TUJUH

15 2 1
                                    

•For u, to u•

Aku memang pengecut,
tidak berani berkata jujur.

~Gerald Samudra~

°°°

    Syifa duduk di kursi penonton dengan sebotol minum isotonik yang sudah berada di lengannya. Tanpa sadar dia sudah menunggu cukup lama, menunggu sosok lelaki yang entah mengapa akhir-akhir ini selalu ada di pikirannya. Dengan seulas senyum yang tergambar di wajahnya ketik mendapati sosok yang sedang ia tunggu telah berhasil memasukkan bola basket pada ringnya.

    "Yeyyy," teriak Syifa, dia sama sekali tidak malu. Bahkan ketika fans-fans fanatik Gerald melemparan tatapan yang tajam.

    Ya. Laki-laki yang sedang Syifa tunggu adalah Gerald. Manusia paling menyebalkan yang berhasil hadir dalam pikiran Syifa akhir-akhir ini. Syifa juga tidak tahu kenapa otaknya selalu bekerja keras untuk Gerald.

    "Semangat kak Gerald!!!" Teriak Syifa dengan kedua lengannya berada di antara bibirnya, membuat suaranya semakin nyaring.

    Gerald yang mendengar suara Syifa begitu nyaring, dia menatap sekilas ke arah Syifa. Lalu memalingkan wajahnya ke arah lain untuk tersenyum. Dia belum siap untuk Syifa mengetahui kalau Gerald sangat suka semua perlakuan Syifa padanya.

    "Ayooo kak Gerald!!!" Kini teriakan Syifa semakin nyaring, bahkan sampai semua penonton melirik ke arah Syifa.

    Syifa hanya tersenyum sinis kepada orang-orang yang menatap intens kepadanya. Dipikiran Syifa hanya untuk menyemangati Gerald.

     Sudah cukup lama pertandingan berjalan, akhirnya pertandingan di menangkan oleh tim Gerald dengan skor yang terpaut jauh.

    Syifa yang melihat Gerald sedang mengeringkan keringat yang ada di dahinya dengan lap milik Gerald, tak tahan untuk segera mendekat ke arah lelaki itu.

    "Kak Gerald..."

    Gerald melirik ke arah Syifa, siapapun yang dapat kirimkan itu pasti akan mati kutu dan tidak dapat berkutik. Buktinya, sekarang Syifa susah payah menahan saltingnya.

    "Ada apa? Heboh banget lo!"

    Syifa tersenyum dengan raut wajah tanpa dosa, "aku semangat banget nonton kakak, kakak keren main nya."

    "Nonton gue, atau nonton mantan lo?"

    Mantan? Bahkan Syifa tidak tahu kalau ada mantannya yang ikutan basket.

    "Siapa kak?"

    Gerald mendengus.

    "Lo nonton syif?"

    Syifa menengok kan wajahnya ke sumber suara, "Arnold? Dari kapan lo ikutan basket?"

    "Saat tau lo suka nonton basket."
Gerald benar-benar menahan emosinya, dia meremas kuat lap yang ada di tangannya sampai peluh yang tadi di lap pun sekarang sudah tidak ada karena di remas oleh Gerald.

    Arnold melirik ke arah minuman yang sedang di pegang oleh Syifa, namun Gerald segera mengambil minuman itu membuat Syifa kebingungan.

    "Buat gue kan?" Gerald membuka minuman itu lalu meneguknya sampai habis, "thanks."

    Syifa benar-benar kebingungan, antara percaya atau tidak. Gerald menerima minumannya tanpa debat terlebih dahulu? Keajaiban.

    Gerald pergi begitu saja meninggalkan Syifa dan Arnold yang masih saling tatap saat itu.

    "Lo pacaran sama Gerald?"

    "Calon."

    Arnold menghela nafasnya, "gue mau minta maaf soal....."

    Syifa tersenyum sinis, "gue tau, udah lah lagian itu udah lewat juga. Gue duluan ya."

🌻🌻🌻

    Sesuai kesepakatan, hati yang kosong mulai terisi penuh. Melihat keadaan yang semakin berubah. Hati-hati dengan kebencian, sebab ia akan berubah jadi cinta. Dan kamu harus menanggung semua jika semua nya sudah berubah .

    Syifa bungkam, diam dalam pikirannya. Mana mungkin dia rela menyerahkan Gerald untuk orang lain? Ah bahkan bukan orang lain, lebih tepatnya sahabatnya sendiri. Sudah hampir dua Minggu, tapi Syifa belum juga bisa mendapatkan perhatian dari Gerald. Bagaimana jika sampai satu bulan ini ia gagal? Apa Syifa akan sanggup menerima konsekuensinya?

    Raina duduk di sebelah Syifa, Raina tau apa yang dirasa sahabatnya ini. "Lo tenang aja syif, gue gabakal biarin Ela ngerebut apa yang lo inginkan."

    Syifa menengok ke arah Raina, "tapi na, Ela itu sahabat gue, dan gue gak bakal ngecewain dia."

    "Tapi syif, lo lupa sama Arnold? Jelas-jelas dulu Ela nusuk lo dari belakang, terus sekarang dia terang-terangan ingin kak Gerald yang jelas-jelas lagi Lo deketin."

    Syifa menenggelamkan wajahnya, mengembuskan nafas beratnya. "Mungkin rasanya gak akan sesakit ini kalau gue gak jatuh cinta sama kak Gerald."

🌻🌻🌻

Up dua kali kan?

Hahaaaaaa...

Makasih yaaa udah mau baca:****

Love MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang