09

202 11 0
                                    

Tasya Hilary Donelia

Tasya Hilary Donelia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dion Leif Ericson

Dion Leif Ericson

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Caca duduk di atas karpet dengan posisi kakinya terlipat. Punggungnya bersandar ke kasur, dan lampu kamarnya mati sehingga cahaya di kamarnya tidak terlalu terang. Jam di dinding menunjukkan pukul setengah enam pagi, dan Caca sudah duduk seperti ini selama dua jam. Ia tidak bisa tidur semalaman, menghabiskan waktu dengan menonton film sampai shubuh. ponselnya tergeletak di atas meja belajar, ia tidak tahu sudah berapa banyak pemberitahuan yang masuk dari kemarin sore.

Ini sudah hari keempat sejak Mahesa mengaku dirinya masih menyukai Tasya. Caca makin sering merasakan sesuatu yang aneh secara tidak sengaja melihat Mahesa memperhatikan Tasya, saat mereka berdua sedang bercanda, saat Mahesa menyebut nama Tasya, saat mereka bertiga tidak sengaja bertemu di tempat parkir, bahkan saat Mahesa tidak melakukan apa-apa. semuanya adalah perasaan yg belum pernah dirasakan nya terhadap cowok itu.

Hanya Tuhan yang tahu sudah berapa kali Caca memutar lagu-lagu melow dari iPod-nya setiap malam. dua hari belakangan ini, Mahesa juga tidak main ke rumahnya. Entah ada hubungannya dengan persoalan ini atau apa hanya perasaan caca yang berelebihan.

Bersamaan dengan jarum jam yang terus bergerak, Caca semakin tidak nyaman dengan apa yang dirasakannya. Ia semakin tidak paham, karena caca memang belum pernah merasakan seperti ini. Ia jadi selalu gelisah, mood-nya selalu mudah sekali turun, apalagi setelah mendengar lagu sedih.

Ia bingung harus cerita pada siapa. Selama ini Mahesa selalu menjadi tepatnya untuk bercerita tentang hal apapun. Tapi sekarang permasalahannya berbeda, jadi tidak mungkin ia menceritakannya pada Mahesa.

Laptop Caca mati karena baterainya habis. Ia pun duduk menghadap ke jendela kamar terbuka. dinginnya udara di waktu shubuh, masuk ke dalam kamar yang AC-nya sudah dimatikan sejak satu jam yang lalu. Lampu-lampu dibawah sana yang tampak dari kamar Caca satu persatu mati karena matahari sudah semakin menampakan wajahnya.

Langit berubah warna menjadi kekuningan dan biru. Caca menghela nafas, ia ingat sekarang adalah hari rabu. Itu berarti malam ini entah dirinya menginap di tempat mahesa, atau sebaliknya.

Story Of The Four Girls♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang