Part 9

1K 44 8
                                    

Mario mendapati Bella tengah mengunci pintu ruang kerjanya dengan membawa beberapa file di tangannya. Ia menghampiri dan membantu membawakan file-file tersebut. 

"Eh Pak Mario." 

"Bawa kerjaan ke rumah, Bel?"

"Iya Pak, mumpung lagi nggak banyak kerjaan juga di rumah."

Mario mengangguk. 

"Bapak kesini ada keperluan apa?"

"Jemput kamu. Saya bawa mobil tuh." 

"Jemput saya?" 

"Iya, kenapa? Saya nggak enak tiba-tiba kamu tadi nggak pulang bareng sama Mama Papa, jadi memutuskan untuk ambil mobil terus mampir kesini." 

"Oh. Nggak apa-apa kok, saya emang mau kesini, jadi nggak bisa bareng Mama Papa karena beda arah. 

"Iya sih, makanya saya jemput. Yuk.." 

Bella mengangguk setuju. 

***

Nia berkumpul dengan teman-teman arisannya yang berjumlah 8 orang di sebuah restoran mewah di Jakarta Pusat. Karena minggu lalu Nia yang mendapatkan arisan, ia pun mengatakan akan menntraktir seluruh teman-temannya hari ini. 

Tentu saja hal itu disambut meriah oleh yang lain. Mereka juga tahu bahwa hari ini anak Nia baru saja berangkat ke Amsterdam karena berhasil lolos seleksi untuk pertukaran pelajar. 

Nia boleh berbangga hati dihadapan teman-temannya. Membawa anak pada kesuksesan merupakan kebanggaan tersendiri bagi para orangtua. 

"Tuh Nia, itu harusnya sudah menjadi bukti, bahwa menikah tidak menjadi halangan bagi Daniel untuk sukses." Ujar temannya. 

"Iya sih, Daniel bisa membuktikan. Tapi tetep aja aku sih nggak bisa kalo umur segini aku udah harus jadi nenek." Sahut temannya Nia yang lain. 

***

Seorang perempuan mengenakan dress abu memperhatikan sekumpulan ibu-ibu arisan yang ada di sebrang tempat duduknya. Ia mengenali Nia sebagai orangtua Daniel. Ia juga menangkap beberapa obrolan mereka. Dia Adira, teman satu kelas Daniel. 

Adira sedikit terkejut mendengar pernyataan teman-teman Nia yang mengatakan bahwa Daniel tengah menikah. Ia pun berusaha mendengarkan lebih jauh mengenai pernikahan Daniel. 

Tiba-tiba teleponnya berbunyi. Adira segera menjawab panggilan itu. 

"Ya, kamu dimana?" 

"Cepat pergi dari sana, istriku disana." 

"Ma.. maksudnya?"

"Para ibu-ibu dihadapanmu itu ada istriku salah satunya. Cepat pergi!"

Adira membulatkan matanya, ia segera menutup wajahnya dengan tas di tangannya. Adira pun segera pergi dari restoran tersebut tanpa ia tahu siapa perempuan yang menikah dengan Daniel. 

***

Bella membuka pintu kamarnya, untuk pertama kalinya Bella menempati ruangan itu sendirian. Seketika air matanya menetes, ia mulai merindukan Daniel. Ia merindukan sosok yang selalu membantunya keluar dari segala macam kegundahan hatinya selama ini. 

Tanpa Daniel, Bella merasa hampa. Ia sangat mencintai suaminya itu. Meski hari-harinya kini dirasa semakin berat. Ia ingin kehidupan pernikahannya berjalan dengan normal seperti layaknya kehidupan rumah tangganya yang lain. Menikah, punya anak, saling menjaga satu sama lain. 

Ini terasa berbeda. 

Ditambah, Bella merasa bahwa ibu mertuanya mulai tak menyukai hubungannya dengan Daniel. Seolah ibu mertuanya ingin menjauhkan Daniel darinya. 

My Adorable TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang