Happy Reading!
Adzan ashar tengah berkumandang, dua orang gadis berhijab maroon dan army meletakkan kertas karton yang tengah dipegang keduanya. Satu desahan kecil lolos dari mulut keduanya.
"Huftt,"
"Udah ashar nih si. Sana lo sholat dulu. Gue mau lanjutin gunting karton nya," Ucap Nara pada sisi. Hari ini kebetulan ia sedang datang bulan, jadi ia tidak menunaikan kewajiban sholatnya.
"Mukenah gue ada di gantungan tuh. Buruan sana, syuhh....syuhhh," Lanjutnya sambil mengayunkan tangan seperti mengusir anak ayam.
"Iya ustadzah, ini baru mau berangkattttt," Ujar sisi sambil menekankan perkataannya.
Nara yang melihat kekesalan sisi hanya terkikik geli. Matanya menatap sisi yang masuk ke dalam kamar mandi di kamarnya, kemudian beralih menatap kertas karton berwarna coklat yang berserakan di atas karpet di depannya.
Tangannya mulai memotong karton sesuai pola yang sudah sisi bentuk diatasnya. Hari sudah mulai sore, biasanya setelah sholat dzuhur tadi, ia selalu melakukan hobinya. Ya! Rebahan. Akan tetapi demi kelancaran kegiatan pra-PKKMB yang diadakan kampusnya, ia rela mengorbankan waktu rebahan nya.
Beruntungnya mereka berdua tergabung dalam satu pleton yang sama. Jadi waktu PKKMB mereka bisa tetap bersama dalam suka maupun duka, asekkkk.
"Siappp!!!!" Ucapnya sambil mengangkat kedua buah karton berbentuk lingkaran.
Nara masih sibuk akan aktifitas nya bermain ponsel, kemudian beralih menatap sisi yang sudah mengenakan mukenah. Setelah itu, ia mulai sibuk kembali dalam aktifitas mengotak-atik ponsel berlogo apel digigit ditangannya. Kali ini jari-jari tangannya tidak bekerja keras, hanya menggeser keatas dan kebawah di atas layar ponselnya.
Ting!
Satu notifikasi masuk mengalihkan perhatian Nara dari scrolling IG nya. Ia menatap notifikasi yang baru masuk, rupanya itu dari grup line camaba politeknik jaya bangsa. Calon kampus tempat ia menimba ilmu. Jarinya beralih menekan notifikasi. Alangkah terkejutnya ia ketika membaca isi dari chat tersebut.
"SUMPAH DEMI APA?!" nara berteriak membuat sisi yang tengah melepas mukenah terjengit kaget.
"APASIH KUTIL?!" sisi ikut berteriak.
"Lo cepetan deh, buka grup camaba! Cepetan si cepetan!!!" Ujar nara tak sabar.
Dengan malas sisi mengambil ponselnya dan melakukan seperti apa yang nara katakan. Matanya membulat sempurna setelah membaca isi chat grup tersebut.
"Apa-apaan anjir!! Udah hampir sore gini mana kering kalau nge cat karton. Gila nih panitia ngelawak!" Seru sisi.
"Yaudah deh yuk kita ke toko bangunan beli cat. Mumpung masih ada waktu nih" Ujar nara, tangannya dengan gesit mengambil Sling bag, kemudian berjalan menuju garasi diikuti sisi.
-------_-------
"Putih tulang apa putih salju nih?" Tanya sisi, kedua tangannya memegang dua buah kaleng cat berwarna putih.
"Lah mana gue tau, di redaksi kan suruh cat putih gitu doang," Balas nara.
"Coba deh lo tanya ke kakak pendamping ra," Ucap sisi dengan nada menyuruh.
Nara menatap sisi dengan sinis, namun ia tetap menjalankan perintah dari sisi. Tangannya mengutak-atik aplikasi WhatsApp nya guna menghubungi kakak pendampingnya.
Ting!
Satu notifikasi masuk ke ponsel nara.
