Semangat rebahannya, jangan lupa istirahat karena rebahan juga cape:'v
........................................................................
Batas sekat di mushala ini hanya setinggi dada. Sabita mendapat saf depan sehingga ia bisa melihat laki-laki yang sedang shalat di depannya. Semuanya tampak biasa-biasa saja namun tatapannya berhenti pada punggung laki-laki yang berada di barisan paling belakang pojok.
Se-jarang apapun ia bertemu dengan pacarnya tetap saja ia mengenali punggung itu. Apalagi logo sekolah yang tertempel di lengan baju sebelah kirinya yang beda sendiri. Sudah jelas itu Fahri.
Gerakan Sabita yang akan memakai rok mukena itu terhenti.
"Tar! "
"Ta! ""Eh kok barengan sih. "Ucap Tari dengan suara rendah.
"Tar, lu lihat cowok yang di pojok kanan itu. "Mata Tari langsung melirik ke arah kanan "Itu Fahri. "Bisik Sabita sangat-sangat pelan.
"Bentar. Eh kok iya! Dia sama kak. Ganesh dong! "Pekik Tari senang dan mendapat tatapan tajam dari siswi yang ada di sampingnya, untung saja tidak ada guru.
"Ssttt... Pelan-pelan dong ngomong nya. "Bita mendudukkan tubuhnya, memilih menggunakan rok mukena sambil duduk.
Di ikuti Tari yang sudah rapih dengan mukena nya."Pindah ke saf belakang aja yuk? Kalo di sini nanti pasti Fahri lihat. "
"Nggk deh, udah enak di sini gua bisa mandangin kak. Ganesh. Lu tahu gak si... Ganteng nya dia itu nambah berkali-kali lipat pas shalat. "
"Lu mau shalat apa mau maksiat? Mandangin kak. Ganesh mulu! Belakang aja yuk? "
"Bita lu gak lihat, di belakang penuh, malah desakan banget noh. "
"Tapi nanti.... "
"Dek maaf ini mushala buat ibadah bukan buat gibah, kasian yang belum shalat nunggu kelamaan. "Teguran dari kakak kelas membuat ucapan Bita terpotong dan mau tak mau ia shalat dia saf depan. Walau tidak besar kemungkinan Fahri akan melihatnya tetap saja ia ingin berjaga-jaga.
"Iya kak maaf kami akan segera shalat. "Ucap mereka berdua
Dan terdengar dumel-an dari kakak kelas
yang baru saja menegurnya itu "Wakil ketos masa kelakuan kaya gitu. "Sabar!
Hanya itu kunci nya saat seseorang membawa jabatan dalam kesalahan, padahal waketos juga manusia yang bisa berbuat salah.
»»»
Jam istirahat kedua ini Fahri di ajak oleh empat teman baru nya-Ganesha, Redi, Ilham dan Tero-untuk turun ke bawah makan siang dan shalat. Shalat adalah kegiatan yang sering ia tinggalkan namun di sekolah ini mungkin dia akan menjadi rajin karena kebawa teman.
Ke lantai satu adalah hal yang paling ia tunggu dari tadi, ia sudah tahu di mana kelas Sabita karena sebelum ia menuju kelas tadi pagi, ia melihat Sabita memasuki kelas yang berada di samping UKS dan saat ia bertanya kepada pak. Anas pun di 'iya' kan.
Untuk ke mushola ia harus melewati UKS dan kelas Sabita tentunya, tatapan matanya tak pernah teralih dari kelas itu. Dan tatapan murid lain pun tak teralih darinya. Ia menatap pintu yang terbuka dan jendela dengan kaca bening kelas sebelas IPA 1. Namun sayang, ia tidak menemukan yang ia cari.
Setelah sampai musholla ia membuka sepatu dan kaus kaki lalu antre untuk wudhu dan setelahnya shalat, ia mendapat saf paling belakang karena saf yang ada d depannya sudah penuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Teen Fiction"Berawal dari sebuah kata yang menumbuhkan rasa. Ketika jarak tidak berarti apa-apa bagi kita. Tapi setelah apa yang terjadi, apakah aku akan baik-baik saja saat dia semakin pergi menjauh. " Sabita Fiona gadis manis dengan dua lesung pipi mempunyai...