Pt 01

3.6K 241 27
                                    





Daegu, 22.30 Kst



Lampu diskotik menerangi lantai pesta yang terkesan ramai. Alunan musik disco terdengar dengan sangat kencang nya. Menggoyangkan badan dan menari sepuas nya hingga lelah dan stress terbayarkan. Mengangkat kedua tangan seraya memejamkan mata menikmati setiap lagu yang terputar.

Bau menyengat minuman beralkohol memang ciri khas dari club malam yang di huni kebanyakan pria hidung belang dan wanita jalang. Tak sedikit anak muda yang menghamburkan uang dan menikmati pesta yang begitu membuat mereka tenang.

Bahkan, seorang gadis sedang menari di tengah tengah para pria hidung belang saat ini. Melenggok lenggokkan pinggul dan mengangkat kedua tangan, nyatanya Park Jiyeon sedang dalam pengaruh alkohol. Tawa nya yang terkesan menyedihkan membuat orang orang merasa iba namun juga tertarik karena kecantikan nya.

Namun, setengah jam menari dengan para pria hidung belang kini pasokan oksigen Jiyeon mulai menipis. Wajah nya memerah padam karena terlalu banyak meneguk wine. Tak menghiraukan orang sekitar, Jiyeon mulai mencari tempat duduk dan menemukan nya.

Jiyeon berjalan gontai dan sebelum dia berhasil duduk. Seseorang menarik tangan nya dan.

Plakk!

Jiyeon terjatuh tersungkur begitu saja di lantai. Park Chanyeol, sang kakak menampar nya dengan cukup keras hingga tercetak bekas kemerahan di pipi adik nya. Chanyeol menatap tajam sang adik dan menarik tangan Jiyeon begitu saja dengan kasar.

"Ayo pulang," Chanyeol tak memikirkan orang orang yang menatap nya kini. Bahkan para pria hidung belang bungkam setelah melihat siapa yang datang. Park Chanyeol adalah seorang pengusaha ternama di Daegu dan sudah banyak yang mengenalnya disana hingga tak ada seorangpun yang berani melawan.

Perhatian para orang orang kini buyar saat Chanyeol telah pergi membawa sang adik pulang. Menariknya cukup kasar memasuki mobil, Chanyeol meletakkan tubuh adik nya di kursi belakang. Wajah Jiyeon yang memerah dan mata nya yang kini terpejam membuat emosi Chanyeol terbakar.

Sekeras apapun dirinya mengajari ini dan itu pada Jiyeon. Nyatanya gadis itu tetap tidak mendengarkan dan tetap tertekan dengan keadaan nya seperti biasa. Sudah cukup penderitaan yang di alami Jiyeon. Mulai besok, Chanyeol akan membawa nya pergi jauh dari orang orang yang sudah menyakiti hatinya.


×÷×÷×


Chanyeol menghempas kasar tubuh Jiyeon di atas kasur begitu saja. Tangan nya mengepal melihat adik kecil nya begitu berantakan saat ini. Jiyeon begitu stress dengan keadaan dirinya dan bisakah Chanyeol mengembalikan kebahagiaan adik nya kembali?

Jiyeon sudah tertidur pulas. Karena pengaruh alkohol yang cukup besar gadis itu tak merasakan rasa sakit saat Chanyeol melempar nya di atas kasur.

"Cukup sudah, kau harus bahagia Jiyeon," ujar Chanyeol sendu, menatap adik nya dengan penuh rasa iba. Hanya satu yang Chanyeol inginkan, senyuman adik nya yang terus bersinar seperti dahulu.


÷×÷×÷×



Park Jiyeon, mengerjapkan matanya berkali-kali. Tangan nya terarah memegangi kepalanya yang begitu pening. Rasa sakit tiba tiba menggerogoti kepalanya. Dia baru ingat jika semalam dia habis minum yang mengakibatkan kepala nya sakit total saat ini.

"Chan oppa!"

Tak ada jawaban, terpaksa Jiyeon beranjak dari kasur nya seorang diri. Dan mulai berjalan ke arah jendela. Membuka tirai perlahan dan alhasil, Jiyeon terkesan melihat pemandangan di luar. Laut biru dan pegunungan tinggi. Tempat yang begitu menyejukkan hati nya.

