[02] : E

2.8K 322 9
                                    

Happy Reading !!

Hinata tidak bisa mengantisipasinya, saat pada akhirnya kucing hitam itu menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya.
Uchiha Sasuke menjilat lehernya sebelum menancapkan taring tajam yang membuat Hinata meringis menahan sakit, rasa nyeri yang menjalar di seluruh tubuhnya, berakhir dengan lelehan air mata yang jatuh di pipinya.
Matanya terpejam erat, dengan telapak tanhan mencengkram kain jas yang dikenakan lelaki itu.
Tangan Sasuke mengukungnya, menahan pinggangnya saat merasakan tubuh Hinata yang bergetar menahan tangisnya.

Sasuke menjauhkan wajahnya dari leher Hinata dengan tidak rela, melepaskan rasa manis yang baru pertama kali di cecapnya.
Sasuke tidak pernah merasakan darah yang semanis ini sebelumnya, tidak pernah merasakan sesuatu yang mendesak seperti ini.
Hinata menarik kebuasan tersembunyi dalam dirinya, hingga membuat Sasuke tidak bisa menghentikan dirinya sendiri untuk tidak kembali menjelajah leher Hinata dan menancapkan taringnya yang setajam belati.

"Kenapa darahmu sangat manis ?"

Hinata menggeleng dengan mata terpejam, masih merasakan nyeri yang membuatnya terisak pelan.

Tidak pernah terpikir dalam otak kerdilnya, jika ia akan menjadi tawanan untuk seorang vampir tampan yang kaya raya dengan status ningrat dalam namanya.
Uchiha Sasuke, bungsu Uchiha yang menjadi pewaris utama untuk Uchiha Empire yang meliputi berbagai aspek sentral di pemerintahan.

"Buka matamu, Hinata." Suara dalam aksen lembut yang memintanya dengan elusan di kedua pipinya yang memerah dan basah akibat bekas air mata yang jatuh disana.

Membuka matanya dengan perlahan, mendapati Sasuke yang hanya memberi jarak sejengkal diantara mereka.
Lelaki asing tidak tau diri yang menarik dan memaksa Hinata untuk masuk ke dalam hidupnya yang penuh misteri.
Hinata tidak mengenal lelaki itu sebelumnya, tidak pernah berurusan dengan Uchiha Sasuke sebelumnya, hingga lelaki itu mendadak muncul dalam kesehariannya.

"Kau adalah milikku, hanya milikku, Eve."

Kecupan lembut yang mendarat di bibirnya, elusan pada puncak kepalanya dan senyum tipis menawan dari lelaki di hadapannya.
Sasuke menariknya hingga jatuh diatas ranjang empuk bersprei bunga, masih terlalu gugup hingga tidak berani melakukan apapun untuk menolaknya.
Hinata tidak memiliki kemampuan sebesar itu untuk memberi penolakan pada Sasuke dan segala pesona magis yang mampu melumpuhkan sistem kerja otaknya.

"Tidurlah, kau akan sibuk besok."

Menarik selimut hingga batas pinggang, memeluk Hinata erat dengan kepalanya yang menyeruak masuk ke leher Hinata, mencium aroma menenangkan dan menggoda yang menjadi candunya.
Sasuke tidak akan melepaskannya, Hinata hanya akan menjadi miliknya.

Gadis itu adalah takdirnya, seseorang yang akan bersamanya dalam keabadian.
Sejak pertama kali bertemu dengannya tanpa sengaja, Sasuke tidak pernah bisa mengenyahkan suara lembut itu dari otaknya, tatapannya yang penasaran dan aroma darah yang begitu membuatnya tergoda untuk segera menancapkan taringnya di leher putih tanpa noda.
Hinata berbeda dengan kebanyakan orang, dan rasa penasarannya pada sesuatu yang magis itu membuat Sasuke tidak bisa berhenti untuk terus mengawasinya selama 10 tahun ini.
Memastikan tidak ada atensi lain yang bisa merebut perhatian Eve nya.
Sebenarnya, Sasukelah yang membuat Hinata terus diliputi rasa penasaran selama ini, dirinya yang dengan sengaja membuat Hinata untuk menemukannya segera.

Mengecup leher Hinata dengan hati-hati, rasanya masih belum terpuaskan dahaga dalam dirinya yang begitu menuntut untuk segera dituntaskan.
Tapi, Sasuke harus menahannya saat ini, merasa kasihan pada gadis cantik yang nampak lelap dalam buaiannya.
Tersenyum dengan lembut di wajah tampan itu, Sasuke akan membawanya dalam keabadian yang kekal sepertinya.
.
.
.
Vote please ❤❤

RED MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang