20 february 2020
bismillah dulu ges...
Btw, ini bukan gs-! (Noren)•••
Hari demi hari Renjun lewati. Terkurung dalam penthouse mewah bersama beberapa bodyguard dan pelayan yang berjaga.
Namun, bersarang di tempat mewah bukan berarti ia mendapatkan perlakuan yang layak. Dipuja-puja seperti ratu, tidak. Kebanyakan orang akan memandang betapa bahagia dan beruntungnya sosok Renjun karena dipinang oleh si tampan kaya raya seperti Lee Jeno, namun realita berkata lain.
Setiap pagi hari, Jeno tidak membiarkan pelayannya yang menyiapkan air mandi, pakaian, dan sarapan untuknya. Dengan alasan Renjun adalah Isterinya maka dari itu Jeno lebih terlihat seperti memperbudak Renjun untuk melakukannya. Jeno kerap kali mencari-cari kesalahan Renjun dan berakhir menyiksa lelaki manis dan malang itu. Sudah seperti konsumsi sehari-hari bagi Renjun untuk ditampar, dipukul, diinjak, bahkan ditendang oleh Jeno.
Beberapa pelayan memandang kasihan dan bodyguard seringkali bergerak apabila melihat Tuannya melakukan kekerasan kepada Renjun hanya karena kesalahan kecil, tetapi Jeno tidak segan memberhentikan pekerjaan siapapun yang berani menghalanginya untuk menyiksa Renjun. Seperti beberapa minggu lalu, Jeno memecat dua orang pelayannya karena membantu Renjun mengobati luka bekas pukulan Jeno di sudut bibirnya.
Renjun hanya bisa meratapi nasibnya. Ia tidak berani melawan, mungkin jika ia melawan maka Jeno tidak segan-segan membunuhnya. Renjun hanya berharap dibalik penderitaannya kini, suatu saat ia akan dipertemukan lagi dengan Jisung. renjun hanya berharap hal ini hanya sementara, ia percaya ini hanya halangan sementara bagi hubungannya dan Jisung.Renjun harus melalui ini semua demi Jisungnya.
Renjun sedang duduk di meja makan, baru usai menyiapkan makan malam dan membuatkan segelas kopi untuk suaminya. Bagaimanapun juga, ia sudah bersumpah dihadapan Tuhan, dan sumpah kepada Tuhan itu bukan hal main-main. Maka dari itu Renjun tetap melaksanakan kewajibannya sebagai seorang isteri, namun mengapa Jeno tidak?Usai menata makanannya, Renjun menanti kehadiran Jeno di sofa depan.
Renjun memandang kearah jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Ia tidak tahu Jeno akan pulang selarut ini, ataukah dia lembur. Saat Renjun menanyakan pada beberapa pelayan, mereka hanya menyahut tidak tahu.
Ting.
Pintu lift terbuka, Renjun berdiri dari sofanya dan melangkahkan kakinya menghampiri Jeno yang melangkah masuk kearahnya. Renjun menyambut lemparan jas kerja Jeno dan melepaskan dasi sang suami, kemudian Renjun menyerahkannya kepada beberapa pelayan. Renjun mengekori Jeno yang berjalan menuju pantry.
"Kau tidak mau mandi? Mandilah dulu, aku akan memanaskan makanannya." ucap Renjun pelan saat Jeno sudah sampai di pantry dan mengambil segelas air dan meneguknya sampai habis.
"Memanaskannya katamu?" Jeno berujar tidak suka.
"Y-ya kufikir kau akan pulang seperti jam biasa Jen, ternyata kau pulang lebih larut. Makan malammu sudah di—"
PRANG!
Renjun terkejut saat Jeno membanting gelas kaca di genggamannya ke lantai sehingga serpihannya berhamburan kesana kemari bahkan ada yang mengenai kaki mulus Renjun.
"Aku lapar dan ingin makan tapi kau mau memanaskan makanannya? Itu menjijikkan! Kau fikir makanan itu masih bagus jika kau panaskan ulang, hah?! Kenapa kau tidak tanya dulu kapan aku akan pulang, lembur atau tidak, apa gunanya aku membelikanmu ponsel mahal brengsek, dasar bodoh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destinació || Noren [Remake]
Fanfiction[Remake From Panwink 'Destinacio' by. Jiiihooneyy] "Aku akan membuat mu bertekuk lutut padaku atas apa yang pernah kau lakukan padaku, brengsek" - Huang Renjun "Dan kau sendiri akan terjebak dalam permainan yang kau ciptakan, manis" - Lee Jeno - Pe...