Disclaimer ya guys
Ini kisah nyata!!
Ini aku angkat dari curhatan seseorang teman deket aku! Namanya aku samarkan ya✨.Aku seorang perempuan yang sudah menginjak usia yang sangat matang, dari segi finansial sudah sangat mencukupi. Aku Fragritta Andina aku anak pertama dari tiga bersaudara dan satu-satunya anak perempuan usia ku sudah 35 tahun. Adikku sudah memiliki anak berumur lima tahun sementara aku? Aku berpikir untuk menikah saja tidak pernah . Aku sudah terlalu nyaman sendiri. Aku sendiri sejak aku berumur 21 tahun, dimana hatiku sangat hancur ditinggalkan dengan orang yang sangat kucintai, saat itu aku berpikir untuk mengakhiri hidup, tapi aku sekuat ini sampai sekarang karena aku harus memberikan satu saja titik kebahagiaan untuk orang tuaku setitik saja. Aku dihancurkan oleh laki-laki yang awalnya kami hanya bersahabat namun aku yang menyatakan cintaku dan meminta kepastian waktu itu, kami berpacaran kurang lebih 1 tahun dan selama ini kami sering cuddle namun tidak sampai melakukan hs, kami sering tidur bersama namun imanku masih kuat dan selalu menolak untuk hs karena aku takut hamil. Tapi untung saja aku tidak pernah hs dengan nya. Hingga ternyata kenyataan pahit kudapatkan, di saat kami selesai cuddle malam itu, aku mendapati di Handphone tertulis nama perempuan yang sangat spesial. Bahkan dia rela kehilangan ku demi aku tidak membaca pesannya dengan perempuan itu. Namun itu tidak cukup untuk menghancurkan hubungan kami, aku sangat cinta kepadanya aku berharap setelah aku memaafkannya hubungan kami membaik. Dia tidak pernah mengemis minta maaf hanya aku yang selalu berpikir agar hubungan kami membaik. Aku selalu terpenjara bayang-bayang yang aku dapati di handphonenya, hingga ada pertengkaran berat, dia rela membatalkan rencana menonton film bersamaku saat malam minggu dan alasannya motornya di pinjam oleh temannya ternyata memang teman tapi teman perempuan. Lagi-lagi dia selalu mementingkan orang lain di banding aku. Namun aku tipe perempuan ya sudah lah. Namun semakin hari dia sering menghindar, hingga aku menangis-nangis dan waktu itu aku menyebutnya pengecut. Itu yang selalu dia jadikan senjata untuk menyalahkanku hingga hubungan kami berakhir. Aku hancur, dan tenang saja tanpa rasa bersalah dan meninggalkan ku sendiri benar-benar sendirian. Aku bahkan tidak berani menyatakan kesedihan ku kepada teman-teman ku karena aku sudah merasa sangat kotor. Aku berusaha berdamai dengan keadaan, aku bekerja serabutan demi mendapat kesibukan, bahkan makan ku saja berantakan hingga aku terkena tumor yang disebabkan aku selalu makan junkfood aku benar-benar hancur dan berharap Tuhan mengambil ku saat operasi pengangkatan tumor di badanku namun Tuhan masih memberiku kesempatan untuk hidup hingga di usia 35 tahun ini.
Di waktu aku aku sedang menjalani masa kuliah semester akhir dan benar-benar dalam keadaan hancur. Aku memutuskan untuk menghilang dari sosial media, aku menyamar menggunakan nama belakangku bahkan teman-temanku tidak tau sosial media ku. Di tengah-tengah hancurku aku sempat mengagumi seseorang, yaitu dosen pembimbing 2 skripsi ku saat itu, namun kembali mengingat betapa kotornya diriku tidak mungkin aku menginginkan bersama dengan orang yang baik akhlak dan tampan rupanya seperti dia.
Bayang-bayang itu selalu ada, setelah selesai kuliah S1 aku memutuskan untuk umroh, dengan uang tabungan dari hasil kerja serabutan. Aku tidak bisa mengharap orang tuaku, hidup kami sederhanan namun tidak kekurangan tapi umur ayahku yang semakin menua tidak mungkin aku menyuruhnya mewujudkan keinginan ku. Seperti keinginan menjadi dosen dengan lanjut S2 karena aku sadar untuk sekelas jurusanku membutuhkan uang kuliah yang banyak untuk lanjut ke jenjang yang lebih tinggi.
Setelah pulang umroh, aku memantapkan hatiku untuk berpindah. Di tahun ini ada pembukaan besar-besaran untuk pegawai negeri sipil. Aku memilih pada pemerintah daerah yang begitu jauh dari tempat tinggalku bahkan keluar pulau dan berharap aku bisa melupakan semuanya dan memulai hidupku yang baru disana. Aku berdoa dan berharap aku bisa mewujudkannya walaupun harus jauh dari orang tua namun dengan dukungan dari orang tua juga membawaku kesana.
Yah, dalam sekali tembak aku lolos di tempat yang ku impikan aku sangat bersyukur dan sebelum mulai latsar aku kembali ke rumah Allah untuk umroh tapi kali ini, hadiah dari tanteku karena bangga atas pencapaian ku menjadi ASN di Umur 21 Tahun. Tak lupa aku menemui dosen pembimbing 1 sekaligus dosen PA ku untuk memberikan oleh-oleh dari umroh dan menceritakan pencapaian ku. Dosen PA 1 ku ini seperti sosok ibu bagiku yang selalu aku tempati curhat akan masalah percintaan ku dan hancurnya aku. Sekaligus aku berpamitan dan tidak tinggal di kota ini lagi selama 10 tahun atau bahkan lebih.