Chapter 2

12.6K 1.1K 88
                                    

Happy reading 💜

| | |


Hari itu masih sangat pagi, sekitar pukul 8. Tepat di hari Sabtu keenam putranya mengunjungi Dimas di rumahnya yang ada di Depok. Katanya Dimas tiba-tiba sakit dan ingin bertemu dengan mereka.

"Regan!" panggil seseorang yang membuat Regan dan Reza menoleh ke asal suara.

"Gavin?!" Regan terkejut mendapati sahabat satu klubnya itu berada di sana. Sama sepertinya, Gavin juga baru saja tiba bersama Marcell.

"Lo ngapain disini?" tanya Gavin sambil keduanya bersalaman.

Sementara Marcell dan Reza hanya saling melempar senyuman tipis. Keduanya sudah paham siapa mereka sebenarnya.

"Lo sendiri ngapain di rumah bokap gue?" tanya Regan balik.

"Apa lo bilang? bokap lo? anjir, berarti selama ini kita sodara! ini juga rumah bokap gue!!" Gavin memekik keras, antara senang dan tak percaya.

Regan speechless, "serius lo?"

"Yaiyalah bego! masa iya gue becanda."

Regan langsung saja memeluknya erat.

"Gue bersyukur Vin, karena yang jadi sodara gue itu elo, bukan si Bara. Semalem gue berpikir keras, seandainya Bara yang jadi sodara gue kayaknya tiap hari bakal adu jotos, haha ...."

"Hahah sa ae lu, adu bacot yang ada. Tapi gue sih bersyukur, ya seenggaknya gue udah hapal gimana tabiat lo."

"Gue juga udah hapal kebobrokan dan sifat buruk lo."

"Hah, sifat buruk anjir." Gavin terkekeh.

"Oh ya Vin kenalin, itu kakak gue bang Reza. Bang sini!" panggilnya, dan Reza pun menghampiri.

"Halo bang, gue Gavin temen klub basketnya Regan di luar sekolah tapi, makanya baru liat kan."

"Oh iyaiya, emang belom pernah liat sih, kalo gitu panggil bang Reza aja ya." ucap Reza seraya tersenyum.

"Ekhem, saya kakaknya Gavin Marcello," ucap Marcell memperkenalkan diri seadanya.

"Kakak Regan juga dong, halo kak gue Regan yang paling gemesin, haha." ucap anak itu seraya menyalaminya sambil tertawa.

"Iya, panggil Bang Marcell aja." ucapnya, lalu Marcell  bersalaman dengan Reza.

"Reza, kayanya kamu harus panggil abang juga, anak dari istri kedua ayah kan?" tebak Reza yang di balas senyuman serta anggukan kepala, "iya bang."

"Ck, gue kira ketemu sodara tiri tuh bakal bikin emosi jiwa dan bikin gue benci."

"alah elo mah kebanyakan nonton sinetron makanya kek gitu, gue sih seneng-seneng aja banyak sodara, banyak rezeki hahaha."

"Anjir! mending kalo pada baik, lah gimana kalo pada bikin naik darah coba?"

"Tau ah, ya berdoanya biar di kasih sodara yang baiklah Vin!"

Gavin terkekeh, keduanya pun mengikuti Reza dan Marcell yang sudah lebih dulu memasuki rumah.

🐰🐰🐰

Siapa sangka, di kamar Dimas ternyata sudah ada dua orang pemuda lainnya. Al dan El, si kembar pemberian istri ke tiganya.

"Kalian sudah datang? nah, kan gini enak ayah liatnya. kumpul bareng, ngomong-ngomong kalian udah saling kenal belum?" tanya Dimas dengan suara lemahnya.

"Udah yah, tapi sama mereka belum." jawab Regan seraya menunjuk Al dan El.

Dimas tersenyum, "ini Alvino, dan yang di sampingnya Elvino. Mereka kembar tidak identik." jelas Ayah Dimas.

Our Little Brother [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang