"Aku suka hujan, karena hujan itu kamu"
-nara
Happy Reading
Tangerang, 20 Desember 2006
Gemericik air hujan turun perlahan membasahi kota tangerang. Orang-orang yang sedang berlalu lalang di jalan pun segera meneduhkan tubuhnya agar tidak basah terkena hujan. Kota yang awalnya padat dilalui masyarakat seketika lenyap, digantikan oleh keadaan sunyi senyap. Senyum sang surya tampaknya telah digantikan oleh tangisan awan hitam diatas sana. Beberapa orang lebih memilih berada didalam rumahnya, berkumpul dengan keluarga nya sambil ditemani segelas minuman hangat di cuaca dingin seperti saat ini. Namun hal itu tidak berlaku pada seorang gadis kecil berumur 5 tahun yang malah asyik bermain dibawah guyuran air langit yang semakin deras menjatuhkan dirinya ke bumi. Ia berlarian kesana kemari , kemudian menghentikan larinya, merentangkan tangannya dan menengadahkan kepala nya menghadap sang langit. Ia mengernyitkan dahinya ketika tetes demi tetes air itu jatuh ke muka nya.
"Naraa, udah main hujannya sayang. Nanti kamu sakit." Teriak seorang wanita cantik dari teras rumah memanggil gadis kecil itu dengan nama Nara.
"Bental maa, nala masih pengen main ujan ujanan. Nala kan pake jas ujan, Nala ga bakalan cakit kok." Balas gadis cantik mungil itu dengan cadel.
"Yaudah mainnya disitu aja ya jangan jauh-jauh. Mama tunggu kamu disini." Balas Nina pasrah , gadis kecilnya itu sangat keras kepala seperti dirinya.
Setelah sang mama menjawab demikian, nara melanjutkan bermain airnya. Nara suka hujan. Ketika orang lain memilih untuk membenci hujan, maka hal itu tidak berlaku bagi Nara, gadis mungil itu merasa sangat bahagia ketika rintik demi rintik air langit itu mulai menetes. Entahlah, ia juga tidak tau apa penyebab nya.
Srekkk.... Srekkkk....
Nara mengernyitkan dahi nya lucu. Suara itu terdengar jelas ditelinga mungilnya. Namun ia hanya menghiraukan nya. Ia melanjutkan kegiatannya bermain hujan
Srekkk.. Srekkkkk....
Sekali lagi suara itu terdengar. Nara mulai curiga. Semak semak cantik yang awalnya diam itu mulai ada pergerakan. Perlahan Nara mendekati semak itu. Nara tidak takut. Semakin mendekat, hingga akhirnya...
"Haloo." Sapa anak laki-laki berumur 6 tahun itu sambil tersenyum lebar
"Kamu siapa? Ngapain kamu disini?" Tanya Nara yang merasa asing dengan anak laki-laki itu. Kemudian anak laki-laki itu menyodorkan tangan nya ke depan tubuh Nara. Nara yang tidak mengerti pun hanya membiarkannya tanpa membalas uluran tangan anak laki-laki itu.
Anak laki-laki itu melihat tangannya yang hanya dianggurkan gadis kecil di depannya, kemudian ditariknya tangan mungil itu untuk bersalaman dengannya.
"Nama aku Bagas, kamu siapa? " Tanya anak laki-laki itu
"Nama aku Nala, kok aku ga pelnah tau kamu ?" Tanya Nara masih dengan cadelnya
"Oh mungkin namanya Nara." Batin Bagas
"Iya aku baru pindah kesini, itu rumah aku yang warna biru." Jelas bagas
"Kamu kenapa kok main hujan-hujanan sendiri? Nanti kamu sakit lo." Tanya bagas pada gadis mungil itu
"Nala suka hujan. Lagian Nala pake jas ujan. Ga bakalan cakit." Jelas Nara
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Wira
Teen FictionMungkin orang - orang banyak yang tidak percaya kalau cinta pandangan pertama itu ada, tapi lain halnya dengan yang dirasakan dengan seorang gadis yang baru saja masuk dibangku perkuliahan. Seorang gadis berusia 18 tahun yang baru menginjak bangku...