Happy Reading😇
🎇🎇🎇
'Tttiiiiiit... Tttiiiiit....'
Itu bunyi klakson dari mobil hitam yang baru saja berhenti di depan halte tempat Aleta berteduh.
Aleta menyerngitkan alisnya, ia tidak kenal dengan mobil ini.
Pintu mobil itu terbuka bagian pengemudinya, menampilkan seseorang dengan wajah tampan sambil membawa jaket.
Orang itu mendekatinya, "Pulang bareng gue aja, udah mulai gelap juga."
Orang itu ingin menyampirkan jaket yang ada ditangannya ke bahu Aleta.
Cepat-cepat Aleta menahan tangan itu, yang ingin memakaikannya jaket. "Maaf kita nggak saling kenal."
Kini Aleta mundur satu langkah untuk menjauhi cowok itu.
Cowok dihadapannya itu sedikit terkekeh, "Nggak bakalan gua apa-apain juga, elah."
Aleta kembali menyerngitkan alisnya, kenapa cogan yang tidak didiketahui namanya ini mengajaknya pulang bareng.
"Gua Reyhan, panggil aja Rey."
Aleta bingung ia harus menanggapi apa, jadi ia hanya terdiam.Kini jaket itu telah bertengger dibahu Aleta sepenuhnya, Reyhan yang memakaikannya, tepatnya secara paksa.
Aleta ingin berteriak rasanya, saat tangan Rayhan dengan lancang ingin mennyentuh tangannya.
"Nggak usah pegang-pegang, lagian gue nggak mau ikut lo!" kini suara Aleta meninggi satu oktaf, didalam hatinya ia sangat ingin menangis,ia takut sekarang.
Kaca mobil bagian belakang itu turun sedikit menampilkan seseorang dengan wajah yang lebih tampan dari pada laki-laki yang ada dihadapan Aleta saat ini.
Dan untuk kedua kalinya Aleta menatap takjub pada manusia tampan ciptaan tuhan ini.
Kini orang itu bersuara. "Kita cuman nawarin tebengan." Suara itu seakan mencekam suasana ini sekarang.
Ketakutan Aleta telah sirna sepenuhnya, ia ingat jaket ini, ia ingat cowok ini, dia Devaraga.
Aleta tertunduk, tidak tau kenapa ia tidak bisa menatap mata itu lama-lama.
"Lo mau ikut kita, atau tetap disini yang nggak tau seberapa bahayanya cewek sendirian dihalte malem-malem." Raga kembali bersuara, dan Reyhan masih setia berdiri dihadapan Aleta.
Capek juga dia harus membujuk cewek keras kepala seperti Aleta, biasanyakan Reyhan dengan sekali kedip saja cewek-cewek langsung jejeritan.
Aleta sangat sial hari ini, jangan salahkan Aleta, yang salah itu hujan kenapa harus turun hari ini, juga ponselnya harus lowbet disaat yang tidak tepat mana lupa bawa powerbank, ditambah lagi arah rumahnya berbeda dengan teman-temannya, kan Aleta kesal sendiri.
Dia masih tertunduk, ia ragu menjawab. "Ya udah, tapi gak papa?" Suara Aleta sangat rendah, ia malu tadi sudah menolak dengan agak kasar.
Raga kembali menutup kaca mobilnya, dan Reyhan hanya menampilkan senyuman yang paling manis ia miliki sembari mengangguk mengiyakan Aleta.
Reyhan merangkul bahu Aleta dengan senang hati, mengiringnya masuk kedalam mobil.
✨✨✨
Diperjalanan, jangan kalian pikir kalau suasana didalam mobil ini tegang ataupun canggung, tidak ada kecaggungan diantara mereka.
Aleta orang yang mudah bergaul, walaupun awalnya ia bersikap kurang ramah, ia hanya waspada kepada orang yang belum ia kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dev [Hiatus]
Fiksi RemajaIni cerita Zia untuk bisa kembali bertemu Dev-nya. Tapi sayangnya jejak pun tidak berpihak pada Zia, seolah semesta tidak mengijinkan pertemuan kembali adalah suatu kebenaran. Sayang seribu sayang, Zia selalu mengabaikan yang terpenting untuk kemba...