Happy Reading !!
Saat akhirnya Hinata tau, dia hanya bisa menghela napas saat mendengarkan cerita tentang dirinya di masalalu.
Menyadari satu hal yang sangat mutlak dalam kepalanya, alpha pack Uzumaki Naruto adalah lelaki bajingan. Fikss, Hinata menghakimi lelaki itu."Bagaimana dia bisa membuangku dan memilih bersama anak penyihir itu ? Aishh ... dasar bajingan."
Hinata mengomel dengan wajah jengkel, sebagai komentar pertama yang dikatakannya atas sesuatu yang di kisahkan Sasuke mengenai masalalunya.
Sejujurnya, Hinata merasa miris pada dirinya di masalalu.
Tentang bagaimana ia yang memilih membunuh dirinya sendiri hanya demi seorang lelaki.
Ouhh ... itu sedikit memalukan untuknya pribadi."Itulah bodohnya Naruto." Sasuke menyahut dengan sangat santai.
Mengangguk setuju. Saat Hinata memikirkannya lagi, Naruto memang bodoh.
Tapi Hinata juga bodoh sebenarnya, atau hanya karena dirinya yang terlalu baik sehingga kebodohan itu tersembunyi.
Entahlah, Hinata tidak yakin dua-duanya.
Menyangga dagunya dengan wajah serius, mengabaikan Sasuke yang kini memperhatikannya dengan raut jengkel.
Meski Hinata sempat menjadi begitu bodoh dan salah pilih di masalalu, ia tidak akan melalukan hal yang sama.
Ah, tidak !! Maksudnya, kebodohan yang sama untuk kedua kalinya."Karena itu kau membunuhnya ?"
"Hnn, aku memang membunuhnya."
"Ckk, jahatnya. Seharusnya aku yang berhak membunuh lelaki sialan itu. Eishh .."
Dengan spontan, Hinata mengangkat tangan dan memukul kepala Sasuke yang kini tersenyum lebar saat mendengar perkataannya.
Hinata tidak jauh berbeda dari sebelumnya, entah saat dirinya menjadi Eve atau menjadi manusia seutuhnya.
Dan sekarang, Hinata masih tinggal di mansion besar Uchiha, karena Mikoto memaksanya tetap tinggal disana.
Untuk saat ini, Hinata akan menurutinya, tapi nanti ia juga akan tetap pulang ke rumah kecilnya, mungkin mengajak Sasuke juga."Sasuke, menyingkir dariku. Aku mau bertemu Megumi."
Menuding sambil mendorong tubuh Sasuke agar menjauh darinya, lelaki itu sangat mirip dengan bayi besar yang tidak mau lepas dari ibunya.
Menggeleng keras, masih mengeratkan pelukannya sebagai tanda penolakan.
Terhitung sejak masa kebangkitan yang menyakitkan untuk Hinata, Sasuke benar-benar berubah menjadi lelaki menjengkelkan yang manja.
Sasuke sangat memalukan, anggap saja begitu."Uchiha Sasuke, lepaskan aku."
Hinata memberi tatapan tajam dengan suara rendah yang penuh ancaman, sekali lagi tidak di gubris Sasuke yang malah memejamkan mata dengan senyum konyol di bibirnya.
"Tidak !!"
Lelaki keras kepala, entah sudah berapa kali Hinata mengutuknya.
Memilih mengalah daripada terjadi perang di tempat yang bukan rumahnya, Hinata pikir jika ia mungkin akan berakhir dengan kekalahan saat beradu argumen dengan Sasuke."Sasuke, kenapa di masalalu kau tidak merebutku dari Naruto ?"
Akhirnya Hinata menanyakannya, meski ia tidak terlalu berharap atas jawaban yang akan diberikan Sasuke padanya.
"Kau terlihat senang saat bersama Naruto. Itu sudah cukup untuk menjadi alasan, kenapa aku tidak mengambilmu darinya."
"Meski kau menyukaiku ?"
"Ehnn .."
Hinata memejamkan mata rapat-rapat, merasakan dorongan kuat untuk memukul Sasuke, dan ia melakukannya juga.
"Apa-apaan itu ?" Tanyanya dengan wajah terkejut atas ulah Hinata.
"Karena kau bodoh !!" Hinata tidak bisa menahan diri lagi, seperti ada lonjakan yang membuatnya ingin berteriak saat mendengar jawaban dari Sasuke.
Meski terlihat kesal karena ulah Hinata yang memukulnya tanpa peringatan, Sasuke memilih diam dan menghela napas.
Memberi waktu agar Hinata meneruskan ucapannya yang belum selesai."Ah sudahlah, lupakan saja." Dan akhirnya Hinata hanya menyahut asal, tanpa meneruskan apa yang sedang di pikirkannya.
Apa-apaan itu ?? Sasuke tidak habis pikir dengan bagaimana tingkah Eve nya yang tidak terlihat seperti biasanya.
Hinata memang menarik, itu juga yang menjadi alasan kenapa Sasuke tidak ingin kehilangannya lagi.
Mencium pipi Hinata dengan lembut, membuat Hinata tersenyum saat tatapan mereka akhirnya bertemu.
Untuk alasan yang lebih baik, Hinata tidak mau lagi mengingat tentang masalalunya yang menyebalkan.
Hinata tidak akan seperti Hinata Hime, Hinata yang sekarang tidak akan lari dari perasaannya sendiri."Aku selalu mencintaimu, Eve."
Mengangguk dengan wajah percaya, Hinata memang tidak pernah ragu dengan perasaannya sendiri.
Sejak pertama kali Sasuke menemuinya, Hinata sudah dibuat penasaran dengan sosoknya.
Dan saat Sasuke kembali menemuinya lagi, Hinata bahkan tidak ragu saat menyerahkan hidupnya untuk lelaki itu.
Meski sadar dengan resiko apa yang akan di tanggungnya.
Hinata hanya tidak mau kembali menyesal dan mungkin salah langkah."Ehmm, aku tau." Sahutnya dengan ringan.
Hinata tidak harus melepaskan sisi kemanusiaannya, meski sekarang ia adalah Eve.
Ada hak istimewa yang diberikan padanya, semacam berkah dari para dewa yang dulu mengutuk leluhurnya.
Hinata akan tetap merasakan kemanusiaannya.
Ia akan melewati banyak kesulitan selayaknya manusia, bahkan hatinya yang rapuh akan menjadikannya semakin istimewa.
.
.
.
Ehmm.. aku tau ini mengecewakan 🤧 utekku blank cah 😭Vote pleasee ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
RED MOON
FanfictionMereka dipertemukan di satu waktu saat bulan merah bergaul. Saat itulah Sasuke sadar, jika Hinata adalah Eve nya. Hinata dan ketertarikannya dengan dunia astral, kejutan sempurna saat bulan merah bergaul untuk yang kesekian kalinya.