"Rea, jangan gegabah! Pertahankan formasi!"
Seorang laki-laki berteriak pada seorang gadis berambut merah yang memiliki katana pada tangannya. Gadis itu mengayunkan pedang itu pada seorang pria dewasa yang mengenakan jas hitam, namun jika dilihat dengan seksama, pria itu memiliki mata yang berwarna merah darah, dan telinga lancip yang membuatnya tidak seperti manusia dan rambut silver yang mencolok..
Faktanya, ia menghindari semua ayunan pedang dari gadis berambut merah itu dengan santai. Sangat santai hingga darah dari gadis itu mengalir ke kepalanya, sehingga gerakannya mulai berantakan karena pergerakannya dipengaruhi perasaan. Dan,
Tringg!
Dengan tangan kosong, katana gadis itu dihempaskan dari genggamannya.
"Tch!" laki-laki yang terlihat seperti pemimpin itu mendecakkan lidahnya, "Tegar jaga jalan keluar dan jangan biarkan dia kabur! Tiara dan aku akan membantu Rea. Bima tolong support nya!"
Tiara mengangguk, sementara Tegar langsung bergerak dan memblokir jalan keluar, sementara Bima mengeluarkan kertas dengan coretan aneh, kertas itu terlihat seperti sebuah kertas mantra.
"Bekerjalah, para pemalas."
Ucap bima yang melemparkan 4 kertas yang melayang kearah Rea, Tiara, Tegar, dan Zaki yang merupakan pemimpin group mereka. Kertas itu menempel pada pundak mereka, dan mengeluarkan cahaya lemah dibeberapa bagian tubuh mereka.
Dan, dengan kekuatan dan kecepatan yang berbeda dari Rea, Zaki dan Tiara melangkah maju dengan senjata mereka ditangan. Tiara dengan tombak ditangan, menyodok tombak itu tepat kearah jantung pria dalam jas itu. Namun dengan senyuman seakan hal menjadi semakin menarik, pria itu menghindari tombak itu dengan santai.
"Lambat."
Ucap pria tersebut, namun selanjutnya Zaki dengan dagger di kedua tangannya mengayunkan senjatanya secara horizontal. Tetapi, sebelum dagger menyentuh targetnya, sang pengguna, Zaki terpental mundur dengan momentum yang luar biasa.
"Kuh." Zaki yang terpental jauh itu membentur tembok sehingga menyebabkan semua udara dalam dirinya keluar. "Tch! Kuat sekali."
Melihat Zaki yang terpental, kali ini Tiara yang melaju dengan tombaknya dengan sedikit emosi tercampur. Sayangnya, pria itu mampu membaca gerakan Tiara layaknya buku terbuka dan menghindari ayunan tombak Tiara, dan menggenggam tombak Tiara dari sisi lain, lalu melemparnya.
"Terbanglah."
Bima melemparkan kertas-kertas yang berubah menjadi api berbentuk burung di udara.
Kiaaa
Suara seperti itu dapat terdengar dari burung api itu. Namun, seakaan menangkap lalat, Pria itu menangkap burung-burung api itu seakan ia tidak merasakan sedikitpun panas atau rasa sakit.
"Apa ini?" Ucapnya, dan membuang burung-burung api itu, "Membosankan."
"Kuh!"
Bima menyadari betapa gentingnya situasi, kapten mereka Zaki, dan Tiara yang tidak bisa bergerak, Tegar yang bergetar karena misi pertamanya. Jika dibilang satu-satunya harapan tersisa, itu adalah Rea yang berdiri dengan katana di tangannya, dan matanya yang memerah, berbeda dengan warna sebelumnya. Merasa kalau bertaruh pada Rea adalah satu-satunya cara tersisa, Bima mengeluarkan 2 helai kertas mantra yang tersisa.
"Kerjalah dengan lebih cepat! Jaga dan jangan sampai hancur!"
Kertas mantra itu terbang kearah Rea, dan membentuk pola aneh di udara, pola yang terlihat seperti lingkaran sihir dalam fiksi. Tidak lama, pola itu mengecil dan memasuki tubuh Rea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slayer「The Slaying System」
AcciónAhmad Raeli Fathania, adalah seorang pria yang bisa dibilang jauh dari rata-rata. Bukan jauh diatas, tetapi jauh dibawah. Ia adalah pria yang dipandang rendah orang lain, karena tidak bisa melakukan apapun dengan benar, hingga ketitik disebut sebaga...