"Putih tulang si, nih yang ini nih," Ujar nara setelah membaca pesan dari kakak pendamping nya
Sisi menganggukkan kepala, lantas memberikan kaleng cat berwarna putih tulang kepada kasir untuk membayar. Kemudian mereka berdua segera pulang ke rumah nara, lagi.
-------------_--------------
"Ini nyampurinnya perbandingan berapa sama berapa sih ra?" Tanya sisi pada nara, tangannya menunjukkan 2 barang berbeda jenis ke hadapan nara.
"Lah mana gue tau, gue kan calon petani milenial, bukan kuli bangunan," Jawab nara tak santai.
"Oy bujank, gue tanya doang sih. Au ah gelap," Sisi menatap nara dengan wajah yg di imut-imut kan.
"Yaudin sih sans, gausah cemberut gitu. Gue jijik liat muka lo di imut-imutin," balas nara sambil bergaya ingin muntah, "campurin aja sih, pokoknya sampe rada cair, tapi jangan cair banget," Lanjut nara.
Sisi menganggukkan kepala tanda paham. Tangannya dengan telaten mencampur larutan tinner ke dalam gelas aqua yang diisi cat berwarna putih tulang.
"Gue ambil dulu karton nya," Ucap nara sambil berlalu menuju kamarnya.
Sisi yang tengah sibuk mengaduk cat hanya menganggukkan kepalanya lagi. Tak lama kemudian, nara datang membawa dua buah karton berdiameter 40cm.
"Nih si, mana kuas gue? Keburu magrib nih," Tanya nara sambil menyerahkan satu buah karton kepada sisi.
"Tuh atas motor," Balas sisi
Nara mengambil kuas lalu mulai mengecat karton nya. Ia tidak yakin jika besok karton nya akan kering. Memang benar-benar menyebalkan senior nya itu!
::::::::::::::::::::::::::::::
30mnt kemudian
"Alhamdulillah, akhirnya selesai ya Allah," Ujar nara heboh. Ia dan sisi tengah sibuk meregangkan otot leher dan punggungnya yang pegal-pegal karena terlalu lama jongkok.
"Aduhh nih punggung gue serasa mau pindah," Nara lagi, heboh lagi hmmm-author.
"Alay banget lu, ngechat do'i kaga dibales-bales aja lu sans aja. Masa giliran ngecat karton aja cape," Jawab sisi"Hujat aja gue, hujat terossss," Muak, Nara muak dengan temannya satu ini.
Sisi hanya tertawa geli menatap muka masam Nara.
"Emm, Kira-kira besok kering ga tuh si? Kalo ga kering gimana dong? Au ah salah panitia juga, siapa suruh ngelawak sore-sore, ga lucu lagi. Ishh males, tau ah gue mau makan. Ayo makan si buruan,"
Ucap Nara yang tanpa jeda tersebut membuat sisi melongo. Beberapa detik setelah berucap, Nara melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan sisi yang termenung sendirian ditemani langit jingga didepan garasi.
"OY JOMBLO! BUNUH AJA NIH GUE, BUNUHHHHHHH!!!!!" Teriak sisi yang merasa kesal. Dengan malas, kakinya ia langkahkan menuju rumah milik sahabatnya tersebut.
HALOOO EPRIBADIII
I'M COMEBACK NIH, ADA YANG KANGEN GAA?LAMA BANGET AING HIATUS HIKS :')
NEXT PART BAKALAN LEBIH SERU. UDAH MAU MASUK KE INTI NIH HIHIHIKASIH SEMANGAT DONGGGG :((
BEBERAPA BULAN INI AUTHOR LAGI CAPE BANGET BANYAK KEGIATAN. SAMPE MALES MO NULIS HIKSSS, SEDIHHH 😭😭JANGAN LUPA VOTE AND COMENT NYA YA GUYSSS. SALAM SAYANG DARI AUTHOR YANG KECE INI 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Wira
Novela JuvenilMungkin orang - orang banyak yang tidak percaya kalau cinta pandangan pertama itu ada, tapi lain halnya dengan yang dirasakan dengan seorang gadis yang baru saja masuk dibangku perkuliahan. Seorang gadis berusia 18 tahun yang baru menginjak bangku...