KISAH SEBELUMNYA
Tatyana bangkit dengan gerakan halus yang sangat anggun. "Tidurlah dulu. Besok pagi, kita akan membahas rencana menemukan Sayap Legendaris."
Darah yang tercuar ke angkasa, jeritan kesakitan, keriuhan orang-orang mencari perlindungan, juga rasa ngeri yang tertancap di dada mempercepat denyut jantung. Namun, dari semua itu, rasa membakar yang menusuk kemudian membelah tubuhnya terasa menyiksa. Tatyana terbangun dengan peluh membasahi kening.
Dadanya naik turun sangat cepat. Sekujur tubuh penyihir itu meremang. Apa tadi ramalan masa depan? Hujan darah dan peperangan yang tak bisa dihentikan. Dia mendekap tubuhnya sendiri berusaha menyingkirkan semua getaran yang masih tak bisa dikendalikan.
Apa dia harus peduli? Selama ini, hidupnya hanya untuk mengumpulkan uang sebanyak mungkin. Menikmati segala hal yang mahal dan mewah demi menjaga kecantikan. Setiap keping emas yang didapat, dipergunakan untuk bersenang-senang. Makan enak, membeli pakaian bagus, juga tongkat sihir yang sangat kuat.
Seandainya pun Kerajaan Rudrach tempatnya tinggal sekarang mengalami kehancuran, dia hanya perlu mengungsi ke kerajaan lain. Bukanlah hal yang sulit bagi bounty hunter nomaden sepertinya.
Akan tetapi, seseorang telah memintanya mencarikan Vleugel sang Sayap Legendaris dan bersedia membayar dengan uang yang tak akan habis sampai beberapa puluh tahun ke depan. Orang itu mengatakan ingin menggunakan kekuatan sayap untuk menyelamatkan Kerajaan Rudrach.
Namun, apa kliennya mampu menggunakan Vleugel? Bukankah menurut legenda, sayap hanya bisa digunakan jika memang ia menyetujui untuk dipakai? Ya … Vleugel punya kehendak, sama seperti sayap legendaris lainnya yang dimiliki keluarga raja.
Ah, sudahlah! Urusan peperangan memang bukan ranahnya untuk mencampuri. Saat ini, yang paling penting adalah menemukan Sayap Legendaris itu secepatnya agar segera mendapat pelunasan upah. Setelah itu, ia bisa bersenang-senang berdua bersama Agnis. Membelikannya pakaian mewah, mungkin juga memberikan pemuda itu sedikit perawatan wajah dan rambut. Tatyana merasa sayang jika lelaki segagah itu harus terlihat dekil dan kumal.
Seusai merapikan diri, Tatyana langsung keluar menuju kamar Agnis. Dia mengetuk pintunya beberapa kali, tapi tidak ada jawaban.
"Apa masih tidur?" gumamnya. Tatyana baru saja hendak berbalik ketika ia langsung menabrak seseorang yang berdiri di belakangnya. Tubuh penyihir itu seperti menubruk sesuatu yang keras dan kukuh.
"Maaf." Lelaki itu bergerak mundur.
Tatyana tak berkedip. Agnis yang kini berdiri di hadapannya bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek selutut. Lekuk tubuh yang terpahat sempurna jelas membuat penyihir itu terperanjat. Bahu bidangnya disapa helai rambut yang kini sudah bersih dan wangi. Rambut perak itu kini digerai dan masih meneteskan air sesekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penggoda x Hereditary of Legendary Wings
FantasyWARNING : 18+ Bijaklah Memilih Bacaan Agnis, seorang pengembara miskin tak pernah menyangka harus berutang nyawa pada seorang penyihir angin yang cantik luar biasa. Tatyana Reginaventia mengajaknya untuk mencari sayap dalam legenda. Sayap bernama Vl...