bagian 21

23.2K 547 23
                                    

2 bulan kemudian

Tak terasa sudah berjalan dua bulan bahkan lebih belum ada tanda tanda tristan menemukan andini itu berarti pertahanan andika cukup rapat

Andini duduk di tepi ranjang sembari menunggu darrel yang sedang tidur, perutnya terasa sangat sakit mungkin efek dari pola makan yang tidak teratur

"Mas tristan, kamu dimana mas"gumam andini

Terdengar suara pintu dibuka

"Hei"ucap andika, andini membuang muka

"Kenapa hm?"tanya andika

"Apa sih"ujar andini sembari menangkis tangan andika

"Jangan coba coba tolak apapun yang aku lakuin, aku gk nerima penolakan"bisik andika

"Mas sampe kapan kamu memperbudak aku hah?"tanya andini

"Selamanya"ujar andika

"Aku gk mau!!"teriak andini

"Sttt nanti darrel bangun"ujar andika

"Berbulan bulan kamu sekap aku disini, kenapa kamu gk cari perempuan lain buat dijadiin budak kenapa harus aku?"tanya andini sembari menangis

"Kenapa belakangan ini kamu berani banget sama aku hah?"nada andika mulai mengintimidasi

"Aku benci kamu melebihi apapun, bahkan jika aku ngelakuin kesalahan rasa benci ini gk akan melebihi rasa benci aku ke kamu, breng*ek!!"ujar andini

Andika tersenyum smirk

"Aku gk ada niatan ngelakuinnya lagi tapi kamu yang minta, oke siap siap"ujar andika

Andini menangis ia tak tau mengapa belakangan ini moodnya selalu buruk

Andika menarik paksa tangan andini kuat kuat

"Arrghh..sakit"ujar andini

Andika menyeret andini ke kamar lain

"Lepasin!!!aku gk sudi disentuh sama psikopat kaya kamu!!"teriak andini

"Psikopat hmm?"andika semakin mengeratkan pegangannya mungkin akan meninggalkan luka memar

"Baj*ingan!!!iblis kamu mas!!"teriak andini sembari menahan sakit yang begitu luar biasa

Andika yang sudah muak dengan teriakan andinipun, mendorong andini hingga ke tembok

"Arrgh.."andini meringis kesakitan

Andika mencekik leher andini, meski tidak kuat tapi itu cukup membuat sesak

"A..aku ba..bakalan b..buat ka..kamu m..menderita d..di p..penjara"ujar andini terbata bata

Mendengar perkataan itu andika sangat geram

Andika melempar tubuh andini ke arah meja rias hingga meja itu patah

Tubuh andini seperti mati rasa ia tidak bisa merasakan tubuhnya lagi, yang ia rasakan adalah andini merasakan ada yang mengalir di bagian bawah tubuhnya

Andini tak sadarkan diri, andika sangat terkejut ketika ada cairan merah yang keluar dari selangkangan andini, andika mengangkat tubuh andini ke ranjang

Andika sangat panik ia tak tau apa yang harus ia lakukan, ia tak mungkin membawa andini keluar villa

Dengan terpaksa andika keluar dari villa dan mencari dokter terdekat untuk memberikan perawatan pada andini di villa

***

Tristan sedang duduk di meja kerjanya hatinya begitu tidak tenang seperti ada yang mengganjal di hatinya

istri bersuami duaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang