Chapter 7 : Aleta or Zia

91 56 88
                                    

Happy Reading
🎇🎇🎇

Aleta membuka matanya, melirik jam dindingnya yang bemodel klasik itu, masih menunjukan pukul lima pagi, gadis itu menyembunyikan wajahnya kedalam selimut, mengingat kemarin ia ditembak oleh Raga, dan sekarang statusnya bukan jomblo lagi.

Kini Aleta sudah siap dengan seragamnya, tinggal sarapan, lalu berangkat, jangan lupa hari ini Aleta akan berangkat dengan sang pacar.

Aleta menuruni tangga lalu pergi ke meja makan disana sudah ada Ayah dan Bundanya, tante Anya sudah pulang beberapa hari yang lalu.

“Pagi.” Aleta menyapa Ayah dan Bundanya.

Adnan tersenyum kearah putrinya, “Pagi sayang, ayo kita sarapan.”

Vita hanya diam seperti biasanya, tidak memperdulikan Aleta.

Di meja makan ini ada tiga insan dalam satu keluarga, tapi di meja makan ini sunyi tidak ada yang membuka pembicaraan.

“Zia, Ayah mau ambil berkas lagi diruangan Ayah habis ini, kamu gak papa nunggu Ayah?” Tanya Adnan.

Aleta mendongak yang semula ia memakan sarapanya, “Sebenarnya Aleta berangkat bareng…”

Aleta menggantungkan katanya, ia ragu memberi tahu Ayahnya, ditambah lagi Bunda juga mendengarkan, takutnya ia akan kena marah.

Alis Adnan berkerut dan Vita hanya menyimak obrolan Ayah dan anak ini, “Bareng?”

Aleta menyelesaikan sarapanya, lalu meneguk susu yang ada digelasnya hingga tandas, “Sama temen Zia, yah.”

Aleta berpamitan kepada orangtuanya untuk pergi sekolah, dan tentunya Vita tidak meghiraukannya.

Saat Aleta keluar dari gerbang, disana sudah ada Raga dengan mobilnya.

Aleta tersenyum malu-malu saat Raga mendapati dirinya tengah memperhatikan Raga diam-diam.

Raga membukakan pintu mobilnya untuk Aleta, “Silahkan masuk, berlian.”

Aleta masuk kedalam mobil, dan dia hanya mengelengkan kepalanya menanggapi Raga.

Mobil itu perlahan meghilang dari kediaman Aleta, tanpa Aleta ketahui, Vita sedari tadi mengintip interaksi antara Aleta dan Raga dari atas balkon.

Ada sedikit keterkejutan saat Vita melihat Aleta berangkat dengan Raga, perlu diketahui Vita mengenali Raga, begitupun sebaliknya, karena mereka orang-orang yang sangat menyayangi Gia.

Elina Gia Cholandra.

✨✨✨

Saat mobil Raga memasuki parkiran sekolah ada beberapa murid yang takjub dengan itu.

Aleta memandang ke arah Raga, “Kak tumben bawa mobil,”

Raga memarkirkan mobilnya, “Aku nggak mau, tiap hari orang, liat paha cewe aku”

Blushhh..

Pipi Aleta langsung memerah, rasanya Aleta ingin terbang, tidak percaya rasanya saat Raga mengatakan ‘Cewe aku’ ini masih terasa mimpi.

Raga dan Aleta berjalan beriringan dikoridor sekolah, dan semua mata tertuju pada mereka, jangan Tanya kenapa, pasalnya Raga bukan tipe orang ganteng yang sana-sini dekat dengan cewe.

Tapi ada berita, beberapa tahun yang lalu Raga pernah dekat dengan seorang cewe, anak SMP Nusa Indah, tapi tidak ada yang tahu siapa orangnya, lalu berita itu menghilang, tidak ada yang tahu kebenarannya.

Aleta menarik ujung seragam Raga, “Kak, kok ikut belok kekiri, kelas dua belas ips disana.”

Raga merangkul bahu Aleta, “Emang nggak boleh nganter pacar?.”

My Dev [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang