Bagian Lima - Keberangkatan Akbar

141 16 35
                                    


****

Sesuai dengan rencana, hari ini Akbar terbang ke Jerman. Bukan hanya orang tua Akbar saja yang ikut mengantar, begitu pun Najwa dan kedua orang tuanya ikut mengantar Akbar ke bandara.

Akbar mendapatkan jadwal penerbangan pukul 21:25. Sambil menunggu waktu penerbangan, Najwa dan Akbar sibuk dengan pemikiran masing-masing.

"Kembali ke Indonesia lagi, kapan?" tanya Dini di tengah-tengah keheningan.

"Sekitar dua sampai tiga mingguan, Bun," jawab Akbar dengan tatapan yang mengarah ke arah Dini. Dini hanya mengangguk saat mendapati jawaban dari calon menantunya itu.

Setelah mendengar jawaban dari Akbar, Najwa bisa menangkap pernikahan mereka pun tepat dua sampai tiga Minggu lagi.

Waktu penerbangan sepuluh menit lagi, dengan segera Akbar pun menyiapkan seluruh barang bawaannya.

Tatapan Akbar mengarah pada Najwa, "jaga diri baik-baik yah, Najwa," ucapnya.

"Mas Akbar juga jaga kesehatan." Senyuman Najwa begitu merekah. Ini kali pertama mereka sedekat ini dan rasanya begitu menyenangkan.

***

Setelah tiga hari keberangkatan Akbar, Najwa disibukkan dengan persiapan pernikahan mereka berdua.

Dimulai dari mencari busana pengantin, mencari katering untuk nikahan hingga gedung. Namun, Najwa tidak sendiri, melainkan ditemani oleh Shopia dan juga Akbar lewat video call.

Seperti pernikahan pada umumnya, ketika menuju hal tersebut begitu banyaknya ujian yang datang.

Dimulai dari keadaan Najwa yang gampang sakit, lalu saran dan kritik dari keluarga besar hingga cekcok masalah yang menurutnya kecil, tetapi begitu dipermasalahkan.

"Mas, ini cocok gak?" tanya Najwa yang menatap ke layar ponsel.

"Cocok."

"Yang ini?"

"Cocok."

"Terus yang mana?"

"Keduanya cocok, kok."

Najwa menghela napas, ternyata calon suaminya itu tidak bisa diajak berdiskusi. Ia tipe orang yang setuju-setuju saja atas permintaan Najwa, tanpa berkomentar apa pun. Menyebalkan, bukan?

"Yang ini cantik," ucap Shopia. Kini ini Najwa menatap detail gaun yang dipilih Shopia, benar katanya. Gaun ini terlihat cantik dan simpel dengan manik-manik yang tidak terlalu rame, berwarna biru muda yang mengartikan kebahagiaan dan harapan.

Selera Shopia memang bagus.

"Bagaimana?" tanya Shopia memastikan.

"Bagus, Mah." Najwa yang setuju atas pilihan calon Ibu mertuanya tersebut.

Akhirnya batin Najwa. Setelah mereka kurang lebih tiga jam dilema dengan gaun-gaun yang tak kalah cantik. Mereka pun bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Hari ini cukup membuat Najwa kelelahan.

Setelah semuanya selesai kini Najwa bisa pulang dan beristirahat dengan tenang, dan berharap hari itu cepat datang tanpa masalah apa pun lagi.

"Yakin mau langsung pulang?" tanya Shopia.

"Iya, Mah, Insya Allah lusa Najwa ke rumah Mamah lagi," jelas Najwa yang langsung menyalakan mesin motornya.

"Ya sudah, hati-hati." Najwa hanya mengangguk.

Begitu pun dengan Shopia yang langsung memasuki mobilnya. Mereka pun pulang dengan berbeda arah.

Liku Najwa (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang