dingin Xena langsung menancapkan motornya ke markas tempatnya balapan. Beda dengan sofia yang melihat kakaknya semakin lama menjauh, ia memang sering mengadu tapi baru kali ini sofia merasa bersalah.
Sofia berjalan memasuki gerbang rumahnya yang menjulang tinggi, diujungnya terdapat kawat kawat yang berbentuk panah dan menghadap ke atas.
"Pak dudung bukain gerbangnya, sofia mau masuk nih" teriak sofia dari celah gerbang rumahnya yang berwarna hitam itu.
"iya, sebentar neng, bapak cari kuncinya dulu" setelah mendapatkan kuncinya penjaga gerbang yang namanya dudung tersebut langsung membuka pagar untuk memberi akses masuk anak majikannya itu.
"sendirian neng?"
"iya pak, kak Xena pergi ke tempat temennya"
Tersadar tidak ada percakapan lagi, sofia masuk ke pekarangan rumah sambil memikirkan apa dia harus memberitahu mamanya kalau kakaknya pergi, tapi apa alasan yang masuk akal.
Sofia mulai menekan bel yang ada di depan rumahnya.Selang beberapa waktu, pintu itu terbuka, menampilkan sosok mamanya yang sedang menelepon seseorang.
"sofia kamu langsung masuk kamar ya, mama dapat telepon dari orang kantor soalnya " ujar ayunda di ambang perbatasan ruang tamu dan teras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrive My Life
General FictionIni cerita pertama yang aku buat jadi kalau banyak kekurangan tolong di kasih tau, kalau misalnya cerita ini mirip sama cerita wp lain cepat kasih tau, supaya gak ada masalah saat pertama kali bikin wp ini, tapi ini cerita hasil pemikiran yang bena...