Part 8

960 43 7
                                    

Suasana sekolah pagi ini sedikit riuh. Siswa dan siswi kelas 12 bergantian melihat papan pengumuman hasil tes seleksi pertukaran pelajar ke Amsterdam.

Dua orang perempuan berteriak dengan senang melihat namanya tertulis dalam selembar kertas tersebut. Siswa dan siswi lain pun ikut senang, bahwa salah seorang temannya berhasil melenggang ke Amsterdam selama tiga bulan.

Melihat nama Daniel berada dalam daftar tersebut, Fera segera berteriak saat ia melihat Daniel menghampiri kerumunan papan pengumuman. Fera menepuk-nepuk bahu Daniel seraya menyelamatinya.

Daniel pun memastikan bahwa namanya benar-benar ada dalam daftar, ia bernafas lega bahwa usahanya tidak sia-sia.

"Keren banget lo, Niel. Gue salut." Ucap Fera.

Seperti Fera, beberapa siswa dan siswi disana pun ikut menyelamati 'senior' mereka. Mereka sama sekali tak menyangka bahwa perubahan Daniel akhir-akhir ini membuahkan hasil.

Namun ada saja yang tak suka melihat Daniel berhasil. Mereka tidak percaya bahwa keberhasilan Daniel adalah usahanya sendiri. Kedeketannya dengan Bella membuat mereka yakin bahwa kelulusan tes Daniel karena ada campur tangan dari Bella.

***

"Bu Bella, sudah lihat hasil pengumuman? Daniel lolos, Bu." Sapa Bu Erna saat Bella memasuki ruang guru.

"Benarkah, Bu?" Tanya Bella kembali memastikan.

"Benar, Bu."

Bella bernafas lega, ia sangat bersyukur mengetahui Daniel lolos. Ia tak menyangka bahwa Daniel benar-benar serius dengan tekadnya. Meski rasa gundahnya tak dapat ia sembunyikan, tapi Bella harus bersikap baik-baik saja di depan suaminya. 

***

Daniel, Andara dan Setya adalah tiga orang siswa yang berhasil mengikuti program pertukaran pelajar di Amsterdam selama tiga bulan lamanya. Setelah tiga bulan program tersebut selesai, mereka dapat kembali ke tanah air untuk mengikuti ujian akhir di sekolah. 

Kepala sekolah dan para guru memberikan beberapa nasihat dan petuah kepada mereka sebagai bekal selama belajar di negeri orang. Pihak sekolah berharap bahwa para siswa tersebut memberikan yang terbaik untuk sekolahnya. 

Setelah pengarahan diberikan, Daniel dan kedua temannya meninggalkan ruangan Kepala Sekolah dan bergegas bersiap-siap karena mereka akan segera berangkat esok hari pukul 09.00 pagi. 

Bella tersenyum melihat Daniel yang baru saja keluar dari ruangan Kepala Sekolah, kemudian mereka pergi ke parkiran mobil dan segera pulang. 

***

Daniel tengah menyiapkan beberapa buku yang ia butuhkan selama berada di Amsterdam, sedangkan Bella menyiapkan pakaian Daniel dan memasukkannya ke dalam koper. 

"Kaos kakinya kamu lebihin ya sayang, takut dingin." Ucap Daniel pada Bella  yang membelakanginya dan hanya Bella jawab dengan deheman. 

"Sayang?" Panggil Daniel. 

Tak ada jawaban dari Bella, ia pun tak menoleh ke arah Daniel. Tiba-tiba suara segukan terdengar. Daniel segera bangkit menghampiri Bella dan memeluknya dari belakang. 

"Hey, hey, kamu kenapa nangis?" Tanyanya.

"Ahh, aku ngga mau sendirian tanpa kamu." Ucap Bella, kini tubuhnya berbalik, ia memeluk Daniel erat dan menangis dalam pelukannya. 

"Aku kira kamu akan fine-fine aja dari tadi, aku perhatiin kok nggak ada ekspresi sedihnya aku mau pergi?" Ledek Daniel sambil mengusap kepala Bella lembut. 

My Adorable TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang