SEMBILAN

12 2 2
                                    

•Rasa apa ini?•

Buktinya, aku sanggup menjelaskan kebenarnya.
Lalu, kenapa kamu gak bisa Nerima kenyataannya kalau
Aku cinta kamu?

~Arnold Lexa~

°°°

    Syifa sudah berada di rumah Ela, tak lupa dengan Raina. Mereka sudah rutin melakukan ini friend time katanya. Mereka memutuskan untuk pertemuan rutin ini melakukan permain saja. Karena untuk nonton, hangout, dan makan itu sudah sering di lakukan.

    "Truth or dare aja." Ucap Raina sambil mengambil pulpen yang berada di atas meja belajar milik Ela.

    "Oke." Sahut Syifa.

    "Lo ikut gak La? Masa yang maen cuma berdua." Raina sengaja melakukan ini, dia hanya ingin sahabatnya ini baikan, tidak perang dingin seperti ini.

    "Ya. Gue ikutan."

    "Bagus, dimulai dari gue ya? Gue puterin nih!"

    Pulpen itu berputar dan berhenti tepat mengarah ke Syifa, Syifa dengan senang hati menerima itu, dia memilih untuk dare.

    "Dare syif? Apa ya yang cocok buat lo-" Raina mengetuk-ngetuk dagunya berfikir.

    "-Oh iya, video call mantan sekarang, terus bilang i love you." Raina tersenyum puas diikuti Ela, Ela yakin Syifa tidak akan menghubungi Arnold.

    "Yahhh .. ganti ahhh jangan dare, truth aja deh," rengek Syifa.

    "Gak, pokonya sekarang Lo harus video call mantan lo dan bilang i love you."

    Syifa tidak mungkin menghubungi Langit, dia sudah punya pacar. Dan mana mungkin dia menghubungi David mantannya, David kan sudah lama pindah sekolah dan Syifa gak tahu dia sudah punya pacar atau belum. Tinggal Arnold. Ah sial. Laki-laki itu.

    "CEPET SYIFAA!"

    "Iya iya... Gue hubungi Ar-nold."

    Yaah. Diluar dugaan Ela. Kenapa harus Arnold?

    Syifa berharap Arnold sedang tidak online atau memblokir kontaknya. Ah mana mungkin.

    Syifa menekan tombol video call, disana hanya ada suara Tut.. Tut.. Tut.. dan tulisan memanggil, tidak berdering itu pertanda Arnold sedang tidak aktif. Syukurlah.

    "Arnold lagi gak aktif, artinya gue gak perlu video call sama dia." Dengan cepat Syifa mematikan data seluler, takut-takut nanti Arnold aktif dan menghubunginya. Terdengar helaan nafas kecewa dari Raina.

    "Kenapa harus Arnold? Mantan Lo kan banyak." Ucap Ela sedikit sinis.

    "Masih banyakan mantan Lo kali, bahkan mantan kita ada yang sama, betul?" Ucap Syifa sambil terkekeh di akhir katanya.

    Raina tidak mau perdebatan di antara mereka semakin runyam, "sekarang giliran Lo syif."

    Syifa mulai memutarkan pulpen itu, dia ingin sekali pulpen itu mengarah pada Ela. Dan benar.

    "Truth or dare?"

    "Tr-uth." Ucap Ela sedikit berfikir.

    "Pertemanan menurut lo apa si?" Sengaja Syifa bertanya seperti itu, dia hanya ingin tahu apa yang akan Ela jawab.

    Lega. Tidak seperti yang Ela bayangkan.

    "Pertemanan menurut gue, mengasihkan apa yang sahabatnya inginkan."

Love MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang