part 9

8 1 0
                                    

Setelah beberapa hari gue berpikir akhirnya gue memutuskan untuk berbaikan dengan amel. Gue hanya nggak mau ini akan terus berlanjut. Bagaimanapun gue harus memaafkan  dan melupakan kesalahan orang lain dan membuka lembaran baru dan jadikan semua sebagai pembelajaran.

Allah swt pun maha pemaaf kepada hamba2nya yang lebih banyak dosanya. Lalu kita sebagai sesama ciptaan sang ilahi tak ingin memaafkan kesalahan oranglain yang baru secuil? Sungguh rendah sekali kita.

                           💦💦

09.30

Teng..teng..teng..

Bel istirahat berbunyi.yang langsung diikuti oleh para siswa-siswi yang berhamburan keluar kelas menuju kantin untuk memberi makan cacing2 diperut mereka yang sudah mulai demo.

Tapi tidak dengan gue yang  tidak berniat pergi kekantin untuk istirahat karna tidak sedang lapar dan ingin membulatkan tekad gue untuk berbaikan dengan amel.

Dikelas hanya ada gue dan amel.gue menghampiri amel yang sedang mengerjakan tugas. Karna ia tadi ditegor Bu Masni yang kelupaan tidak mengerjakan tugas dan diberi kesempatan untuk mengerjakannya dan dikumpulkan setelah bel masuk berbunyi.

"Mel! Bisa bicara sebentar?."tanya gue sedikit ragu

Orang yang dipanggil sedikit terlonjak kaget dengan keberadaan gue dan kemudian menoleh kearah gue

"Iya.. Mau ngomong apa?."amel balik nanya.

Gue duduk dikursi sebelah amel.dengan sedikit canggung gue mulai membuka pembicaraan.

"Gue.. Gue mau minta maaf karna sikap gue kemarin2 ini sama lho."lirih gue.

"Seharusnya gue nggak bersikap kaya gitu sama lho.ini semua salah gue mel!."lanjut gue

"Nggak.. Ini bukan salah lho nis. Ini tuh salah gue.dan dari awalpun gue udah salah."ucap amel dengan menggeleng2 kan kepala.

"Gue ngejebak lho. Gue yang buat lho jadi bersikap kaya gini sama gue."amel dengan kepala menunduk

"Gue pantas diperlakukan kaya gini sama lho nis."

"Gue temen yang buruk buat lho nis."

"Lho berhak bersikap kaya gini. Lho berhak benci sama gue.dan gue emang pantas buat dibenci."lanjut amel menyesal.

"Heii semua orang punya kesalahannya masing2.tapi gue nggak mau ngebenci lho mel.lho temen gue."

"Tapi gue udah salah sama lho nis. Gue udah bikin temen sendiri nangis dan itupun karna gue sendiri."

"Kalau lho mau gue bakal pergi kok dari kehidupan hilman dan gue relain dia buat lho nis."lanjut amel dengan menatap gue sendu.

"Nggak2 lho gak boleh kaya gitu. Lho udah dapetin Hilmankan.dan lho berdua saling sayang kan?  Terus kenapa lho mau pergi dari kehidupannya Hilman hah?."tanya gue

"Tapi lho juga sayang kan sma Hilman?. Gue nggak mungkin terus bahagia diatas penderitaan temen gue sendiri."

"Dan gue emang egois nis.gue malah mentingin perasaan gue sendiri dibanding temen sendiri."

"Gue emang egois nis.. Gue egois..gue egois..gue temen terburuk lho nis.Hiks hiks"ucap amel penuh penyesalan dengan memukul2 dirinya sendiri dengan airmata yang terus mengalir.

"Udah2 lho nggak usah nyalahin diri lho sendiri."ucap gue dengan memeluk amel.

"Maafin gue nis. Maaf hiks hiks.gue udah bikin lho kecewa."lirih amel.

Gue melepas pelukan gue.dan menatap amel yang tak henti2nya menangis.

"Mel!. Gue emang kecewa sma lho. Tapi sekarang gue gpp kok."

"Lho beneran gpp nis?padahal kan gue udah nyakitin lho."tanya amel

Jawab gue dengan menggelengkan kepala.

"Lho.. Masih mau temenan sama gue nggak nis?"tanya amel

"Kenapa enggak.kita awalnya temen kan?lho mau kita jadi musuh?."tanya gue

"Nggak. Gue kira lho gak mau temenan lagi sama gue."jawab amel

"Hmm sejelek itukah gue dimata lho?."tanya gue yang langsung dijawab dengan gelengan kepala amel.dan kita pun kembali kedalam pelukan.

"Lho jagain dan jangan sampe nyakitin Hilman yah?seenggaknya buat gue boleh.?"bisik gue yang dibalas dengan anggukan amel.

"Yah! gue janji sma lho nis."jawab amel cepat.

"Makasih dan maaf karna gue udah bikin lho sakit hati bahkan kecewa."ucap amel dan gue cuman senyum kecil.yang sudah terlepas dari pelukan.


Teng.. Teng.. Teng

Bel masuk bunyi dan amelpun dengan cepat menyelesaikan tugas yang diberikan Bu Masni tak lupa gue sedikit membantu pekerjaan amel.setelah semua selesai gue mengantar amel keruang guru untuk menyerahkan tugas ke Bu Masni.

Gue berjalan dikoridor kelas dengan dilihat oleh puluhan  murid yang ingin masuk kelas.mungkin saja mereka heran dengan pemandangan gue dan amel yang sudah seperti biasanya dan sudah berbaikan.

Ekspresi merekapun bermacam2.ada yang senang melihat gue dan amel baikan dengan mengembulkan pipi mereka ,ada yang memandang gue sinis, heran,bahkan tidak suka.but I don't care

Disisi lainpun ada seseorang yang senang dengan baikannya gue dan amel. dia tersenyum memperlihatkan pipinya yang sedikit chubby saat gue melewati koridor kelasnya.dan dia adalah sosok yang belakangan ini selalu memotivasi gue untuk memaafkan amel. Yah dialah orangnya. Ranti!!

                     
                             💦💦💦

Teman..

Kita boleh saja dekat dengan mereka.

Tapi

Jangan terlalu dekat!!
karna pada hakikatnya orang yang paling dekatlah yang mudah untuk menyakiti kita.

Dan..

Carilah

real friend

bukan

fake friend



Your understand??









Between Love N' Friend {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang