bagian 8

96.3K 868 31
                                    

Akhir akhir ini andini sering sekali lelah hingga pingsan ia juga merasa jika ada yang aneh pada dirinya hingga ia memutuskan untuk memeriksakannya ke dokter bersama tristan

Sesampainya dirumah sakit..

"dokter"panggil tristan

"ehh pak tristan bu andini, silahkan masuk, sudah lama tidak bertemu"ujar dokter itu

"iyaa dok, ehiya dok saya mau periksain istri saya"ujar tristan

"ohh iya boleh, tunggu sebentar ya"dokter itu dan andini pun pergi ke salah satu bilik dan tristan menunggunya

Beberapa saat kemudian

"sungguh keajaiban, selamat pak tristan"ujar dokter itu

"selamat?"tanya tristan

"bu andini sedang mengandung janin dan usianya sudah masuk 3 pekan"ujar dokter itu

"s..serius?"tristan seakan tak percaya dengan apa yang dikatakan dokter

"iya pak selamat ya, semoga kandungannya sehat selalu"ujar dokter itu

"terimakasih dok"ujar tristan

Setelah keluar dari rumah sakit itu entah kenapa hati tristan sungguh bahagia, padahal ia tahu bahwa janin yang di kandung andini bukan darah dagingnya

"sayang aku hamil"ujar andini bahagia sembari terus memegangi perutnya

"aku gasabar nunggu dia lahir"ujar tristan

"ohhiya sayang aku anter kamu sampe depan rumah aja ya aku ada meeting"ujar tristan

"iyaa mas"jawab andini

***

Andini masuk ke dalam rumahnya dengan raut bahagia, hingga perasaan takut pun muncul

"aku yakin janin yang di kandung ini anaknya mas dika, aku takut setelah anak ini lahir mas dika ninggalin aku"tubuh andini mulai bergetar hatinya sangat risau dan gelisah

Andini tidak bisa mencurahkan keluh kesahnya pada siapapun karna jika ia meceritakannya ini akan berakibat fatal, ini merupakan aib dan andini tak mau ucapannya membuatnya menyesal seumur hidup

Skip

Andika membuka pintu rumahnya hari ini ia bekerja setengah hari karna pekerjaannya telah selesai, entah apa yang membuat andika ingin cepat cepat pulang intinya ia sangat merindukan istrinya

"mas udah pulang"ujar andini dengan rona bahagia

"ada apa sih istriku yang cantik ini?kayanya bahagia banget"ujar andika

"sini aku bisikin"ujar andini, andika pun mendekatkan telinganya

"aku hamil mas"

"hamil??serius??alhamdulilah"andikapun memeluk erat andini, namun tak lama kemudian pelukan itu melemah andika mulai menitihkan air matanya

"mas??kamu kenapa??"tanya andini

"gapapa aku cuma terharu aja, aku mandi dulu yaa"ujar andika

"aneh banget"gumam andini

Andika membiarkan kepalanya dibanjiri air dari shower fikirannya sangat berat andika sangat bahagia karna andini hamil bahagianya tak bisa diungkapkan lagi, namun disisi lain andika takut ia takut karna sebentar lagi setelah anak itu lahir ia harus meninggalkan andini

"andini, aku sayang sama kamu dan anak kita aku ga mau ninggalin kamu, kenapa ini semua terasa berat, aku janji akan menghabiskan sisa waktu aku buat kamu din, demi anak kita, kenapa semua harus seperti ini?kenapa aku harus nerima perjanjian itu aku bisa saja mencari perempuan lain tanpa harus berbagi, tapi semakin lama rasa cinta ini semakin besar"andika terus merenungi hidupnya

Skip

Andini heran karna andika mandi lebih lama dari biasanya, ada apa?andini tidak tahu

Saat andini hendak mengetuk pintu kamar mandi tiba tiba andika keluar

"ehh sayang kamu ngapain disini?"tanya andika

"abisnya kamu lama banget mandinya"ujar andini

"heheh maaf yah"ujar andika

"yaudah makan yu, aku udah siapin"ujar andini

****

Siang telah berganti malam, dan kini tristan sedang duduk di ruang kerjanya namun tak lama kemudian terdengar suara ketukan di balik pintu

"masuk"ujar tristan

Ternyata andika yang datang ke ruangan tristan

"eh dik, ada apa?"tanya tristan

"saya mau membicarakan sesuatu"ujar andika

"apa?"tanya tristan

"tentang andini dan janin yang di kandungnya"ujar andika

"iyaa terus?"

"tolong izinkan saya terus bersama andini sampai anak itu berusia 5 tahun"ujar andika

Tristan bingung ia tidak mungkin memisahkan anak dan ayah kandungnya sepihak, namun ia juga ingin sekali memiliki anak itu sepenuhnya

"bagaimana pak?"tanya andika menyadarkan tristan yang sedari tadi melamun

Tristan menarik nafas berat

"baikklah jika itu bisa membuat kamu merelakan anak kamu"ujar andika

"baik pak terimakasih"ujar andika, tristan pun mengangguk dan andikapun keluar dari ruangan tristan

Saat andika keluar dari ruangan tristan ia berpapasan dengan andini

"mas kamu abis ngapain?"tanya andini

"gak kok engga ngapa ngapain tadi cuma ngobrol ringan aja, ohiya kenapa belum tidur inikan udah malem"ujar andika

"aku mau manggil mas tristan dulu"ujar andini

"ohb yaudah kalo gitu aku ke atas dulu ya, jangan cape cape"ujar andika

"iyaa mas"andini pun masuk ke ruangan tristan, dan andika pergi ke kamarnya












Bersambung..

istri bersuami duaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang