Rika POV
Namaku Rika, aku hanyalah seorang gadis biasa semenjak lulus kuliah disalah satu universitas negeri di kotaku aku bekerja di Dinas Pemuda dan Olahraga sebagai Honorer. Aku anak dari Seorang Perwira TNI Angkatan Darat berpangkat Letkol yang bernama Letkol Ahmad Syahril sementara Ibuku adalah seorang Dokter Ahli Bedah yg bernama dr. Heriana. Aku sebenarnya ingin mendaftar TNI hanya saja kakiku berbentuk O jadi kuurungkan niat ku dan dokter? Aku sangat tidak suka dengan dunia kedokteran, aku takut melihat mayat dan takut dengan jarum suntikAku memiliki sahabat, namanya Dian. Kami bersahabat mulai dari SMP. Namun saat kami kuliah kami memilih jurusan yang berbeda. Dia mengambil jurusan kedokteran dia juga sudah lulus dan menjadi dokter di RSUD di Kota Makassar. Sahabat ku itu memang sangat cantik, ditambah kulit putih serta bulu mata yang lentik makin menambah kecantikannya.
Namun semenjak kuliah kami sudah jarang bahkan komunikasi sudah sangat kurang, dulu waktu SMA kami sering ke sekolah bareng sekarang nggak ada bahkan aku sempat bertemu dimall kemarin namun Dian nggak senyum. Itulah yang membuatku ragu, apakah dia masih menganggap ku sahabat atau Tidak.Usiaku sudah 25 tahun, ini adalah usia yang sangat cocok untuk menikah, namun aku masih belum punya calon sementara orang tuaku mendesak untuk aku membawa pacarku kerumah bertemu dengan orang tua jika tidak aku akan dijodohkan.
Sementara aku sangat takut dengan Ayah, ayah orangnya sangat tegas terlebih ayah adalah seorang tentara. Itulah sebabnya aku takut.
"Kalau kamu tidak membawa pacar kamu kerumah , Ayah akan menjodohkan kamu dengan Anak Sahabat Ayah.". Ucap Ayahku.
"Tapi ayahh... Aku belum mapan untuk menikah terlebih lagi aku belum menjadi PNS dan Aku berniat melanjutkan S2 ku di UGM ayah". Ucap ku.
"Anak teman Ayah itu sudah mapan, dia Seorang Polisi berpangkat AKP dan kamu akan bahagia dengan dia. Dia sangat baik dan penyayang. Usianya 30tahun tidak berbeda jauh bukan?". Ucap Ayah.
"Nak kamu harus turuti kata Ayah, karena itu yang terbaik untuk kamu". Ucap Bunda .
Namun dilain sisi aku tidak ingin menikah secepat itu. Apalagi aku takut terjadi hal hal diluar dugaan seperti perceraian dan lain lain dikarenakan perjodohan tetapi aku harus menurut kata Ayahku karena aku takut dengan Ayah.
"Baikah aku setuju, tapi jika terjadi hal hal yang tidak diinginkan di kemudian hari maka jangan salahkan aku". Ucapku.
Beberapa hari kemudian. Aku bertemu dengan lelaki yang ingin dijodohkan denganku. Betapa terkejutnya aku ketika mengetahui bahwa dia adalah Senior Basket yang dikagumi oleh Dian waktu kami SMA dulu.
"Kak Fauzan??". Ucapku.
"Erika?". Ucap Kak Fauzan.
"Kalian sudah saling mengenal?". Ucap Om Aris (Ayah kak Fauzan).
"Iya". Ucap kak Fauzan datar.
"Baguslah jika kalian sudah saling mengenal maka perjodohan ini akan lebih cepat dilaksanakan". Ucap Ayahku.
"Seminggu yang lalu surat surat nya sudah aku urus, tinggal keputusan mereka dan mereka sudah saling mengenal jadi besok mereka sudah bisa pergi kesidang pranikah". Ucap Om Aris
"Secepat itu?". Ucap Tante Sakinah(bunda kak Fauzan)
"Lebih cepat lebih baik bun, anak kita sudah kepala 3". Ucap Om Aris.
Aku dan Kak Fauzan hanya diam. Aku hanya ingin terima beres. Karena aku hanya setuju karena paksaan orang tuaku. Entah apa yang terjadi pada akhirnya.
Sidang Pra Nikah pun telah selesai dilaksanakan berjalan lancar untung saja jiwa jiwa kebodohan ku tidak menampakkan dirinya di dalam tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Yang Pernah Ada
Short StoryHanya sebuah kutipan cerpen, bertema militer.