WARNING : 18+ Bijaklah Memilih Bacaan
Agnis, seorang pengembara miskin tak pernah menyangka harus berutang nyawa pada seorang penyihir angin yang cantik luar biasa. Tatyana Reginaventia mengajaknya untuk mencari sayap dalam legenda. Sayap bernama Vl...
Rahang Agnis mengeras. Terbayang kelebatan darah yang tertumpah di tanah. Jeritan orang-orang yang memohon pertolongan, juga ketidakmampuannya untuk berbuat apa-apa. Kelebatan wajah penuh duka Skadya kembali terbayang. Nyeri itu kembali merajah.
"Baiklah, aku akan membantumumendapatkanVleugel, sang SayapLegendaris."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tatyana menatap langit-langit kamarnya dengan ceria. Balutan baju tidur berbahan sutra dingin membuatnya sangat nyaman meski tempat tidur yang disediakan bukanlah kasur kelas atas.
Selintas terbayang wajah kliennya yang begitu serius meminta menemukan pemuda jujur yang memiliki wajah seperti dalam lukisan di atas perkamen. Wajah tanpa ekspresi yang tak terlihat begitu menarik, tapi ternyata jauh lebih memesona di dunia nyata.
Apa dirinya tidak salah orang?
Tatyana kembali melihat gambar yang diberikan kepadanya. Rambut perak sebahu dan mata emas bukanlah kombinasi umum di Kerajaan Rudrach. Namun, bekas luka lurus sepanjang ruas jari kelingking di alis kanan menjadi bukti yang tak terbantahkan. Agnis memang pemuda yang dimaksud.
Tatyana sempat mempertanyakan alasannya. Ramalan katanya. Hanya Agnis yang tidak akan merebut sayap saat berhasil mendapatkannya.
Gadis itu memejamkan mata. Mungkin ramalan itu benar. Buktinya selama dia mencari rekan seperjalanan, selain Agnis, dia sudah membunuh semua pria itu karena selalu berusaha mencuri barangnya.
Belum lagi satu orang bahkan nekat hendak menodainya. Tatyana pun mencabik-cabik tubuh pria itu tanpa sisa dengan sihir angin terkuat.
Agnis berbeda. Sejak awal pemuda itu bahkan menghindari kontak mata jika tidak perlu dan begitu rikuh kala tubuh setengah telanjangnya terlihat.
Tatyana menyunggingkan senyum. "Mungkin kali ini, aku tidak perlu membunuh lagi." Gadis itu pun terlelap.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.