Chap 6 [ Setan ] Pengganggu

7.4K 418 48
                                    

Suara bantingan pintu kamar yang terdengar dihentak kuat membuat dua orang yang berada di ruang keluarga terlonjak kaget. Terlebih bagi bayi lucu yang kini sudah memasuki usia satu bulan yang berada di alam gendongan Mamanya. Karena terkejut, sang bayi yang tadi tertidur anteng jadi terbangun, suara tangisnyapun terdengar kencang.



" Iyaa sayang... Husstt.. Kaget ya.. Uhh kasihan anak Mama.... Cup..cup Ya... " Ve membuka buru-buru kancing bajunya untuk memberi Aqila Asi. Sebelum melihat apa yang terjadi, Ve harus menenangkan Aqila dulu. Kemudian melihat kelakuan sang anak sulungnya, bukannya baru pulang sekolah, ucapkan salam atau apa gitu. Malah membanting pintu kamar. Mana kenceng pula, kalau engsel pintunya rusak, gimana?
Bener-bener anaknya itu.



Setelah Aqila tenang, walau sekarang tidak jadi tertidur, Ve melangkahkan kakinya menuju kamar Axelle. Membuka pintu kamar melihat sang anak bersila di atas ranjang sembari melipat kedua tangannya di atas dada, bahkan pipinya terlihat mengembung kesal. Tas di lempar ke sembarang arah. Ve mengernyit, ada apa gerangan? Ve masuk lebih dalam kekamar Axelle. Duduk di pinggir ranjang, tangannya terangkat menoel-noel pipi Axelle yang mengembung.



" Duhhh, udah berapa banyak kuaci yang di simpen disini nih... " Ve menggoda sang anak, tapi Axelle tambah mendengus kemudian menggerakkan kepalanya kesana-kemari untuk menghindarkan toelan-toelan yang di lakukan oleh Ve pada pipinya. Ve jadinya malah terkekeh sendiri.



" Kenapa sih? Pulang sekolah malah cemberut aja, kayak orang nahan buang air besar ..Lalu itu kenapa Tasnya di lempar-lempar gitu? Taruh yang bener sana "



" Mammaaaa ihhh... Orang lagi kesel ini lohh Maaa... Kakak sedang kesalllll... " Adu Axelle, bahkan tangannya udah gerak-gerak kesana kemari mengekspresikan bagaimana ia memenag tengah sangat kesal.



" Iya kenapa? Supirnya telat jemput? "



" Bukan?? "



" Pensilnya di ambil lagi? "



" Bukan? "



" Ada Pr yang sulit? "



" Ihhh bukan Mamaaaaa... Tau ahh... Mama tidak akan mengerti urusan laki-laki... "



Ucapan dari Axelle tentu saja membuat kerutan di dahi Ve tercetak sempurnya. Astaga anaknya ini sepertinya hasil didikan dari Papanya nih. Axelle ini masih kelas satu SD. Bicaranya kayak anak seumuran 17 atau 18 tahun.



Kalau udah begini, Ve cuma bisa hela nafas. Gak mau ikut campur, akhirnya memutuskan untuk keluar kamar Axelle saja. Karena bagi Ve, keselnya Axelle tuh kek buih minuman soda yang di tuang ke gelas. Ya gitu, cepet ilang, gak beberapa menit juga nanti normal lagi tu anak, ga bakal ngambek-ngambek lagi.



Axelle melihat pintu kamarnya yang sudah di tutup sang Mama. Kemudian membaringkan tubuhnya. Bibir yang terus di kerucutkan, ngedumel-ngedumel kesal. Menyumpah nyerapi seseorang.



Kalian penasaran kenapa?



Jadi gini...




Flashback



Axelle terlihat bersandar di tembok gerbang sekolah sambil makan jajanan sekolah yang dia beli tadi di tukang jajan yang sering mangkal di luar sekolah. Walau sudah di larang sama Ve atau Eza untuk jangan suka jajan sembarang, Axelle cuma iya-iya doang, tapi faktanya, masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

Saat ini Ia tengah menunggu jemputannya. Sambil ngelihat ke sana-kemari, melihat teman-temannya yang lalu lalang pulang sekolah. Tanpa sengaja, matanya mengelihat seseorang yang berdiri di sebuah dagangan yang tidak jauh dari tempat Axelle nunggu jemputannya. Cengiran sumringah langsung menguar saat tau siapa itu. Dengan hati berbunga-bungan Axelle nyamperin.

BALADA EZA FAMILY'S [ Complete✔ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang