Tes program pertukaran pelajar tinggal esok hari. Siswa yang telah mendaftarkan namanya akan mengikuti tes tersebut pukul delapan pagi. Sementara siswa lain diperkenankan tidak hadir ke sekolah.
Daniel memeluk Bella erat. Matanya berbinar mengharapkan keberhasilannya esok hari. Bella pun mengusap lembut kepala suaminya.
"Aku yakin kamu bisa." Ucapnya.
"Aku gugup, Bel."
"Kenapa gugup? Semua latihan soal-soal bisa kamu kerjakan kok."
"Kalau aku lolos, kamu yakin baik-baik aja dirumah sendirian?"
"Ini kan buat kamu dan aku, aku bisa jaga diri dengan baik kok. Kamu tenang aja, aku bisa main ke rumah Mama nanti." Jelas Bella meyakinkan pria yang tengah menggenggam tangannya erat.
"Aku janji hanya 3 bulan, Bel. Aku akan buat bangga kamu setelah ini."
Bella mengangguk mengerti. Ia menepuk lembut punggung Daniel, Daniel pun memejamkan matanya.
***
Daniel dan Bella berangkat ke sekolah bersama. Hari ini mereka tak berpisah di tengah jalan. Mereka tak takut kepergok dengan guru atau siswa lain di sekolah.
Sepanjang perjalanan, Bella tak henti-hentinya mengusap bahu Daniel dengan lembut.Setibanya mereka di sekolah, Daniel segera bergegas ke ruang ujian, sementara Bella pergi ke ruangannya.
"Bu Bella.." Panggil seseorang dari arah belakangnya. Bella pun menoleh.
"Oh, Pak Mario." Ujarnya.
"Saya dititipkan ini untuk Bu Bella." Ujar Mario memberikan kalung panitia.
"Oh iya, terima kasih Pak."
"Ibu ikut mengawas di ruang 5 kan?"
Bella mengangguk.
"Sama dengan saya, Bu. Tapi sayangnya Daniel berada di ruang 4."
"Oh begitu. Enggak masalah, justru biar Daniel lebih konsen kan Pak." Balas Bella terkekeh.
"Ibu Bella sudah memikirkan segala hal?" Tanya Mario lagi.
"Tentang Daniel?"
Mario mengangguk.
"Sudah. Bagaimana pun, Daniel harus mengejar cita-citanya. Saya harus mendukungnya."
Mario tersenyum mendengar jawaban Bella. Kemudian mereka masuk ke ruangan masing-masing.
***
Siswa-siswi mendengar arahan dari Kepala Sekolah melalui speaker disetiap ruang ujian. Waktu yang diberikan hanya 2 jam yang akan di mulai 5 menit lagi.
Ujian pun di mulai.
Beberapa terlihat tegang dan percaya diri menghadapi ujian yang tengah berlangsung.
Masing-masing dari mereka berharap yang terbaik untuk hasilnya nanti.Tak terkecuali Daniel. Ia terlihat percaya diri saat membaca satu per satu soal-soal yang tertera. Dan tak membutuhkan waktu lama, ia segera membubuhkan jawaban pada lembar jawabannya. Seperti tak ada kesulitan yang ia temukan sejauh ini.
Meski baginya ini amat beresiko untuk kehidupan percintaannya, tetapi Daniel ingin membuat Bella dipandang baik oleh kelurga Daniel. Entah apa yang dipikirkan Mamanya saat ini karena mulai menyalahkan Bella atas pernikahan mereka.
***
Ujian telah usai. Siswa dan siswi membubarkan diri dari ruangannya masing-masing.
Daniel pun ikut keluar dari ruangannya dan berniat menemui Bella di ruang 5.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Adorable Teacher
RomancePunya pacar seorang guru tampan? Ah, sudah biasa. Kalau punya istri seorang guru cantik dan cerdas, baru luar biasa. Sebuah kisah seorang siswa laki-laki bernama Daniel yang berusia sembilan belas tahun, jatuh hati pada guru ekonominya yang berusia...