Happy Reading !!
Hinata tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, tatapannya terpaku pada sosok Sasuke yang muncul di depan pintu rumahnya dengan beberapa luka cakaran pada wajahnya.
Lengan bajunya sobek dengan kemeja putih berantakan yang masih menyisakan jejak darah basah.
Hinata barusaja berteriak histeris, sebelum menarik Sasuke masuk ke rumahnya agar Hinata bisa mengobatinya."Eve, jangan menangis."
Merangkum wajah Hinata dengan kedua telapak tangan yang telah bersih dari darah, meminta Hinata secara halus.
"Baka !! Kau mau aku mati kena serangan jantung ? Kau hampir saja membunuhku, vampir bodoh."
Berteriak dengan wajah memerah yang masih basah oleh air matanya, Hinata hanya merasa takut saat pertama kali melihat kondisi Sasuke yang seperti itu.
Di sisi lain, Sasuke malah tersenyum senang dengan perhatian Hinata yang tidak biasa, terkikik dengan sebelah tangan menutupi wajahnya yang terasa panas.
Sasuke tidak tau, jika seorang vampir bisa memerah hanya karena ungkapan bodoh seperti itu."Jangan tertawa !! Aku serius Sasuke. Jika kau sampai mati setelah meniduriku, aku pastikan kau tidak akan tenang di alam baka. Aku tidak akan melepaskan lelaki yang sudah mengambil pengalaman pertamaku. Aku ..."
Hinata menghentikan ocehannya, spontan menutup mulut dengan kedua telapak tangan setelah menyadari apa yang dikatakannya.
Menatap horror pada Sasuke yang menampilkan seringai mesum kuadrat, Hinata bahkan bisa merasakan wajahnya yang terbakar karena tatapan Sasuke pada dirinya.Glek.
Menelan ludah dengan susah payah, seharusnya Hinata tidak merancau dan tidak mengatakan sesuatu yang bisa memancing Sasuke untuk terus menatapnya.
Ouhh ... ini petaka !!
Menunduk dengan wajah malu, apa sekarang Hinata menjadi mesum karena terlalu lama bergaul dengan Sasuke ?Mengecup lembut pada kening Hinata, Sasuke hanya merasa senang dengan apa yang dikatakan olehnya.
Aku tidak akan melepaskanmu, adalah kalimat yang terdengar begitu manis saat diucapkan oleh Hinata.
Memeluk tubuh kecil Hinata, merasakan bagaimana panas tubuh itu yang membuatnya selalu tergoda untuk mencicipinya.
Mengecup leher Hinata, merasakan denyut nadi yang tidak beraturan tapi malah membuatnya bergairah.
Sasuke menancapkan taringnya disana, mencari titik kehidupan yang akan dibaginya dengan Hinata."Ughh ..."
Hinata melenguh dengan tangan yang mencengkram erat kemeja Sasuke, rasanya masih saja menyakitkan tiap kali lelaki itu menghujamkan taringnya semakin dalam menembus kulitnya.
Hinata bisa merasakan tubuhnya yang berdesir saat Sasuke menyesap darahnya, memejamkan mata untuk meresapi sensasi itu, membagi hidupnya untuk lelaki kesepian yang kini mendominasi kesehariannya.Sasuke menjauhkan diri dengan wajah puas, mengusap tetesan darah yang berada di sudut bibirnya.
Hinata masih memejamkan mata, meski napasnya sudah normal, kepalanya terkulai lemah di bahu Sasuke, membuat tangan gatal Sasuke langsung mengusapnya dengan halus."Kau sudah selesai ?" Bisiknya tanpa menjauhkan diri, merasa sangat nyaman saat Sasuke mengusap kepalanya dengan lembut seperti itu.
Rasanya sangat melenakkan."Hmm.."
Sepertinya Sasuke harus membatalkan acaranya mengajak Hinata ke rumah dan mengenalkan pada keluarganya.
Ya, mungkin Sasuke akan mengajak Hinata kesana lain kali saja.
Hinata tidak menjauhkan diri, membiarkan saat Sasuke membawa tubuhnya dalam gendongan yang begitu mudah di lakukan oleh lelaki itu.
Mentalnya masih down, karena Hinata sangat terkejut dengan kondisi Sasuke yang tiba-tiba tidak baik seperti itu.
Mengeratkan pelukannya, menyamankan diri dalam buaian itu, Hinata memejamkan mata perlahan dan bersandar di dada bidang beraroma mint yang memabukkan.
Kepalanya mendadak pening.
KAMU SEDANG MEMBACA
RED MOON
FanfictionMereka dipertemukan di satu waktu saat bulan merah bergaul. Saat itulah Sasuke sadar, jika Hinata adalah Eve nya. Hinata dan ketertarikannya dengan dunia astral, kejutan sempurna saat bulan merah bergaul untuk yang kesekian kalinya.