"Kau suka?" Jiyeon berbalik badan. Kepalanya mengangguk begitu saja tanpa menyadari emosi seorang Chanyeol. "Kita akan tinggal disini untuk selamanya."

"Apa?" Jiyeon terkejut dengan keputusan mendadak yang di ambil Chanyeol.

"Lalu rumah kita di daegu?"

"Oppa tau kau tidak bahagia disana, maka dari itu kita tinggal disini saja. Sulit melupakan masalalu jika kau terus saja menempati tempat masalalu itu sendiri Jiyeon, kau perlu menjauh dari sana."

Jiyeon menunduk, apa yang di katakan Chanyeol ada benar nya juga. Masalalu buruk nya akan terus teringat jika Jiyeon menempati tempat itu sendiri. Lebih baik dia pergi dari pada harus tetap menderita.

Chanyeol menghampiri sang adik dan merangkul nya begitu saja. Mereka berdua, memandang keindahan alam yang begitu indah. "Sudah, jangan pikirkan masalalu lagi. Oppa disini untuk mu!" Chanyeol tersenyum, tangan nya dia bawa untuk mengelus rambut adik nya.

×÷×÷×


"Serius oppa?" Jiyeon mendongakkan kepalanya memandangi gedung University yang saat ini dia lihat. Sungguh sangat luas dan besar membuat Jiyeon sendiri takjub. Sebelumnya tidak ada kampus sebesar Kyunghee di Daegu.

Memandang sang adik aneh. Chanyeol mengernyitkan keningnya. "Kenapa? Kau tidak suka? Ini terlihat bagus," ujar Chanyeol.

Jiyeon terlihat memikirkan sesuatu. "Ini bagus, tapi aku akan--"

"Ya tentu saja, kau akan memiliki teman baru disini. Untuk itu ramah lah agar kau disukai."

Jiyeon menunduk, selama ini dia tidak bergaul dengan teman teman nya secara bebas. Jiyeon adalah gadis introvert yang hanya memiliki keluarga dalam hidupnya. Seumur hidup Jiyeon dia hanya memiliki satu orang teman dan itupun sudah jauh darinya saat ini.

Menyadari akan kesedihan dan kekhawatiran sang adik. Chanyeol kembali merangkul leher Jiyeon dan menyentil hidung nya membuat Jiyeon mengerucutkan bibirnya. "Oppa yakin kau bisa!"

Lantas tersenyum, Jiyeon bangga memiliki seorang kakak yang terus saja mendukung nya. Andai kakak nya ini seumuran dengan nya. Mungkin Jiyeon akan sekelas dan tidak kesepian seperti biasanya.

"Sekarang masuk lah," Jiyeon tersenyum. Rasa percaya dirinya karena dukungan sang kakak mulai tumbuh. Jiyeon mulai memberanikan diri kembali mendatangi keramaian setelah dua tahun ini dirinya terus mengurung diri. Jiyeon akan membuka lembaran baru dalam hidup nya.


×÷×÷×


Melihat sekeliling, Jiyeon tentu saja kebingungan. Dia tidak tau yang mana kelas seni yang akan dia masuki. Kaki jenjang nya terus melangkah hingga terhenti tepat di depan sebuah ruangan yang di atas tertera tulisan 'Art Class'.

Jiyeon tersenyum. Satu kali melangkah, namun pintu tiba tiba terbuka begitu saja dan seseorang menabrak Jiyeon hingga jatuh terlentang di lantai. Bersamaan dengan itu, seseorang yang menabrak nya jatuh tepat di atas nya. Membuat mata Jiyeon membulat layak nya bola. Hampir saja dada mereka bersentuhan jika sang lelaki tidak menahan kedua tangan nya di samping kepala kanan dan kiri Jiyeon.

Pemandangan pertama kali yang gadis itu lihat adalah mata bulat lelaki yang menabrak nya. Tiba tiba secercah senyuman muncul dari bibir sang lelaki. Tersenyum kotak pada seorang Park Jiyeon.

Posisi kedua nya berhadapan, jatuh di lantai dan begitu banyak yang memperhatikan dari luar maupun dalam kelas. Membuat Jiyeon malu luar biasa dan

"Akhhhhh!!!!!"












Luv Aliya




















𝐷𝑒𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang