1 minggu kemudian...
Setelah percakapan gue sama amel dimalam itu.dan beberapa hari kemudian gue tau kalau amel dan hilman menjalin hubungan.
Sakit memang ketika kita tau orang yang kita suka ternyata malah menyukai orang lain dan itu teman kita sendiri;(
Gue memilih untuk tidak banyak bicara dan menahan semua yang gue rasain selama ini. Gue pun bersikap acuh dan memilih untuk menjauh dari temen2 gue termasuk amel.
Bukan gue mau memutuskan hubungan tali pertemanan yang sudah 2 tahun kurang ini dirajut bersama amel. Hanya saja gue merasa kalau harus terus bersama amel rasa sakit akan terus menyerang pikiranku.
🍀🍀🍀15.30
Kegiatan KBM telah selesai dan ruang kelaspun sudah tampak mulai kosong dengan murid yang sudah berhamburan untuk pulang.
Sedangkan gue masih sibuk membereskan alat tulis dengan ditemani beberapa teman gue yang lain termasuk amel salah satunya.
"Nis..kita...kerkom jadikan?." tanya
amel dengan sedikit ragu.Hari ini kita memang diberi tugas oleh pak umar dan harus segera dikumpulkan. Tapi yang bikin malesnya tuh gue malh satu kelompok bersama amel.
Gue masih tetap acuh dengan tangan yang sibuk memasukkan alat tulis kedalam tas. dan tak menggubris pertanyaan amel
"Udahlah jangan pada kaya gini terus.. Cowok masih banyak kali diluar sana,bukan cuman dia doang."ucap risa mencoba memecah keheningan.
"BACOT!! gampang banget lho ngomong kaya gitu. " balas gue dengan sedikit melirik sumber suara dengan tatapan sinis.
"Kok lho malah ngegas sih!! gue kan ngomong baik2."balas risa yang bangkit dari duduknya.
"YAH LHO NGGAK NGERASAIN APA YANG GUE RASAIN GO*LOK!!!."ucap gue dengan nada tinggi dan menghampiri risa.
Membuat bebrapa orang yang berada didalam kelas terlonjak kaget dengan ucapanku. Untung saja didalam kelas hanya ada aku, risa, amel, yani dan desi. Jadi hanya mereka saja yang akan tau.Hehe
"lho harus belajar buat ngerelain dan lupain sihilman. " ucap risa
"Sihilman itu udah jadi pacar orang dan itu temen lho sendiri.. Amel!!. "Ucap risa kembali dengan sedikit menekankan kata terakhir.
"Lho jangan egois. "Lanjut risa
Sedangkan amel?. Dia masih berdiam diri tanpa ingin menjelaskan apapun.
Bahkan saat gue tau kalau amel dan Hilman menjalin hubungan dia tak sedkit pun menjelaskan apapun bahkan untuk satu kata 'maaf'.
"Dan hanya karna stu cowok lho mau pertemanan kita hancur.. Hahh?"lanjut risa
"Hhh..siapa yang mau pertemanannya hancur hah? "Tanya gue dengan sinis
"Temen lho ajah tuh yang be*o!!".lanjut gue dengan mata mengarah pada sosok amel
"Dia lebih mentingin perasaannya dari pada temennya sendiri. "Lanjut gue
"Lho tau kenapa gue nggak bilang kalau sebenarnya gue itu suka sama Hilman?. "Tanya gue pada amel yang masih tetap diam.
"Karna gue tau kalau hilman itu ternyata sukanya sma lho!!."dengan jari tangan menujuk kearah amel.
"Dan gue lakuin itu karna gue nggak mungkin terus ngejar orang yang hatinya bukan buat gue."
"Dan bahkan nggak ada sedikitpun celah buat gue masuk di kehidupannya. "Lanjut gue dengan hati terasa sesak.
"Gue lakuin itu semua karna gue pikir lho juga nggak akan terima Cinta cowok itu disaat dia ngungkapin perasaannya sama lho."
"Dan gue percaya kalau lho nggak mungkin ngerusak pertemanan kita hanya karna ego dan kita sama2 suka sama satu orang cowok!!."lanjut gue
"Tapi ternyata?.. Bullshit!!."
"Dan lho.. Lho sendiri yang nusuk gue dari belakang."ucap gue dengan menunjuk amel dengan pipi yang mulai basah
"Gu.. Gue ng.. Nggak ber...maksud. "Ucap amel akhirnya dengan gugup dan airmata yang mulai berjatuhan.
"Nggak bermaksud apa!!?"bentak gue
"Bahkan dari awalpun lho nggak bilang apa2 kan kalau lho juga suka sama tuh cowok."
"Sampe saat ini pun lo gak ngejelasin apa2 kan sma gue."jelas gue
"Ma... Maaf...gu.. Gue.. Bener.. Bener.. Minta. Ma.. af. "Ucap amel terbata2
"Hh..cuman kata maaf lho bilang sampe detik ini?." sinis gue.
Namun tak ada jawaban.
"Jadi siapa?."tanya gue terhenti
"Siapa orang yang ngerusak hubungan pertemanannya demi rasa ego dan mentingin perasaanya?."tanya gue lanjut dengan melirik satu persatu teman gue yang ada disana.
Tapi tetap tak ada jawaban dan bahkan mereka hanya diam mematung seolah tak percaya dengan kebenaran selama ini dan akhirnya mereka ketahui sekarang.
Gue menghapus airmata yang sedari tadi membasahi pipi gue dengan kasar.
Gue meraih tas yang sedari tadi tergeletak diatas meja dan memasangkan pada satu sisi pundak gue.
Sebelum gue melangkahkan kaki. gue berbalik dan melirik mereka semua yang masih berdiam diri ditempat.
"Hhh.." senyum smirk terukir dibibir gue pada mereka semua yang sedang menatapku dan setelah itu berlalu meninggalkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love N' Friend {End}
No Ficciónkadang sebuah candaan tak selamanya menyenangkan.sebab adakalanya sebuah candaan akan membuat sebuah kekecewaan