Mario mengantarkan Bella pada ruang spesialis kandungan untuk memastikan dugaannya.
Bella terlihat gugup, meski Mario menguatkannya. Beban yang akan ia alami membayangi pikirannya, terlebih tak ada Daniel di sisinya. Entah apa yang harus ia lakukan jika dugaan Mario benar saat ini ia tengah mengandung buah hatinya dengan Daniel.
"Nyonya Bella." Panggil perawat dari ruangan. Bella segera beranjak dari duduknya dan memasuki ruangan tersebut.
Mario meminta tolong untuk menjaga Bella pada perawat yang bernama Emma itu.
"Mario.." Panggil Lissa, rekan kerjanya.
"Oh, hai Lissa."
Lissa nampak terkejut melihat Mario berada di depan ruangan obgyn.
"Siapa...,"
"Itu adik ipar aku."
Tanya Lissa terpotong karena Mario segera menjawab pertanyaannya.
"Oh. Kok panik gitu sih mukanya?"
"Entah. Aku juga nggak ngerti kenapa aku tiba-tiba panik."
"I see. Kamu takut keduluan yaa, masa adik kamu udah nikah, kakaknya belum?" Goda Lissa.
"Lissa, bisa bantu cek ke dalam apakah Bella hamil atau tidak?"
Dahi Lissa berkerut, tak pernah sebelumnya ia melihat Mario sekhawatir itu, Mario tipikal orang yang santai menghadapi apapun, pun saat bertemu dengan penyakit pasien yang gawat.
"Would you please kindly help me?" Ujar Mario kembali memohon.
"Ah oke oke, aku ke dalam. Apapun harapanmu pada hasilnya, berdoalah yang terbaik."
Mario mengangguk setelah mengucapkan terima kasih.
***
Bella terperangah mendengar jawaban dokter kandungan bernama Rima.
Lissa pun turut senang mendengar pernyataan rekan kerjanya itu. Namun Lissa kembali mengerutkan dahi, ia tak tahu apa yang harus diucapkan, sebab antara Mario dan Bella seperti tak nyaman dengan kenyataan bahwa Bella benar-benar sedang mengandung.
"Usia kandungan Ibu Bella saat ini memasuki 4 minggu, jadi selamat ya, Bu."
Bella tersenyum getir, entah harus bersyukur atau tidak. Meski sesungguhnya ia amat bersyukur bahwa di rahimnya kini terdapat janin yang ia harapkan.
"Jika Ibu berkenan, nanti perawat akan membantu membuat jadwal kunjungan kesini. Saya harap Ibu menjaga kandungan dengan mengasup makanan yang sehat dan bergizi seimbang. Untuk vitamin saya sarankan Ibu rutin mengkonsumsinya ya, karena tekanan darah Ibu rendah sekali. Minta bantuan suami untuk turut bekerja sama menjaga Ibu dan Bayinya." Tutup Dokter Rima.
***
Lissa membantu Bella setelah keluar dari ruangan. Ia mengantarkan Bella pada Mario yang menanti cemas di ruang tunggu.
"Apa hasilnya?" Tanya Mario pada kedua perempuan itu.
"Bella hamil."
Mario menarik nafas. "Bel?"
Bella mengangguk meyakinkan.
"Oh my God." Mario memeluk Bella tiba-tiba.
Bella pun terkejut.
Tak terkecuali Lissa. Merasa situasinya tak memungkinkan untuk bertanya lebih jauh, Lissa pamit pergi untuk dinas terlebih dahulu.
Mario segera melepaskan pelukannya, "Sorry Bel, aku khawatir tadi. Jadi inginmu bagaimana? Bahagiakah atau justru..?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Adorable Teacher
RomancePunya pacar seorang guru tampan? Ah, sudah biasa. Kalau punya istri seorang guru cantik dan cerdas, baru luar biasa. Sebuah kisah seorang siswa laki-laki bernama Daniel yang berusia sembilan belas tahun, jatuh hati pada guru ekonominya yang berusia...