Aku mencintaimu dari jauh, sejauh keberadaanmu yang belum sanggup kusentuh.
-DHMJ-
Happy reading❤Sesampainya dirumah, Azwa dan Wulan bergegas untuk pergi ke kamar.
"Umi, Azwa sama Wulan ke kamar dulu ya?" izin Azwa.
"Iya, nanti jam 4 sore jangan lupa." ucap wanita paruh baya itu.
"Jam 4 sore? Memangnya ada apa umi?" tanya Azwa lupa.
"Katanya mau beli pakaian muslim? Nggak mau? Yaudah uang nya aman." ucap wanita paruh baya itu sembari menekankn kata 'aman', lalu wanita paruh baya itu terkekeh pelan.
"Owh iya Azwa lupa." ucap Azwa sambil menepuk jidatnya. Sedangkan wanita paruh baya itu hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Iisshh umi, Azwa mau kok." rengek Azwa seperti anak kecil.
"Iya iya, nanti jam 4 sore kita berangkat." ucap wanita paruh baya itu.
"Yeeyy." teriak Azwa senang. Lalu memeluk wanita paruh baya itu, yang tak lain adalah Aisyah.
Aisyah merasa pelukannya semakin erat sehingga ia sulit untuk bernafas. "Sayang lepasin dong, umi susah nafas ini." ucap Aisyah sambil berusaha melepas pelukan dari Azwa.
Azwa pun tersadar dan melepas pelukannya. "Maaf umi hehe." ucap Azwa seolah tidak bersalah. Aisyah pun hanya berdehem.
Sedangkan Wulan yang melihat kejadian didepannya itu pun merasa antara sedih dan senang. Sedih karena keadaan keluarganya jauh berbanding terbalik dengan keluarga Azwa, dan senang karena melihat sahabat nya tidak merasakan kehidupan yang pahit sepertinya.
Bagaimana tidak? Keadaan keluarganya jauh berbeda dengan keluarga ini. "Andai keluargaku seperti ini, pasti aku bisa merasakan apa itu kasih sayang orang tua yang sebenarnya." batin Wulan.
Wulan tak ingin berlama-lama dengan pikirannya saat ini, ia segera menepis semuanya. Wulan tak mau ambil pusing, ia tetap bersyukur dengan kehidupan yang telah diberikan Tuhan kepadanya.
Karena di kehidupannya setidaknya ia masih mempunyai orang tua. Sedangkan diluar sana? Banyak sekali anak kecil yang tidak tinggal dengan orang tua nya, atau bahkan kedua orang tua nya sudah meninggalkannya untuk selamanya.
"Astaghfirullahaladzim." batin wulan.
"Umi mau pergi ke kamar dulu, jangan lupa sholat dhuha." ucap wanita paruh baya itu. Tapi sayang, ucapannya hanya ditanggapi oleh Azwa. Tidak dengan Wulan, ia masih setia dengan lamunannya.
"Iya umi." ucap Azwa. Lalu wanita paruh baya itu bergegas untuk menuju ke kamarnya. Setelah punggung wanita paruh baya itu mulai tidak terlihat, Azwa langsung mengajak Wulan untuk pergi ke kamarnya.
"Wulan ayo kita ke kamar." ajak Azwa, namun tidak ditanggapi oleh Wulan. Azwa yang merasa heran pun mencoba memanggil namanya sekali lagi.
"Wulan?" tanya Azwa sambil melambaikan tangannya di depan wajah Wulan.
"Eh, iya ada apa?" tanya Wulan setelah sadar dari lamunannya.
"Lo kenapa sih? Dari tadi bengong mulu." tanya Azwa.
"Nggak, gue nggak kenapa kenapa kok." ucap Wulan berusaha meyakinkan.
"Lo itu kenapa si ya Allah, subhanAllah, masyaAllah." ucap Azwa geram.
"Gapapa." ucap Wulan yang masih tetap berusaha untuk meyakinkan Azwa.
"Yaudah serah dah serah." ucap Azwa pasrah.
![](https://img.wattpad.com/cover/212601879-288-k292721.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Hijrah Menuju Jannah
Ficção Adolescente[HARAP FOLLOW DULU SEBELUM BACA] . . "Tunggu aku, aku sedang memperbaiki akhlakku. Agar kelak bisa menjadi imam yang baik untukmu." -Muhammad Albar Al-Farizi "Aku takkan berjanji untuk selalu menunggumu. Tapi, bila kita berjodoh, aku yakin hatimu da...