14

135 12 0
                                    

Tinggal dua puluh menit sebelum bel pulang sekolah berbunyi. Tapi, Kimmy masih saja mendapati teman sebangkunya terus-terusan melihat kearah jam dinding. Kakinya bergerak-gerak seperti orang yang sedang cemas dan ia memainkan bolpoin lebih agresif dari biasanya. Kimmy sesekali melirik temannya itu yang hampir sepuluh detik sekali berganti posisi.

" Lo kenapa sih? " bisik Kimmy setelah ia menekankan bolpoin kalangan Freya.

" Hah? " Freya menoleh. " Oh, nggak apa-apa, pengen pulang aja. "

" Mau nyerang geng motor mana lagi? " Tanya nya lagi. Mengingat saat berapa minggu yang lalu, wajah Freya dipenuhi oleh memar bekas pukulan.

" Cuma nyelesain masalah biasa aja kok, " jawab Freya. " Kok, tadi lu pake nanya gw kenapa? "

"  Cemas banget. "

" Kelihatan banget ya? "

Kimmy mengangguk. " Iya lah. lo tuh mirip sama gw kalo lagi kenapa-napa. "

Freya terkekeh entah apa maksud Kimmy mengatakan hal itu, tapi perkataan tersebut membuat Freya merasa dirinya ingin tersenyum.

" Serius kan, cuma masalah biasa doang? "

Mali ini Freya mengangguk. " Iya. " jawabnya. Berusaha untuk menjawab dengan intonasi biasa meskipun tenggorokannya terasa kering.

" Kalo besok lo nggak masuk, awas aja lo, dan kalau sampai gw liat muka lo kenapa-napa lagi, berarti masalah kali ini bukan masalah biasa. "

Freya tersenyum ke arah gadis yang duduk di sebelahnya. " Iya gw janji, ga bakalan nyampe bonyok lagi muka gw. "

Setelah pembicaraan itu usai, tidak ada lagi obrolan diantara mereka. Kimmy duduk diam sambil memegang pulpen berwarna biru di tangan kanannya. Ia sudah tidak berkonsentrasi dan otaknya kini kosong. Ia merasa sedih. Khawatir. Khawatir sekali akan keselamatan temannya itu.

Keadaan semakin buruk saat ia menyadari kalau ia tidak bisa menyalahkan siapa-siapa kecuali dirinya sendiri.

Sementara itu Caca dan Keyra tengah asyik mengobrol tentang bias mereka, dengan hebohnya mereka mencium-cium ponsel mereka saat layar menampil kan wajah sang bias yg sangat mereka cintai itu dan tak memperhatikan sedikitpun apa yang diterangkan oleh pak Alan di depan.

Tiba-tiba Caca menoleh ke arah belakang memberikan kode pada Kimmy dan Freya untuk mendengarkannya baik-baik.

" Pulang sekolah mampir dulu yuk. " Ajak Caca setengah berbisik.

" Mau ke mana? " tanya Kimmy.

" Kayaknya gw nggak ikut deh, gw ada urusan. " Tolak Freya.

" Nggak bisa gitu dong Frey, masa iya setiap kali kita kumpul lo selalu nggak ikut. Intinya lo harus ikut! Karena gw ga menerima alasan apapun. " Sahut Keyra penuh paksaan.

" Kok gitu sih key? Kalo emang ni urusan nggak penting, gw juga mau kali jalan sama kalian. " Ujar Freya.

" Nih, Frey kita cuma makan doang kok. kalo udah makan, terus serah lo mau pergi duluan boleh, mau ngurusin urusan lo duluan juga nggak apa-apa. " Bujuk Caca.

" Ikut ya Frey, paling cuma beberapa menit atau paling lama satu jam, iya kan? " kata Kimmy.

" Ya udah, tapi jangan lama-lama ya, gw soalnya udah ditunggu, kalo telat urusannya makin panjang. " Jawab Freya setuju.

" Ga lama kok tenang aja, " ucap Keyra.

" Yaudah gue ikut. " Ujar Caca

" Nah gitu dong, dari tadi kek. " ucap Keyra.

...

Empat anak remaja berseragam sekolah dengan masing-masing nampan di tangan mereka keluar dari pintu depan menuju smoking area. Raut wajah Kimmy nampak tidak senang pada awalnya, namun setelah duduk dan menusuk sedotan ke tutup plastik, ia kembali ceria.

" Gerah tau di luar, " protes Kimmy setelah meminum lemon tea-nya timnya karena ia tidak suka soda.

" Bawel. ntar gw kipasin. "

" Oke. " jawab Kimmy santai sebelum ia membuka bungkus nasi.

Freya mendengus, kemudian ia mencabut sedotan dari gelasnya dan memukul kepala Kimmy dengan sedotan basah itu.

" Jangan mulai deh, "  gumam Kimmy pelan, enggan meladeni Freya karena ia sangat lapar.

Mereka selalu seperti ini setiap ke McDonald sepulang sekolah. Kimmy selalu ingin makan di dalam, karena di luar gerah. Namun, karena Freya kadang merokok, permintaannya bertolak belakang dengan Kimmy.

Sedangkan Caca dan Keyra tidak mempermasalahkan di dalam ataupun di luar.

Bahkan berapa waktu, mereka sempat makan sendiri-sendiri karena tidak ada yang mau mengalah. Padahal mereka memesan makanannya di satu kali pembayaran. Tapi setelah makan yang bisa diambil, Kimmy akan memilih bangku di ruang ber-AC dan Freya akan keluar dan duduk di smoking area.

Mereka memang aneh, tapi ini cara mereka.

" Makan jangan kayak babi, " kata Keyra pelan berapa menit setelah ia memperhatikan Freya di hadapannya.

" Lo ba*i. " Ujar Freya.

" Shh, ngomongnya apaan, sih! " ujar Caca dengan suara yang sengaja lebih dikeraskan sehingga beberapa orang yang duduk di luar menoleh kearah mereka dengan tatapan menyalahkan Freya.

" Stupid, lo! " kata Freya sambil menginjak kaki kiri Caca di kolong meja.

Gadis- gadis di hadapannya hanya tertawa ringan, kemudian kembali sibuk dengan makanannya tanpa bicara apa-apa lagi. tapi lima menit kemudian, Caca melempar dua batang kentang goreng ke arah Kimmy yang baru ingin melahap nasinya.

" Caca mah, ih! " Rengek Kimmy yang dari jam pelajaran terakhir sudah mengeluh mau mati karena kelaparan.

" Napas kalo makan. jangan kayak ba- " kata Caca.

" Barbie. " Ucap Kimmy santai.

" Yee sinting, mana ada Barbie kayak lo. " Sahut Freya.

.
.
.

Story Of The Four Girls♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang