Hari berlalu begitu saja, hampir setiap hari laki-laki itu mencoba mendekati untuk memperkenalkan dirinya secara resmi, tapi yang anehnya dihari pertama dia memperkenalkan dirinya aku benar-benar tidak mendengarnya seolah-olah memang tidak mau tahu. Sampai suatu hari aku mendapat masalah karena masa lalu di sekolahku.
"Hey kau, gila ya sok cantik pula, baru masuk juga sudah begaya, kau gak tau siapa aku ? enyah kalau masih belum sadar diri", kata kakak kelas yang tampangnya sok sangar.
Aku diam dan tak menoleh kearahnya sedikitpun, bagiku mereka yang seperti itu adalah sampah sekolah yang tak perlu di hiraukan karena jelas sampah harus dibuang ditempatkan karena sampah tidak pernah tau diri harus berada dimana.
Sambil melotot dia berkata "woi kau masih aja belagak, kau pikir dengan kau dipacarin sama dia dulu kau bisa belagak di sekolah ini ya wanita"
"apa tidak ada pekerjaan lain selain datang dan membuat masalah denganku? kau akan menyesal", aku membalas perkataannya sambil menatap tajam balasan matanya.
"udah berani dia ya hahahaha gilak baru kali ini aku ketemu adik kelas gak tau diri dan sok begini, lucu kamu ya, anak siapa kamu berani sama kita? eh aku bilangin ya, Andi itu asik cerita kau aja selama pacaran sama ku, sakit kupingku, apa kau buat sama pacarku hah, kau pikir hebat kali kau ya? ku tampar baru tau kau nanti, nangis adu bapak kau "
aku berdiri sambil mengangkat botol minumku dan ingin berlalu, sayangnya tanganku di tepis dan botol minumku jatuh kelantai, itu membuatku marah.
"oi gila, mau kemana kita belum selesai jangan kau pikir kau bebas disini" mau pergi kemana? sambil mengayun tangan kearah wajahku ingin menamparku.
sayangnya tanganku lebih cepat dan tak sengaja mengenai wajahnya, dia marah dan berlari kearah guru hendak melaporkanku, saat itu aku hanya bisa diam sambil menunggu apa tanggapan mereka.
"bu, aku ditampar anak kelas 1, ni ada bekasnya bu liat" dia berbicara pada guru sambil menunjukkan luka nya
"aku tidak menamparnya, dia berlebihan, dia saja yang terlalu lemah untuk ukuran orang yang ingin menampar orang lain tanpa izin", aku tersenyum kearahnya
"bukankah begitu kakak sayang yang katanya cantik ?
"bedebah kau wanita gila" dia murka.
Selesai dari ruang guru,aku beranjak pergi disaat itu pula dia menghapiriku lagi, ya dia si pencoret kamus.
"kenalkan, aku Candra, kau cantik bahkan saat marah, taukah kau aku menyukaimu dari dulu di bangku Sekolah menengah pertama, sayangnya saat itu kau ada yang punya, sekali lagi kukatakan padamu dengarkan dan lihat aku, aku percaya semua wanita yang kudekati pasti melirik balik dan menerimaku dan kupastikan kamu juga sama"
"aku bukan wanitamu", kataku dan pergi.
dia mengejar dan menghadang sambil berkata padaku
"Lihatlah, kau tersipu, selama ini kau lupa cara melihat orang lain, sama seperti caramu menikmati senja, Jadilah pacarku, kau pasti akan mendengar ultimatum cinta yang tak pernah kau dengar sebelumnya, dariku" Candra tersenyum dan pergi.
YOU ARE READING
Ketikan Lensa
RomantizmLensaku adalah tentang waktu dan isinya, jika kau bosan dalam perjalanan titik penyambung garis milikmu, jelajahi galaksi imajinasiku siapa tahu kau akan bertemu dengannya saat menjelajah waktu yang sama bersamaku dalam ketikan lensa.