Part Two
***
Satu hari sebelumnya, saat Azrael sudah pergi meninggalkan Jibril.
Sosok lelaki tinggi dan tampan mengenakan sebuah kacamata yang membuat ketampanannya meningkat 20% berdiri mematung di sebuah bukit.
'Aku sudah tidak dibutuhkan! Aku dibuang! Aku ditelantarkan!'
Pemikiran tersebut sudah diucapkan berulang-ulang didalam kepalanya selama 7 hari kurang. Ia telah menanamkan sebuah pemikiran yang kuat didalam jiwanya bahwa Ia adalah 'malaikat yang gagal'. Sebuah mimpi buruk terus menghantuinya, mimpi yang mengingatkannya terhadap kejadian mengerikan yang dilaluinya seperti sebuah film horor yang diulang-ulang didalam pikiran.
'Jika saja Aku tidak membuka pintu itu. jika saja Aku tidak berbicara kasar dengan Tuhanku. Jika saja Aku tidak bertemu Azrael....'
Bibir yang ada di wajah kaku milik Jibril mulai bergerak seakan mengucapkan sebuah kata.
"Azrael"
Setelah mengucapkan kata itu, mata yang terlihat seperti ikan mati milik Jibril kembali hidup dan tubuhnya yang sebelumnya diam seperti patung mulai bergerak. Terutama pada kepalanya yang berputar ke kanan-kiri seperti sedang mencari sesuatu.
Setelah dihantui mimpi buruk, kini Jibril kepikiran:
"Ah sial! Habis sudah, dunia ini pasti akan musnah" setelah Ia melihat beberapa rumput layu membentuk sebuah jejak menuju ke Utara.Mengingat tubuhnya yang saat ini merupakan tubuh manusia, Jibril memeluk kitabnya.
"Tidak ada pilihan lagi. Saat ini, pilihan yang terbaik adalah pasrah menunggu dunia ini hancur dan berdoa kepada Tuhan agar diselamatkan. Ahh...
Inilah hidup singkatku, menjadi manusia selama beberapa hari dan mati di tangan penghancur dunia.."Jibril merasa...
tidak, mungkin lebih tepatnya Ia menyadari bahwa belakangan ini dirinya mendapat nasib sial. Dulu saat masih menjadi malaikat, Jibril tidak mempercayai apa itu keberuntungan dan kesialan karena hal itu adalah Sirik, tapi entah karena wujudnya menjadi manusia atau faktor lain, Ia menjadi percaya apa itu kesialan."Kenapa Aku harus mengalami semua hal ini?!"
Jibril menggenggam erat kitabnya dan mulai memanjatkan do'a :
"Wahai Tuhanku yang Penuh Kasih, selamatkanlah hamba dari nasib sial....
Geh! Sia-sia rasanya berdo'a setelah mengetahui sifat asli Tuhanku. Lagipula Aku juga sudah dibuang... Hehe"Jibril memanjatkan sebuah do'a yang yang berubah menjadi tawa yang terasa sangat berat dan sedih.
'Jika saja dia tidak ada maka hal ini tidak akan terjadi dan Aku tidak harus menjalani hidup seperti ini'
Jibril sebenarnya tidak membenci Azrael melainkan Ia hanya tidak menyukainya, berpikiran bahwa dirinya lah yang terbaik diantara para malaikat lainnya, ditambah dengan melihat sikap Azrael yang seperti acuh tak acuh membuatnya semakin tidak menyukainya. Jika saja Jibril dapat memilih temannya disini antara Azrael atau 'Sang Penjaga Neraka' yang bisa dikatakan memiliki wajah menyeramkan, maka Jibril akan memilih Sang Penajaga Neraka tersebut.
'Walaupun menyeramkan, aslinya dia hanyalah orang baik yang memiliki wajah seram, itu saja....
Yah..
Mungkin juga tidak, tapi lebih mendingan daripada Azrael'
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the Death Angel Get a Holiday in Another World [ONGOING]
FantasiaApa yang terjadi saat malaikat maut dan malaikat yang menghubungkan Tuhan dengan para Makhluk-Nya diberikan liburan dari tugasnya ke dunia lain oleh Sang Tuhan itu sendiri?