Chapter 15

9K 1K 212
                                    

Happy reading 💜

|  |  |

Baru hari pertama sekolah Arras sudah terkenal. Wajahnya yang asing lalu tiba-tiba pingsan di tengah upacara membuat ia di perbincangkan oleh para siswa dan khususnya para siswi.

Setidaknya, itulah yang terjadi ketika ia memperkenalkan diri di kelas barunya.

"Eh, elo kan yang tadi gak sengaja gue senggol terus jatoh," ujar siswa yang duduk di dekat tembok. Namanya Jefri, terlihat dari nametag yang ia gunakan di seragamnya.

Arras memicingkan matanya. Benar, ia ingat wajah itu. "Iya bener, emang kenapa?" y
tanya Arras dengan raut muka datarnya.

Siswa tadi tersenyum meremehkan.

"Sudah-sudah, ayok kamu cari tempat duduk kosong karena kita akam mulai belajarnya."

"Siap pak." Arras pun berjalan menuju tempat kosong yang sialnya ada di depan siswa tadi.

"Hey sobat, masa upacara aja pingsan, hah? kkkk." sahut salah seorang siswa.

Arras diam. Tidak mungkin ia meladeni orang seperti itu sekarang ini, bisa-bisa imagenya akan jelek dan itu akan membuat Reza kesulitan. Arras tidak suka melihat kakak-kakaknya kesulitan karenanya.

🐰🐰🐰

El memainkan pulpennya sambil mendengarkan musik melalui earphone, ia sedang membaca di kelas  yang kebagian jamkos alias jam kosong karena dosennya yang berhalangan hadir dan hanya memberi tugas kelompok.

Tiba-tiba seseorang mendekatinya. Ia sih santai-santai saja meski belum kebagian kelompok. Walaupun terbilang masih anak baru di kelas tapi teman-temannya pasti akan memperebutkan dia untuk masuk ke kelompok mereka. Ya, namanya juga cogan jenius.

"Hai El," sapa cewek berkacamata dengan rambut pendek dan poninya, ia terlihat lucu dengan kemeja kotak-kotak warna navy yang membalut tubuh mungilnya.

"Oh, hai Reva. Ada apa nih? tumben." El menaruh bukunya lalu membuka earphone di kedua telinganya.

"udah kebagian kelompok belom?"

"Emm, belom sih nanti aja nunggu kelompok sisa hehe. Lo sendiri?"

Cewek bernama Reva itu menggeleng pelan.

"Rev, El sekelompok bareng gue!" pekik Jacky yang baru saja tiba di kelas setelah ia kembali dari perpustakaan.

El mengerutkan keningnya. "Sejak kapan kita sekelompok?" tanyanya heran.

"Sejak sekarang, hehe nanti kerja kelompok di rumah lo lagi ya, sekalian pengen ketemu adek lo."

"Kita gak deket ya, plis lo gak usah sok akrab sama gue Jack," ujar El

"Idih sombong amat lo." Jacky mendengus sebal, ia tak sengaja melihat Reva yang tersenyum memandangi El.

"Lo ngapain liatin El mulu Rev?"

"Hah? Enggak, apasih Jack? Enggak kali." Reva membantahnya, namun tiba-tiba ia jadi salah tingkah.

El melirik kedua orang itu. "1 kelompok berapa orang?"

"Tiga," jawab keduanya serempak.

"Bagus, gue gamau ribet lagi berarti kita bertiga udah jadi satu kelompok," ujar El santai.

Our Little Brother [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang