Part 11

1.4K 45 14
                                    

Pernyataan Mario membuat Nia dan Ferry kompak dibuat keheranan, terutama Bella. Ia sungguh tak menyangka kalau Mario bisa memiliki pikiran seperti itu.

"Apa maksud kamu, Mario?" Tanya Ferry.

"Tidak mungkin kan kalau Bella dibiarkan seperti ini? Orang-orang akan berpikir yang tidak baik, karena Bella hamil tanpa didampingi suaminya."

"Lalu kamu akan menjadi suami pura-pura Bella di sekolah?" Tanya Ferry kembali.

"Iya Pa. Hanya sementara, setidaknya hingga Daniel lulus sekolah. Aku tidak keberatan."

"Mas, tapi.."

"Mama setuju, dari pada Bella harus menanggung sendirian, lebih baik  didampingi. Memang mungkin kalian saja yang seharusnya menikah, bukan Daniel." Ujar Nia tiba-tiba. Tak ada raut wajah bahagia yang tersirat melihat anak menantunya tengah mengandung cucunya.

Bella terbungkam. Mulutnya tertutup rapat. Hatinya merasa sakit saat kehamilan yang ia tunggu, justru diabaikan.

"Ini semua demi Bella dan Daniel, Pa, Ma."

"Tapi kamu tetap harus tahu batasannya, Mario. Jaga perasaan adikmu, bagaimana pun juga Bella adalah istrinya Daniel. Jangan sampai membuat Daniel cemburu padamu." Ujar Ferry menasehati.

"Iya Pa. Mario tidak akan melebihi batas."

"Dan inget, jangan beritahukan ini sampai Daniel selesai masa studinya 3 bulan ini." Tambah Nia.

Mario mengangguk. Bella pun akhirnya menyetujui saran dari Mario untuk menjadi suami pura-puranya menggantikan Daniel.

"Karena itu cucu Mama juga, kamu harus jaga kesehatan, Bella. Mama tidak mau bayi dalam kandungan kamu itu bermasalah. Kalau sampai terjadi sesuatu, kamu yang pertama kali Mama salahkan." Ujar Nia sambil beranjak dari tempatnya dan berlalu.

***

Mario mengantar Bella ke supermarket untuk membeli beberapa kebutuhan yang diperlukan Bella sebagai ibu hamil.

Mario terlihat sangat antusias membelikan semua yang dilihatnya untuk keperluan Bella. Bella tersenyum melihat tingkah Mario yang berlagak seperti suami siaga di depan banyak orang.

Air mata Bella tumpah, ia teringatkan sosok Ayah sang bayi. Ia membayangkan apakah Daniel akan melakukan hal yang sama seperti Mario saat ini?

"Ah aku sepertinya sudah harus menikah, aku suka mendampingimu, Bella. Bella, kenalkan 1 orang yang mirip denganmu, ya?" Pinta Mario saat memutar badannya ke arah Bella dan mendapati Bella tengah mengusap air matanya.

"Kamu kuat, Bella. Kamu perempuan yang hebat. Aku tau ini berat, tapi aku janji akan menggantikan Daniel sementara, kamu bisa mengeluh dan meminta bantuan apapun. Oke?" Ucap Mario mengusap kepala Bella dengan lembut.

Bella mengangguk patuh. Ia menghela nafas dan berjalan kembali beriringan dengan Mario.

***

Ibu Erna meminta Aurel untuk mampir ke rumah Bella menitipkan dokumen yang di minta Bella padanya. Sebelumnya Bella meminta mengirimkan via kurir online saja agar tidak merepotkan Ibu Erna.

Namun karena rumah Aurel berdekatan dengan Bella, Ibu Erna pun berinisiatif.

Aurel menurut, ia menerima titipan itu. Rencana untuk hangout dengan teman-temannya pun harus ditunda sebab Ibu Erna meminta harus di antarkan segera.

Adira, Aurel, Amanda dan Karin pun datang ke rumah Bella dengan mobil Karin.

"Blok C nomor 137 berarti yang di ujung tuh." Ujar Aurel mengarahkan pada Karin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Adorable TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang