Two.

14 5 8
                                    

You know you're in love when you can't fall asleep because reality is finally better than your dreams
~

~~~~~~~

"Saya sudah selesai" ucap Carol dengan lantang.

"Bukankah kau terlalu percaya diri nak? Ini adalah salah satu soal tersulit sepanjang masa" ucap Miss Natalie sombong

"Diamlah dan koreksi pekerjaanku" ucap Carol yang sungguh kesal dengan perlakuan wali kelasnya ini. "Berani sekali kau berkata seperti itu pada gurumu" ucap Miss Natalie tersinggung

"Asal kau tahu, aku sudah kehilangan respect sejak pertama kaki kau merendahkanku" ucap Carol dengan senyuman liciknya

"BERANINYA KAU ANAK KECIL-" ucapan Miss Natalie terpotong oleh tamparan keras dari sang ketua kelas.

"Mohon maaf miss, tetapi saya ditugaskan untuk segera bertindak fisik apabila anda kehilangan kendali" suara itu mengejutkan Carol yang hanya bisa terdiam di tempatnya

Shaun Prayoga, itulah nama lelaki blasteran Inggris-Indonesia dihadapan Carol itu. Lelaki bertubuh tinggi dan rambut hitam legam serta baju yang terkesan berantakan itu tengah diperhatian seluruh orang yang berada dalam kelas.

"KAMU KIRA AKU PEDULI? MENYINGKIRLAH SUPAYA AKU BISA MEMBERI ANAK KURANG AJAR ITU PELAJARAN" ucap Miss Natalie berapi-api

"ANSEN! BANTU AKU!" seruan Shaun membangunkan orang yang sedari tadi tertidur di belakang kelas

'Oh, namanya Ansen' batin Carol

"Apa apaan ini?" Tanya Ansen yang kebingungan melihat keributan di depan kelas

"Dia lepas kendali lagi. Murid baru ini yang menjadi targetnya. Hentikan dia sebelum ia terluka" ucap Shaun yang terkesan tegas. Tanpa berkata, Ansen langsung menarik tangan Miss Natalie dan menyeretnya keluar kelas. Anehnya, tidak ada oramg yang kaget atau heran dengan perlakuan kedua orang itu terhadap guru wali kelas mereka.

"Maafkan dia. Tidak biasanya ia hilang kendali seperti tadi" ucap Shaun meminta maaf mewakili wali kelasnya

"Jelaskan saja apa yang terjadi" ucap Carol setengah kesal "Sebenarnya tanpa bantuanmu pun aku bisa menghabisinya dengan mudah"

"Aku tahu, Carol, tetapi kau akan mendapat masalah bila melakukan itu. Dan akan saya jelaskan mengapa Miss Natalie bersikap seperti itu. Tetapi tidak disini. Teman-teman, kalain boleh istirahat duluan, aku mau ngomong bentar sama Carol" ucap Shaun diakhiri dengan senyuman yang manisnya melebihi gulali (maapkan author yang halu sangat)

"Emm, Shaun? Masih ada 20 menit lagi lho kalo liat jam?" Tanya salah satu siswa disitu

"Ahh, udahlahh, gapapa. Kalo ditegur bilang gue aja. Ntar gue yang jelasin" ucap Shaun dengan senyuman sejuta watt. Dengan itu, semua anak berhamburan keluar kelas. Setelah kelas sepi, Shaun mengajak Carol duduk di salah satu kursi di kelas mereka

"Udah, geli gue dengernya kalo elu ngomongnya pake bahasa baku gitu" ucap Carol. "Haha, kan elu anak baru, ga enak kalo pake bahasa kasual. Trus yang tadi, gue minta maaf ya, emang dulu miss Nat sering tiba tiba ngamuk ga jelas alesannya apa" jelas Shaun panjang lebar

"Makanya, gue sama bocah ini disuruh jagain dia biar ga lepas kendali kayak tadi" ucap Shaun

"Sering?" Tanya carol singkat. "Apanya?" Shaun menanyakan kembali. "Ya kejadian kayak gjni lah bego" ucap Carol ketus

"Ya maaf, kan gue ga ngerti. Ya, ga sering sering banget sih-" ucapan Shaun terpotong oleh suara seseorang dari depan pintu

"Udah, gausah bohong. Sering kejadian kayak gini. Banget" ucap seseorang yang ternyata adalah Ansen yang barisan kembali dari ruang kepala sekolah

Lelaki berambut cokelat terang dan berparas sungguh tampan itu kemudian berjalan mendekati mereka.

"Makanya, elu harusnya berterimakasih sama kita. Kalo kita ngga disini, mungkin sekarang elo udah rebahan di uks benuh luka" ucap Ansen sombong

"Tanpa kalian pun aku ga bakal luka luka" ucap Carol dengan tatapan tajamnya yang ditujukan pada pemuda tampan itu

"Udah, gausah berantem. Lagian lu ga capek apa habis ngebanting August tadi pagi?" Ucap Shaun diselingi kekehan kecil

"HAH? AUGUST DIBANTING SAMA ANAK PENDEK NAN CUNGKRING INI?" ucap Ansen tak percaya

"August?" Tanya Carol tidak mengerti

"Lho? Yang tadi pagi lu banting. Yang ngerangkul elu tiba-tiba itu" ucap Shaun dengan nada heran

"Oh" jawab Carol super duper singkat

"Shaun! Laper nih, gue ke kantin duluan ya" ucap Ansen sambil memegangi perutnya

"Lu ga ikut?" Tanya Shaun kepada Carol

"Ga ada uang" ucap Carol sambil berjalan ke tempat duduknya

"Yaudah. BYE!!!" ucap Shaun heboh seperti biasa

*Skip pulang sekolah

"DOR!!"

"THE HELL??" Carol berteriak kaget dan memutar tubuhnya untuk melihat siapa yang berani mengagetkannya. "What the hell Shaun?" Ucap Carol kesal

"Lu keliatan sedih, yaaa, gue kagetin deh" ucap Shaun dengan senyuman jahilnya

Bugh!

Satu jitakan telah dihadiahi oleh Carol untuk Shaun. Shaun mengaduh lalu kembali tertawa

"Yuk pulang!" Ucap Shaun ceria

"Kita ngga tinggal bareng" ucap Carol sambil berjalan cepat kearah gerbang. Sialnya, Shaun dengan mudahnya

"Ya, I know" ucap Shaun yang terdengar lelah. "I mean,  gue anter lu pulang trus baru deh, gue pulang. Masa gitu aja ga tau? Kayak lu ga pernah punya temen aja" ucap Shaun bercanda

Plak!

Satu tamparan mendarat dengan sempurna di pipi Shaun

"Emang kenapa kalo gue ga pernah punya temen? Mau ngejek? Ejek aja! Gue ga peduli lagi! Elu sih enak! Banyak temen, ga pernah sendiri!" Carol yang tiba tiba tersulut emosi berteriak pada Shaun yang hanya bisa berdiri diam sambil melihat punggung Carol yang semakin menjauh

'Gue salah apa lagi Ya Tuhan'













































TBC

Halo gaes

Author bucin is bek

Btw, JANGAN LUPA VOMMENT YA PARA MASYARAKAT WP

Sekian

Tq

Selamat bertemu di chapt. Selanjutnya..

Peace✌

Sacrifice for LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang