Five

40 0 0
                                    

×××

Perlahan mata sayu Taehyung terbuka, ia mulai sadar dan terbangun. Dengan tubuh yang masih melemas, ia hanya bisa menggerakkan bagian kepalanya saja.

Matanya mencoba menangkap sekelilingnya, yang ia lihat sekarang sebuah ruangan putih bersih, dan sesosok perempuan cantik yang tengah membereskan beberapa alat yang berada disampingnya.

Dimana gue? Apa gue udah di surga? Ada bidadari.

Perlahan-lahan matanya mulai menangkap sosok yang masih sibuk berada disampingnya itu. Seketika matanya terbelalak kaget.

Irene?

Jantung Taehyung sekarang berdetub kencang, ia benar-benar berada dekat dengan Irene. Gadis itu begitu cantik, dan manis.

Karena merasa diperhatikan, gadis itu menyadari Taehyung yang sudah terbangun.

"Eh, e.. udah bangun" ucap Irene sedikit canggung.

Demi apapun, Irene cantik banget.

"Gue, di UKS ya?" Tanya Taehyung dengan suara deepnya yang masih lemah.

"Iya, lo pingsan tadi" jawab Irene yang masih sibuk membereskan obat dan perban yang berserakan.

"Oh"

Hening.

Suasana canggung terjadi antara mereka. Taehyung bingung harus bicara apa sama Irene, secara ia tidak dekat dengan Irene. Mengobrol dengannya saja tidak pernah, ini merupakan kali pertamanya mereka hanya berduaan seperti ini.

"Lo yang obatin gue?" Tanya Taehyung, Irene mengangguk sambil menatapnya.

"Gue baru tau kalo lo PMR juga" Taehyung mencoba mencari-cari topik pembicaraan biar bisa ngobrol lama dengan Irene. Karena ini adalah kesempatannya bisa berbicara dengan Irene.

"Gue bukan PMR, tapi gue ikut PMI di luar sekolah"

"Oh, pantes jago banget. Hehe" lagi-lagi terjadi canggung diantara mereka.

KRIIINGGG

Suasana canggung antara mereka terpecah karena suara dentingan bell masuk jam pelajaran.

Mendengar suara bell berbunyi Taehyung mencoba untuk bangkit. Taehyung ingin pergi ke kelas, ia sangat malas kalau nanti dimarahi oleh gurunya kalau ia datang terlambat.

"E-eh, jangan!" Larang Irene dengan cepat, seraya memegang pundak Taehyung.

Mereka saling bertatap namun hanya diam.

Lagi-lagi hal ini membuat suasana canggung antara mereka. Entah kenapa jantung Irene juga ikut berdetub kencang, karena baginya baru kali ini ia berhadapan dekat dengan ketua geng pentolan yang terkenal bandelnya.

"Kenapa?" Tanya Tehyung heran.

"Lo baru sadar, tubuh lo masih lemah. Perlu banyak istirahat untuk sembuhin badan lo. Mending di sini dulu sampe nanti kalau badannya sudah enakkan"

Step BrotherWhere stories live. Discover now