Bosen di rumah, pingin ke dorm bities ಥ‿ಥ
………………………………………………………………
Rapat pertama di semester kedua ini belum membahas yang terlalu berat. Hanya membahas bahwa kegiatan osis kembali berjalan normal, seperti waktu kumpulan, melaksanakan tugas masing-masing dan di akhiri dengan lelucon yang mengundang gelak tawa. Hingga tak terasa waktu semakin petang hingga kumpulan selesai.
Bita pun berjalan melewati gerbang dan terlihat Fahri di parkiran yang sudah bertengger di atas motornya.
Sampai di rumah Bita tidak seperti kemarin yang langsung meninggalkan Fahri. Ia menunggu hingga Fahri pergi
"Entar malam aku ke rumah kamu ya. "Ucap Fahri sambil menoleh
"Mau ngapain? Aku banyak tugas. "
"Halah, alasan. Pokoknya entar aku ke sini, mau ngomong sesuatu. "
"Yaudah sana! Keburu magrib. "Sebenarnya Bita tidak mau karena lelah dan ingin istirahat tapi mendengar Fahri ingin membicarakan sesuatu membuatnya mau tak mau menerima.
Saat memasuki rumah seperti biasa Bita mengucapkan salam, walau tak ada yang menjawab. Melepaskan sepatu dan segera ke kamarnya menaruh tas lalu pergi mandi.
Setelah tubuhnya terasa segar, ia langsung ke dapur. Dapurnya terlihat kotor dengan beberapa piring di atas wastafel usang itu, ia harus memasak, menyapu lalu mengepel rumahnya. Bita tahu ibunya sekarang ada di kamar, namun tetap saja ada atau tidak nya sang ibu bagi Bita tetap sama, ia tetap melakukannya sendiri, bahkan di rumahnya ia merasa sendiri karena ibunya hanya bicara dengannya saat butuh.
Sempat tertunda shalat Bita kembali melanjutkan pekerjaannya, hanya pekerjaan ringan tapi itu membuat tubuhnya berkeringat. Bersyukur dia bukan orang yang mudah bau badan.
Setelah selesai Bita kembali ke kamarnya guna mengeringkan badan lalu duduk di kasur dan mengarahkan kipas angin tepat ke tubuhnya.
Tok... Tok... Tok...
Terdengar ketukan di pintu depannya, Bita pun bangun dan segera membukakan.
"Assalamualaikum, ayo udah siap belum? "Terlihat lelaki tampan mengenakan pakaian santai, siapa lagi kalau bukan Fahri.
"Waalaikumsalam, masuk. "Jawab Bita sembari melebarkan pintu dan Fahri yang duduk di kursi kayu.
"Siap kemana? Kamu kan cuma mau ngomong sesuatu ya di sini aja. "
"Cari makan biar lebih enak ngomongnya. "
"Emang ngaruh ya? Baru tahu aku. Yaudah bentar siap-siap dulu. "
"Bita!"
Bita menghentikan tangannya yang hendak membuka pintu kamar.
"Huh? "
"Kamu cantik setiap hari. "
"Aku perempuam. "Balas bita sambil masuk ke kamarnya.
»»»
Di sini lah mereka, di tempat makan pinggir jalan yang tidak terlalu jauh dari rumah Bita. Bita memaksa tidak ingin terlalu jauh.
"Kalau ada yang mau di tanyain, tanya aja. "Fahri membuka percakapan di antara mereka
"Enggak. Kamu yang mau ngomong, ngomong aja sekarang. "
"Tapi aku mau kamu nanya dulu ke aku. Aku tahu di otak kamu ini banyak pertanyaan. "Jawab Fahri sambil jari telunjuknya di ketukan ke dahi Bita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Teen Fiction"Berawal dari sebuah kata yang menumbuhkan rasa. Ketika jarak tidak berarti apa-apa bagi kita. Tapi setelah apa yang terjadi, apakah aku akan baik-baik saja saat dia semakin pergi menjauh. " Sabita Fiona gadis manis dengan dua lesung pipi mempunyai...