Pt 14

517 83 22
                                    



"Wae, kenapa kau memanggilku kemari?" Park Jiyeon, berada di balkon sedari tadi berdua dengan sang kekasih. Taehyung memang akan membicarakan sesuatu dengan Jiyeon hingga mereka bertemu di balkon apartemen sang gadis.

Tersenyum sejenak sebelum akhirnya berdeham pelan. "Besok keluarga ku akan datang kemari dan aku juga ingin kau datang," menoleh pada Taehyung dengan terkejut, lantas kemudian mengalihkan pandangan nya ke segala arah. Sungguh Jiyeon masih belum siap bertemu dengan keluarga Taehyung. Di samping diri nya yang tidak sempurna, Jiyeon juga takut jika diri nya tidak di terima.

"Tenang saja appa ku baik," ucap Taehyung. Dia memang serius, serius ingin mengenalkan calon nya pada sang ayah. Kendati sulit karena pasti Jiyeon merasa tidak sempurna di mata orang - orang. "Aku yakin appa akan menerima mu apa ada nya," lanjut nya membuat Jiyeon semakin sedih saja.

"Tapi aku -- "

"Sutt, kau sempurna Jiyeon. Hanya saja kau kurang percaya diri sayang," Jiyeon mengangguk, memang benar apa yang kekasih nya katakan. Bahwa Jiyeon hanya saja tidak percaya diri akan diri nya sendiri. Merasa kekurangan dan tidak sempurna di mata yang lain.

Jiyeon menghadapkan Taehyung pada nya. Lalu sudut bibir nya terangkat begitu saja. "Baiklah, aku akan datang untuk mu," ucap nya membuat senyuman di bibir Taehyung mengembang.

Lekas, pria itu menarik Jiyeon ke dalam pelukan nya. Saking bahagia nya Taehyung sampai mengeratkan pelukan nya. "Terima kasih sayang, aku mencintai mu."

Di balik pelukan hangat seorang Kim Taehyung. Jiyeon sangat bersyukur bisa memiliki kekasih seperti Taehyung yang menerima sang gadis dengan apa adanya. Taehyung tidak memandang kasta dan kecantikan Jiyeon seperti Myungsoo melainkan hati Jiyeon yang tulus dan pertolongan nya pada Taehyung waktu kecil. Jiyeon benar - benar jatuh cinta pada nya.

Jiyeon tersenyum manis dan semakin  menyandarkan kepala nya pada dada bidang Taehyung dan mengeratkan pelukan nya pada perut rata Taehyung. "Sangat jarang memiliki kekasih seperti mu Taehyung, aku juga sangat mencintai mu," ucap nya dan entah keberapa kali nya Taehyung luluh akan ucapan Jiyeon pada nya.

Langit gelap dan mendung menjadi saksi bersatu nya cinta mereka yang awal nya semu kini bersinar dengan tenang nya di bawah gemerlap bulan yang tertutupi awan. Perlahan rintik demi rintik hujan turun membasahi rambut kedua nya. Hingga pelukan yang awalnya terasa hangat dan nyaman kini berubah menjadi dingin.  Sadar akan langit yang kembali mengeluarkan air nya. Lekas, Taehyung melepaskan Jiyeon dan menarik nya kembali ke dalam apartemen.

Jaket yang di kenakan Taehyung sudah basah total karena hujan mengguyur tubuh nya cukup deras. Apalagi Jiyeon yang kini terlihat sexy di bawah sinar lampu. Mereka duduk berdua di sofa apartement Jiyeon, tidak nyaman dengan jaket basah nya Taehyung akhirnya membuka nya di depan Jiyeon.

Memerah padam, Jiyeon memalingkan wajah nya. "Aku ambilkan handuk dulu," ucap nya beranjak dari sofa namun tidak terduga Taehyung malah menarik kembali tangan Jiyeon hingga kini mereka berhadapan dengan posisi cukup dekat.

Bahkan, nafas kedua nya sama sama menerpa permukaan wajah satu sama lain. "Tidak usah, lagi pula hanya jaket dan rambut ku saja yang basah," kata nya tidak mengizinkan Jiyeon lepas dari genggaman tangan nya.

"Kau tunggu disini, biar aku yang ambilkan handuk untuk mu," Taehyung beranjak dari sofa meninggalkan Jiyeon sendiri yang masih mematung dengan tarikan Taehyung tadi secara tiba tiba.

Setelah Taehyung tidak terlihat, barulah Jiyeon mengatur nafas nya dengan tenang. Taehyung sudah hampir membuat nya sesak nafas. Tidak lama kemudian Taehyung datang dengan handuk di tangan nya. Duduk di samping Jiyeon dan mengusap rambut Jiyeon dengan perlahan.

𝐷𝑒𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang