bagian 9

66.1K 748 23
                                    

  Beberapa bulan kemudian

Perut andini sudah mulai membesar, dan perhatian dari para suaminya pun makin menjadi, dan saat ini andini tengah berada di tengah rumah sembari menonton tv

"sayang"panggil tristan sembari duduk di sebelah andini

"ehh mas"jawab andini

"aku kangen banget sama kamu"ujar tristan sembari menciumi leher istrinya

"kangen gimana hmm??tiap hari sama sama apa yang harus di kangenin?"tanya andini

"itu hehe"ujar tristan

"sekarang kan gabisa mas"jawab andini

"iyaa tau, aku kan cuma cerita"ujar tristan sembari menyenderkan kepalanya di bahu andini

"gak kerasa yaa bentar lagi kita punya anak"ujar andini

"iyaa aku seneng banget"ujar tristan sembari mengusap perut andini dan dirasakan hentakan kecil disana

"tuh dia juga seneng mas pengen cepet cepet liat kita mungkin hehe"ujar andini

"iyaa"jawab tristan, tristan pun mendekatkan wajahnya ke perut andini

"kesayangan papa beberapa bulan lagi kita ketemu papa harap kamu tumbuh jadi anak yang baik dan selalu membahagiakan mama kamu"ujar tristan sembari mengusap perut andini

"aku harap semua bakalan baik baik aja"ujar andini

"semuanya bakalan baik baik aja sayang"jawab tristan

****

Malam harinya andini tidur bersama andika entah kenapa andini sangat ingin tidur dengan suaminya yang satu ini, dan mereka kini sedang duduk bersandar di atas ranjang mereka

"mas aku kan sebentar lagi mau lahiran, perasaan kamu gimana?"tanya andini

"jangan ditanya lagi, perasaan aku senengg banget"jawab andika

"kamu beneran seneng?aku yakin kamu gk sepenuhnya seneng"ujar andini

Andika terdiam

"keluarga aku taunya aku hamil anaknya mas tristan begitupun keluarganya mas tristan, mereka ngira semuanya baik baik aja kaya dulu tapi kenyataannya engga aku dilema mas"ujar andini

"aku mau nanya kamu cinta ngga sama aku?"tanya andika, kini giliran andini yang terdiam

"kamu aja engga tau gimana perasaan kamu ke aku, tapi jujur aku udah terlanjur jatuh cinta sama kamu aku bisa aja cari wanita lain tapi kenyataannya gabisa aku cuma cinta sama kamu kadang aku egois ingin memaksakan kehendak biar kamu cinta sama aku, biar aku bisa milikin kamu seutuhnya tapi semuanya gabisa kaya gitu semuanya udah diatur yang kita bisa cuma menjalaninya, aku engga tau gimana kelanjutan kisah ini aku cuma bisa mengikuti jalan yang udah ditakdirkan"ujar andika panjang lebar mengeluarkan segala keluh kesahnya selama ini

Andini terisak

"hiks..mas jujur aku sayang sama kamu tapi untuk cinta, cinta aku cuma buat mas tristan engga ada orang yang mampu menggantikan dia di hidup aku..hiks..kalo difikir aku emang kaya wanita rendahan yang mau maunya dikaya giniin ini bukan kemauan aku semuanya terjadi begitu cepat kedalam pusaran ini melibatkan mas yang awalnya kita engga saling kenal sama aku, aku engga mau ketika anak ini lahir dengan identitas ayah yang engga jelas aku bingung aku engga tau harus gimana"ujar andinu tak henti menangis

Andika memeluk andinu guna memberi ketenangan

"aku bakalan lakuin apapun demi anak kita bahkan jika harus nyawa taruhannya"ujar andika

'sifatnya engga kaya mas tristan yang selalu bilang semuanya akan baik baik aja, mas dika terlalu egois atas hak nya'batin andini

Andini melepaskan pelukan andika dan turun dari ranjang

"mau kemana?"tanya andika

Andini tidak menjawab dan sibuk menghapus air matanya, dan andika meruntuki dirinya dikamar karna telah bersikap seperti itu pada istrinya

Andini membuka knop pintu kamarnya bersama tristan, dilihatlah sang suami sedang sibuk dengan pekerjaannya

"mas"panggil andini

"ehh sayang, ada apa?"tanya tristan menghampiri andini

"aku mau tidur sama mas"ujar andini

Tristan pun membawa andini keranjang mereka

"ada apa hmm?"tanya tristan

"engga ada apa apa"jawab andini

"berantem sama andika?"tanya tristan

"udah mas lupain aja aku mau istirahat"ujar andini

"yaudah istirahat aja, aku mau selesain pekerjaan dulu"ujar

"hngg gamau, kamu tetep disini yaa temenin aku tidur"ujar andini

"hmm yaudah aku temenin sampe tidur yaa"jawab tristan

Tristan pun menemani andini hingga tertidur pulas wajahnya sendu namun kesan tenang mendominasi wajah andini yang tertidur pulas











Bersambung..

istri bersuami duaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang