memo : 7

5 0 0
                                    

Happy reading😉

…………………………………………………………………

Fahri mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia kesal karena membuat gadisnya sedih namun ia juga tidak bisa melakukan apa-apa. Menolak orangtuanya? Itu satu hal yang tak akan pernah ia lakukan.

Rasanya tidak adil, ia ingin merasakan kebahagiaan dari kekasih dan keluarganya tapi ia selalu kehilangan salah satunya saat dia mendapatkan yang satu.

Setelah sampai dia segera menghubungi Sabita, dia tidak ingin gadisnya menunggu dengan cemas. Karena jalan yang ia lewati untuk ke rumah pacarnya cukup rawan dan selalu sepi saat malam dan jarak yang lumayan jauh.

Kini ia menggambil gitar, duduk di sisi ranjang lalu memainkan senar yang mengeluarkan suara petikan indah diiringi suaranya yang tidak terlalu buruk. 17 dari Pink Sweat$ kini jadi pilihannya, lagu yang membuat hatinya menghangat. Lagu yang selalu ia mainkan setelah bertemu dengan Sabita, berharap bahwa ia dan Sabita bisa melewati masa sulit hingga mereka bisa bersama seperti arti dari lagu itu.

»»»

Tidak terasa hari-hari berlalu dengan cepat dan seiring berjalannya waktu hubungan Fahri dengan Sabita semakin membaik, mereka banyak melakukan hal yang membuat mereka bahagia. Dan Sabita pun sudah tidak malu-malu dan memikirkan presepsi orang akan hubungannya dengan Fahri.
Seperti sekarang Sabita dan Fahri sedang makan berdua di kantin. Walau beberapa siswa masih saja suka memperhatikan mereka beruntung Sabita sudah bisa cuek akan hal itu.

"Kamu ada bimbel hari ini? "Sekolah sudah memasuki fase sibuk khususnya untuk kelas dua belas yang akan menghadapi ujian kelulusan.

"Enggak ada, jadwalnya besok. Kenapa? "Jawab Fahri

"Um, kalau gak ada mending kamu selesai sekolah langsung pulang aja, aku ada latihan Karate nanti kamu ke sore-an kalau nunggu aku dulu. Jarak rumah kak. Ganesh gak terlalu jauh jadi aku bisa pulang sama kak. Ganesh atau teman aku yang lain. "

Mendengar jawaban Sabita, Fahri langsung menghentikan makannya.

"Kamu lebih milih pulang sama Ganesha dari pada aku!? "Fahri tersenyum kecut

"E... Enggak gitu kok. Aku cuma khawatir kamu kecapean dan sakit. Lagi pula rumah kak. Ganesh sama aku kan searah. "

"Pokoknya aku bakal anter-jemput kamu terus, setiap hari. Dan jangan ngebantah lagi. "

"Mulai sekarang kamu harus jaga kesehatan Fahri. Sebentar lagi ujian dan banyak yang perlu kamu persiapkan, terutama kesehatan kamu. "

"Cuma nganterin kamu doang gak bakal bikin aku sakit. Udah ada aku disini tapi kamu malah mau sama Ganesha, kalian bukan kakak-adik kandung. Kamu gak lagi bohongin aku kan? "

Selesai bicara seperti itu, Fahri merutuki dirinya sendiri. Dia paling susah mengendalikan emosi kecuali di depan Sabita. Tapi dia baru saja lepas kontrol.

Tatapan Bita menjadi nanar tak percaya bahwa Fahri akan bicara seperti itu. Terlebih ia tidak suka saat ada yang mengungkit tentang statusnya dengan Ganesha yang bukan saudara kandung. Ini janji kedua yang Fahri ingkari 'meragukan perasaan nya' Bita tidak pernah meminta janji dari laki-laki itu, tapi Fahri sendiri yang mengatakannya. Apa salah jika ia meminta kebenaran apa yang telah laki-laki itu katakan?

"Kamu gak percaya sama aku? "Tanpa sadar Bita menurunkan oktaf suaranya, ia sedih dan kecewa. Ke biasaan yang tidak ia sadari yaitu menurunkan oktaf suaranya.

"Aku percaya sama kamu. Tapi aku gak percaya sama Ganesh. "

Fahri yang melihat raut wajah Bita yang semakin tidak bersahabat akhirnya mutuskan untuk mengalah.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang