Perihal cinta memang masih saja selalu penuh misteri. Kadang dia bahagia, lalu terluka. Terkadang dia berharap, kemudian menuai kecewa. Aku sendiri tidak mengerti perihal cinta yang jalannya terkadang selalu sesuai tebakan. Beberapa kisah yang aku dengar – maupun yang pernah ku alami – hampir memiliki akhir yang mirip. Sudah menjadi hal biasa bagi orang-orang yang sedang berpetualang dalam dunia percintaan. Meskipun duri itu memang bisa saja menusuk, tetapi tak jarang juga mereka yang berusaha percaya bahwa bahagia akan menjadi akhir dari kisah cinta itu.
Aku memutuskan untuk menjadi orang yang mengusahakan sebuah kebahagiaan. Meskipun pernah terluka berkali-kali, tak jera juga aku berharap semua akan berakhir indah. Terutama dengan kamu. Pemilik senyum terindah yang selalu ku nanti kehadirannya. Aku percaya bahwa suatu saat semesta mau berbaik hati mengizinkan kita bertemu kembali. Aku percaya bahwa kamu akan tetap menjaga hati yang kupercayakan sepenuhnya padamu. Seperti apa yang pernah kamu katakan beberapa waktu yang lalu.
Aku masihlah manusia biasa. Beberapa waktu pernah menenggelamkanku dalam kubangan rindu. Membutakan mataku hingga lupa pada hal yang aku percayakan. Ketika percakapan kita sesekali menjadi pasif, keadaan mengubahku menjadi orang yang posesif. Si menyebalkan dalam sebuah hubungan. Menanyakan dimana kamu saat ini, apa yang kamu lakukan tadi pagi, ataupun dengan siapa kamu berbincang-bincang minggu ini. Mengedepankan egoku agar setiap saat waktumu hanya untukku saja. Suara-suara sumbang mulai terdengar di telinga. Tentang mereka yang sok tahu atas apa yang terjadi pada dirimu. Mereka mulai lihai berkicau sana sini hingga menggelapkan pandanganku. Bersorak sorai melihat aku yang terpengaruh bisikan itu. Desas-desus yang bertujuan memisahkan kita selamanya.
Maaf karena aku telah menjadi sangat menyebalkan untukmu. Setahun tak melihatmu lagi membuatku seperti seseorang yang kehilangan akal. Tidak percaya atas hati yang selalu kamu jaga diujung sana. Sementara yang kamu lakukan hanyalah dengan sabar menyadarkanku. Tak perlu dengarkan orang lain, katamu. Meyakiniku bahwa hanya akulah satu-satunya yang kamu ingin. Aku suka saat kamu meyakinkanku seperti itu. Membuatku untuk percaya lagi padamu dengan sepenuh hati. Bertahan atas apapun yang melemahkan. Mempercayaimu lagi bahwa yang kamu lakukan saat ini semata hanya untuk masa depan kita. Aku selalu milikmu, katamu. Dan aku akan selalu percaya hal itu. Untukmu yang begitu jauh disana, terima kasih karena selalu percaya pada mimpi kita di masa mendatang. Aku percaya Tuhan akan selalu menjagamu disana. Dan sejauh apapun waktu membawamu pergi, sepenuh hatiku tetap selalu menjadi milikmu.
...
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Memuja Rindu Di Balik Sendu
Storie d'amoreKenapa aku menulis cerita ini? Jawabannya karena ingin saja. Ini fiksi, tapi non fiksi Tidak semuanya fiksi, tapi tidak juga semuanya non fiksi Pokoknya itu deh. Ada tips-tips untuk orang patah hati juga. Semoga aja sebagian perasaan kalian bisa ter...