Eps 3

31 2 0
                                    

"Gue...... Gue..." Xena masih belum memutuskan bagaimana kedepannya, setiap keputusan memiliki resiko yang berbeda. Sahabatnya memang aneh, padahal mereka yang memperkenalkan dunia ini kepadanya, mereka juga yang membuat Xena agar berhenti. Kalau memang ujungnya seperti ini, mengapa ia harus dipertemukan dengan dunia yang kelam dan membuatnya mati kutu seperti sekarang.

"gimana Xen, motor lo gak papa kan?" tiba tiba Kevin datang dari arah dapur.

"G... G... Gak Papa kok motornya" bibir Xena masih bergetar, padahal dia bukan berbicara dengan Gevan maupun Putra.

Menyadari ada hal yang aneh dari Xena, Kevin melangkah sedikit lagi untuk melihat dengan jelas garasi markasnya itu. Dan tepat saat itu juga Xena di tarik paksa oleh Gevan ke luar garasi dan diikuti dengan Putra, sedangkan dari arah belakang Kevin sudah memanggil Xena dan mengejar mereka.

"Xen lo jadi balapan gak, kalau enggak motor lo gue lelang ya" sahut Kevin sambil mengejarnya

"udah ambil aja, nanti dia tinggal beli baru kok" kini putra yang menyahut. Xena masih bisa mendengar suara putra sayup sayup karena tertinggal jauh, ia hanya bisa pasrah kalau keadaan sudah begini. Tidak ada yang berada di pihak Xena, dilihatnya kebelakang putra mengikutinya , gerakan kakinya seperti orang sedang jalan santai. Berbanding terbalik dengan Xena yang berjalan sangat cepat namun tidak berlari.

Kevin langsung memberhentikan langkahnya dan memutar arah untuk kembali ke markas setelah mendengarkan penuturan putra perihal jatuhnya hak asuh motor Xena kepadanya, karena sebelum berlari, Kevin sempat melihat kunci motor Xena masih bertengger di motornya, kalau memang motor itu dijual, bisa kaya Kevin. orang yang nonstop fakir hotspot, bisa pasang wifi di markas sendiri?. Sungguh, pasti teman temannya sangat bangga atas pencapaian Kevin, tak sia sia Kevin melihat Xena di garasi sampai mengejar dan mendapat jackpot yang luar biasa. Kini pikiran Kevin mulai di luar nalarnya.

"van lepasin gak, atau gue bakal rebahan nih" entah kenapa kata kata itu muncul di kepala Xena, ya kalau sedang ditarik begini dan merebahkan badan pasti yang menariknya akan pasrah karena berat, dan efek sampingnya berhenti,pikir Xena.

Tanpa pikir panjang Xena langsung merebahkan badannya dan membuat Gevan terhuyung ke belakang, tapi langsung membenarkan posisi nya. Jika Xena sudah merasa darurat otak nya akan berpikir seperti ini. Jadi Gevan yang sudah tau bibit bobot Xena, langsung mempersiapkan diri agar tidak terkejut kalau Xena tiba tiba melakukan pergerakan yang diluar dugaan.

"Axena rezyln, jangan banyak gaya. Cepet diri atau gue suruh putra buat ambil motor dan langsung ngelindes lo" jiwa psikopat Gevan mulai keluar. Kalau sudah menyebutkan nama Xena dengan lengkap berarti Gevan sudah marah. Tapi apa boleh buat, Xena masih harus tetap balapan.

'semoga putra gak denger, lagian enak juga rebahan disini. Tapi takutnya ada bekas tai yang gue tidurin sekarang, ah bodo amat tinggal mandi bersih bersih.' pikir Xena yang seharusnya dia memikirkan bagaimana bisa lepas, bukannya malah posisi nya sekarang yang sedang terbaring di aspal.

Xena masih tetap pada pertahanannya dan memilih untuk tidak melakukan pergeseran sedikit pun. Tapi tidak juga sampai besok seperti ini terus, setelah merasa keputusan dari kepalanya yang memiliki kecerdasan sebesar biji kemiri. Akhirnya Xena bangkit, sambil membersihkan bagian belakangnya yang terkena kotoran di aspal tadi.

"Gevan please.... Gue pengen balapan. Ini terakhir kok, janji " sambil menampakkan jari kelingkingnya.

"gak boleh" tukas Gevan yang sudah kelelahan menghadapi makhluk setengah jadi sekarang ini.

" udah lah van, biarin aja. Lumayan tontonan gratis, kalau menang jangan lupa traktir" sahut putra dari belakang sambil menepuk pelan pundak Gevan.

Arrive My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang