DELAPAN

15 2 0
                                    

•Cemburu?•

Mana mungkin aku jujur,
Aku takut kamu menjauh.

~Gerald Samudra~

°°°

    Setelah mengambil minuman dari tangan Syifa dan menghabiskannya, Gerald pergi ke kelasnya. Jujur, hatinya berantakan setelah mendapati Arnold yang tiba-tiba masuk ke grup basketnya.

    "Pertandingan kali ini kalian kedatangan anggota baru," ucap pelatih sambil membawa lelaki yang tidak asing bagi pemain yang lain.

    Gerald yang melihat pelatihnya seenaknya saja memasukkan orang baru ke timnya tidak bisa tinggal diam, "maaf coach, tapi kita belum mengetahui kemampuan dari dia."

    Pelatih basket itu mengangguk sambil tersenyum, "dia muridku juga, di sudah berlatih denganku selama seminggu kebelakang ini, dan dia berhak masuk ke tim basket kamu Gerald ."

    Gerald tidak bisa membantah perintah pelatihnya itu, "baik coach."

    "Sial!!" Gerald mengacak rambutnya frustasi, belum juga ia mendekati Syifa, sekarang sudah ada masalah baru lagi.

    "Lo kenapa sih Rald?" Tanya Anton yang sudah mengganti pakaiannya.

    Gerald tidak menjawab pertanyaan sahabatnya itu, membuat Anton memukul pelan kepala Gerald, "budeg lo!"

    "Gue harus ngapain kalo saingan gue mantan Syifa?"

    Anton tidak bisa menahan tawanya, dia tertawa terbahak sampai seisi kelas menatapnya intens.

    "Lo kenapa si ton? Kesurupan?"

    "Gue aneh aja sama lo, udah bener juga si Syifa deketin lo, itu lampu hijau buat lo bego!"

    Gerald menghela nafasnya gusar, bukan salah yang di ucapkan Anton. Itu semua benar, tidak ada yang salah. Hanya saja disini Gerald yang terlalu Munafik dan egois.

    "Gue gak mau Syifa ngejauh dari gue kalau dia tahu gue suka sama dia "

    "Beri tahu gue alasan yang logis tentang omongan lo barusan!"

🌻🌻🌻

    Pelajaran berlangsung, tapi pikiran Syifa masuk ke kejadian tadi pagi. Di lapang basket. Dari ucapan yang Gerald lontarkan jelas itu sebuah kalimat yang bermakna kecemburuan. Ah mana mungkin syif, jangan halu. Mana mungkin seorang Gerald suka sama cewek kaya lo.

    Mungkin, itu hanya sebuah kalimat yang ia rangkai sedemikian rupa agar Syifa menjauhinya, ya. Itu baru alasan yang benar.

    "Syifa..."

    "Hah? Iya Bu? Maaf..."

    Syifa kaget setengah mati, apalagi yang sedang berhadapan dengannya adalah guru kimia yang terkenal kilernya.

    "Coba jelasin apa yang baru saja ibu jelaskan."

    "Ngejelasin Bu? Eh-Hmm-"

    Syifa mendekatkan jaraknya dengan Raina, "tadi Bu Siti ngomong apa aja?" Bisiknya pada Raina.

    "Tentang molekul." Bisik Raina sangat pelan.

    Syifa mengangguk paham, Untung Syifa sempat belajar tadi malam jadi sedikitnya dia tahu tentang molekul. Syifa maju ke depan dan mendapatkan senyuman lebar dari Ibu Siti.

    "Coba jelaskan apa yang tadi ibu jelaskan!"

    "Oke Bu... Jadi, molekul adal—"

   "Siapa yang bahas molekul Syifa? Ibu dari tadi bahas asam basa. Kamu gak ngedengerin ibu?"

Love MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang