Chapter 7

8.8K 981 91
                                    

Happy reading 💜

| | |

Dugh!

Dugh!

Dugh!

Itu suara bola berwarna oranye yang menyentuh lantai. Ia sedang di mainkan oleh empat orang pemuda di lapangan sana sore itu selepas pulang sekolah tadi sekitar pukul 3.

"Lo berdua serius sodara?" tanya salah satunya yang berambut agak pirang, Galang.

"Seriusan emang muka gue keliatan boong apa?" jawab sekaligus tanya Gavin yang kini sedang men-dribble bola.

"Muka lo sih serius Vin, tapi muka dia nih yang gak ada serius-seriusnya, minta di geplak kayaknya," ujar si cowok berponi, Vindi.

Plak!

Regan menepak lengan Vindi seraya berseru, "Walaupun muka gue imut, tapi omongan gue serius Di,"

"Sakit njir!" seru Vindi seraya mencubit kedua pipi Regan dengan geregetan.

"Ish, gue bukan balita!" seru Regan tak suka kalau teman-temannya memperlakukan Regan layaknya anak kecil.

"Duduk yuk ah, capek gue. Maen juga gak bener." ujar Galang yang langsung duduk di lapangan sembari meneguk air putih. Lalu ke tiga lainnya pun mengikuti.

"Kita sodara seayah, baru tau 2 minggu yang lalu," ujar Gavin setelah menenggak habis air putih yang tadi tersisa setengahnya.

Galang dan Vindi mengangguk seraya ber-oh ria.

"Jadi itu sebabnya lo berdua pindah ke Depok sama-sama?" tanya Galang.

Gavin mengangguk.

"Tapi kayaknya lo gak seneng gitu Vin? Beda sama si Regan yang kayaknya antusias banget," ujar Vindi.

"Antusias dong, karena gue udah jadi adeknya Gavin sekaligus jadi abang sekarang, hahaha."

"Ck!" Gavin mendelik tajam ke arah Regan.

Melihat Gavin yang tampak kesal, Regan mempoutkan bibirnya.

"Ya kalo cuma dia doang ama abangnya sih gak masalah, cuma ada lagi 2 orang yang gak gue suka, abang kita yang lain sama adek bontot kita, argh!" Gavin mengeram kesal.

"Kalo Bang El ya gue maklumi Vin, lah adek gue gak salah apa-apa lo benci, gimana sih," ujar Regan tak terima. Ia pun bangkit dan berlalu pergi.

"Kok dia marah Vin? emang adek lo ngeselin banget ya?" tanya Vindi.

Gavin mengendikkan bahunya acuh. Ia pun bangkit berdiri.

"Gue duluan ya, berabe kalo si Regan marah," ucapnya yang di angguki kedua temannya.

Galang dan Vindi sama-sama paham, salah satu kelemahan Gavin adalah Regan. 4 tahun mereka berteman, ternyata membuat Gavin menyayangi Regan seperti saudara. Dan nyatanya, mereka memanglah saudara.

🐰🐰🐰


Arras menutup doanya dengan mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya, begitupun dengan Gatra dan Bayu.

"Bunda, Arras pulang dulu ya," ucapnya lalu mencium nisan sang ibu yang sudah lusuh akibat termakan usia. Setelahnya, mereka pun bangkit dan berjalan menuju parkiran.

"Ras, lo yakin mau balik lagi ke Depok?" tanya Gatra.

"Iyalah, nanti abang-abang gue pada nyariin."

"Tapikan besok lo kesini lagi, mana harus pagi-pagi banget, emang lo gak capek apa?" Kali ini Bayu yang bertanya.

"Enggak, nanti gue tidurnya jam 9 deh biar bisa bangun pagi-pagi, hehe."

Our Little Brother [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang