Halloooo apa kabar kalian? Stay healthy and home ya.
Aku bawa cerita baru wkwk. Yang sebelah aja baru beberapa biji, lah ini udah bikin yang baru lagi! Hehe buat cerita sebelah aku lagi berusaha nyari ide nya lagi. Maafkan🙏Selamat berhalu dan......
...........................................................
Senin yang cerah. Terik matahari pagi menyorot tepat di wajah seorang gadis. Peluh bercucuran walau sudah beberapa kali di hapus dengan punggung tangan. Bersyukur petugas sedang membacakan do'a. Yang berarti sebentar lagi upacara akan selesai.
Bita memejamkan mata berusaha tetap pada posisi. Hingga akhirnya pikiranya melayang jauh dengan kegelisahan yang menyeru. Lalu menghela nafas.
Tak lama tangannya tertarik kedepan "Bita ayo kita duduk paling depan, supaya gak panas. "Bita mengikuti saja kemana temannya itu menarik tangan.
Upacara telah selesai. Seperti biasa, pasti akan di kumpulkan terlebih dahulu sebelum ke kelas.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..... "
Guru di depan sudah memulai bicara. Sedangkan Sabita Fiona--nama gadis itu-- kembali melamun dengan kepala menunduk sembari memainkan kerikil kecil yang ada di tanganya. Ia kepikiran dengan Fahri, pacarnya.
Dari kemarin tak ada kabar tak seperti biasa. Ini lah yang tak ia suka dari LDR. Saat tak ada kabar, tak mengabari, di kabari tak bisa, dan tak bisa melakukan apapun. Karena jarak terlalu jauh hanya untuk sekedar mengetahui kenapa.
"Ta... Ta... "Senggolan di sebelah kanan dari Tari menyadarkan nya.
"Hm? "Jawabnya tanpa menoleh.
"Daniel Ta, Daniel. Dia pindah sekolah ke sini! "Tari sedikit berbisik karena sadar di sekelilingnya terdapat kakak kelas. Yang sekarang juga sedang membicarakan murid baru yang menoleh saat akan masuk ke ruang wakasek. Yang kebetulan tepat berhadapan dengan lapangan.
"Gua gak butuh lo hibur. "Sahut Bita
"Demi kak. Ganesh jadi pacar gua. Gua serius Ta, tadi dia sempet noleh gitu sebelum masuk ke ruang wakasek. "
Bita hanya menggerakkan kedua bahunya. "Yaelah gak percayaan amat sama gua. "Dengus Tari kesal.
Kerumunan sudah di bubarkan dan semua siswa di beri waktu lima menit untuk istirahat sebelum kelas di mulai.
Sedangkan Bita dan Tari langsung ke kelas karena mereka sudah memiliki air mineral.
Setelah menyelesaikan minum nya Bita memikirkan ucapan Tari tadi. "Tar lu boong kan? "
"Terserah mau percaya apa enggak. Coba lu intip di pintu, kali aja mereka udah keluar. "
"Ya gak bakal kelihatan lah, gimana si!"
Tari menggeleng kan kepalanya.
Di dorong sedikit rasa penasaran, Bita akhirnya memutuskan untuk keluar kelas. Belum saja ia melangkah melewati pintu, seseorang menghampiri nya.
"Ta, di panggil sama Pak. Anas di ruang wakasek. "Ternyata si ketua osis, Izzar Adelio.
"Oh, iya. "Jawab Bitab setelah sadar dari terkejutnya.
"Gua langsung ke kelas, duluan ya. " "oh iya, ada anak baru, cowo, kalo di lihat sih ganteng. Lu jangan suka sama dia ya, nanti gua patah hati. "Lanjut Izaar sebelum pergi.
Bita tidak menanggapi dan segera berjalan ke arah ruang wakasek yang jaraknya terhalang oleh UKS, tangga dan WC.
Sebelum mengetuk pintu, Sabita menghela nafas terlebih dahulu guna menstabilkan detak jantungnya.
Tok... Tok... Tok...
Bita membuka sedikit celan pintu lalu mengucap salam.
"Assalamualaikum. "
"Waalaikumsalam. "Jawab beberapa orang yang ada di dalam. "Silahkan masuk. "Lanjut Pak. Anas.
Tubuhnya membeku saat pintu di buka lebar. Pemandangan di depan menampilkan Farhi dan orang tua nya?
Fahri duduk di sofa panjang sebelah kiri Pak. Anas dan orang tua nya tepat di hadapan Fahri. Ingin rasanya ia tenggelam di dasar laut sekarang juga.
...........................................................
Gimana? Lanjut tidak nih?
Thank's for reading. Janlup pemirsah di
| |
| |
| |
| |
| |
| |
| |
Vote🌟 Share📲Komen📝
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Teen Fiction"Berawal dari sebuah kata yang menumbuhkan rasa. Ketika jarak tidak berarti apa-apa bagi kita. Tapi setelah apa yang terjadi, apakah aku akan baik-baik saja saat dia semakin pergi menjauh. " Sabita Fiona gadis manis dengan dua lesung pipi mempunyai...